PEMBIMBING

122 9 0
                                    

Riana baru bisa kabur dari Regha setelah pria menyebalkan itu akhirnya pergi kekantor.

" Ahh ini semua sangat membosankan," menyingkirkan semua tumpukan buku dihadapannya.

" Nona Riana, sepertinya suasana hati Anda kurang baik sekarang, jadi mari lanjutkan ini lain waktu saja," Caroline, dia adalah pembimbing Riana yang langsung ditunjuk oleh Regha.

Caroline bukanlah pembimbing biasa, karena ia adalah orang khusus yang harus memberikan tata cara bersikap layaknya seorang nona muda Tanjung kepada Riana. Bagaimana seorang nyonya besar seharusnya bersikap, semua itu harus dipelajari oleh Riana dengan sangat baik.

Tentu saja dia bosan, siapa yang tidak bosan dengan pelajaran yang monoton seperti ini. Mengatur bagaimana harus berpakaian, gaya bicara yang digunakan semuanya sudah ditentukan.

" Tidak lanjutkan saja," lain di hati lain di mulut.

Riana sebenarnya ingin mengakhiri ini sekarang juga tapi nyalinya masih terlalu kecil untuk menerima amarah Regha lagi yang sudah pasti akan berakhir dengan menghukumnya diatas ranjang.

***
Sementara disisi lain, kini Regha sudah berada disebuah pemakaman umum. Menatap kearah dua buah makam yang bertuliskan nama dari orang tua Riana.

" Apa ini Sam, kenapa kau membawaku kemari," tanya Regha sambil terus menatap kedua makam itu.

" Tuan, ini adalah makam dari orang tua kandung nona Riana. Saya mendapatkan informasi jika mereka sebenarnya adalah Tuan dan nyonya Mahesa, pemilik sah dari perusahaan Mahesa, Dan yang membuat terkejut lagi ialah nyonya dan tuan Mahesa sekarang seperti sengaja menutupi hal ini dari semua orang termasuk penerus sah dari Mahesa grup yaitu nona Riana" jelas asistennya lagi.

" Aku mengerti, kini satu rahasia kembali terbongkar," gumam Regha sambil meremas tangannya kuat.

" Apa perlu kita membongkar segalanya sekarang,"

" Tidak Sam, biar kita lihat sejauh apa mereka bisa bermain," berjalan semakin mendekat kearah kedua makam itu.

" Aku memang bukanlah orang baik, tujuanku sekarang hanyalah balas dendam. Jadi aku tidak akan terpengaruh oleh apapun termasuk kepada putri kalian," menatap sekilas kedua makam, kemudian segera melangkahkan kakinya menjauh.

"Berpangaruh tuan muda, kehadiran nona Riana telah mengubah tujuan anda," lirih asisten Sam pelan sambil memandang punggung kekar milik tuan mudanya.

***
Riana hanya fokus dengan kukunya saja sejak tadi, tidak mendengarkan sedikitpun penjelasan dari pembimbingnya.

Kapan ini akan selesai, aku masih harus melanjutkan pelajaran tentang make up nanti. Sungguh ini sangat membosankan. Merenggut kesal.

Dua jam berlalu, dan Riana akhirnya menarik nafas lega, setelah harinya yang indah harus diisi dengan pembinaan yang tidak jelas.

Riana duduk dibalkon kamarnya, sambil mendengarkan sebuah lagu dari ponselnya.

Menutup kedua matanya, menikmati terpaan angin serta suasana sore yang begitu menenangkan.

Bahkan dirinya tidak sadar jika sejak tadi Regha sudah terus memperhatikan dirinya.

" Apa sebegitu sibuknya kau sampai tidak menyadari kedatangan suamimu ini," kesal karena merasa terabaikan.

" Om kapan kau kembali," kagetnya.

" Apa om," membulatkan matanya lebar.

" Maksudku sayang, kapan kau kembali," tersenyum paksa lagi.

" Bukan urusanmu," duduk disamping Riana.

Riana hanya menggelengkan kepalanya pelan, kemudian mulai menikmati lagi masa santainya.

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang