CHECK UP KE DOKTER PART 2

66 4 0
                                    

Happy reading all 💐💐

Regha duduk dengan manis didekat Riana, pria itu tampak antusias dengan apa yang akan ia saksikan sekarang.

" Apa yang kau lakukan, kenapa kau membuka baju istriku seperti itu," protes Regha saat melihat dokter kandungan yang memeriksa Riana mulai membuka baju gadis itu,"

" Maafkan saya tuan Regha, tapi untuk USG dan melihat bayinya maka tidak boleh ada penghalang seperti baju," jelas dokter itu takut-takut.

" Apakah itu benar Ina,"Regha bertanya lagi kepada Riana karena tidak percaya dengan perkataan dokter tadi.

" Benar sayang sudah kau diamlah, ini pertama kalinya aku akan melihat anakku,"

Dokter itu kembali lagi memulai pekerjaannya saat Regha sudah duduk manis lagi, tapi tatapan Regha yang mengintimidasi membuat siapa saja pasti akan merasa gemetar.

" Tuan, nona lihatlah dia sudah mulai berbentuk sekarang," menunjuk kearah sebuah layar monitor.

" Apa kau sedang menipu kami sekarang, makhluk apa itu, kenapa sangat aneh. Kami juga tau bentuk bayi bagaimana," lagi-lagi Regha tidak mau menerima perkataan dokter itu.

" Sayang dia masih dalam proses pertumbuhan, dalam beberapa bulan kedepan barulah wajudnya akan terlihat seperti seorang bayi kecil," jelas Riana lagi, bahkan anak umur 10 tahun saja mungkin tau akan hal ini.

Regha kembali diam, menyaksikan apa yang dilakukan oleh dokter itu selanjutnya dengan pandangan mata penuh kewaspadaan.

" Bayinya sehat, saya akan memberikan resep vitamin yah sekarang," setelah tersenyum kepada Riana dokter itu meninggalkan ruangan.

"Ina apakah aku harus membayar dokter yang lebih mahal lagi, dokter itu tampak tidak handal sama sekali," bisik Regha.

" Sayang bisakah kau diam saja, lain kali aku tidak mau membawamu jika sedang periksa kandungan," turun dari ranjang pasien.

" Tapi," Regha ingin bicara lagi saat dokter tadi tiba-tiba saja masuk dan memotong pembicaraan Regha.

Setelah segala ketidak jelasan dan berbagai macam drama yang ditimbulkan oleh ketidakjelasan Regha serta protes yang menyebalkan akhirnya check up kandungan untuk bukan ini dinyatakan selesai.

" Sayang tunggu," Riana menahan tangan Regha yang senantiasa merangkul pinggangnya.

" Kau butuh sesuatu lagi," jawab Regha cepat.

" Aku ingin pergi ketoilet dulu, kau pergilah kemobil lebih dulu,"

" Tidak aku akan menemanimu saja, bagaimana jika sesuatu terjadi padamu hemm,"

Riana tampak berfikir sebentar, sebenarnya dia ingin bertemu dengan asisten Sam. Pria itu sudah menunggunya diruangan gadis itu, tapi bagaimana dia akan bisa lepas dari pengawasan Regha.

Saat Riana ingin menjawab Regha tiba-tiba muncul asisten Sam dari arah belakang mereka.

" Tuan muda, nona muda. Maafkan saya karena tidak bisa ikut dalam pemeriksaan kandungan nona Riana hari ini, karena saya memiliki sesuatu yang harus diurus,"

" Untuk apa kau ikut, Ina adalah istriku dan baby yang ada diperutnya adalah anakku. Kau tidak akan berguna. dalam hal ini Sam," menjawab dengan nada ketus.

" Ehhh asisten Sam tapi apa yang kau lakukan disini," tanya Riana mengalihkan pembicaraan sebelum Regha mengatakan sesuatu yang menyebalkan lagi.

" Saya datang untuk menjenguk nona pendonor jantung waktu itu,"

" Benarkah, bagaimana kondisinya sekarang,"

Regha memberi isyarat kepada asisten Sam agar menutup mulutnya dan tidak bicara sembarangab lagi. Namun kali ini pria itu seolah tidak memperdulikan arahan Regha ia justru menuntun Riana untuk keruangan VVIP tempat sang gadis pendonor.

Maaf tuan muda, tapi kali ini saya harus menyelesaikan semua tugas saya. Dengan terselesaikannya masalah gadis pendonor ini maka langkah selanjutnya adalah membasmi hama yang sekarang sedang merayakan keberhasilannya di rumah utama Tanjung.

" Bibi kau disini," Riana melihat sosok ibu sang wanita yang keluar dari ruangan.

" Nona Riana, tolong saya nona tolong kali ini bantu putri saya sekali lagi saya mohon," mulai menjulurkan tangannya.

Bukankah itu berlebihan, aku menyuruhnya agar memberi tahu nona soal dokter itu saja kenapa malah berekting menangis seperti itu. Gumam asisten Sam dalam hati.

" Apa yang kau lakukan menjauhlah dari Inaku," menarik Riana agar mundur kedekatnya dan menjaga jarak dengan wanita itu.

" Bibik ada apa, apa terjadi sesuatu yang buruk. Katakan apa yang bisa aku bantu untukmu aku pasti akan berusaha semampuku,"

" Saya mendengar jika ada seorang dokter yang hebat yang bisa menangani pasien mati otak sekalipun, tapi masalahnya dokter itu sangat lah susah menerima pasien. Jadi saya mohon nona tolong bantu saya,"

" Itu kabar bagus, benar begitu bukan sayang. Kami pasti akan berusaha mendapatkan dokter itu untuk menangani putri anda,"

Regha membulatkan matanya, bukannya Riana sudah terlalu baik untuk membantu pengobatan gadis itu. Kenapa sekarang dia harus repot lagi membantunya mencarikan dokter terbaik.

Regha menatap asistennya berusaha mendapatkan jawaban dari sana, tapi asisten Sam justru sibuk dengan ponsel ditangannya seolah takut menghadapi Regha.

" Sayang benarkan kita akan mendapatkan dokter itu," tanya Riana sekali lagi.

" Sayang tapi kan dia sendiri bilang jika itu akan sangat sulit,"

" Kau kan seorang Regha yang hebat, jadi ku mohon ini keinginan baby Tanjung juga," mengelus perutnya dan menatap Regha dengan tatapan memohon.

Sial kenapa dia harus membawa anakku, juga lihat wajah memohonnya itu mana bisa aku menolak jika sudah begini.

" Baiklah, Sam. Pergilah dan gunakan nama Tanjung untuk mendapatkan perawatan gadis itu, katakan pada dokter itu jika tuan muda Tanjung sendirilah yang mengirimkan permohonan ini," perintah Regha dengan terpaksa.

" Baik tuan muda," berusaha menjaga ekspresinya.

***
Setelah berbincang beberapa saat Riana akhirnya pulang dengan Regha dan juga asistennya. Sementara sang ibu dari wanita itu akhirnya bisa merasakan kelegaan yang luar biasa kakinya bahkan sampai gemetar tadi saat menatap wajah Regha yang dingin.

" Memang benar cinta bisa mencairkan batu sekeras apapun, dan lihatlah sekarang aku memiliki harapan yang lebih besar untuk menyelematkan putriku dari mautnya,"

***
" Ina kenapa dia sangat kecil sekali, aku bahkan tidak tau yang mana kepalanya. Juga sangat gelap apakah dia tidak takut didalam sana," tanya Regha sambil memperhatikan foto USG dan perut Riana secara bergantian.

" Tidak sayang, tidak takut gelap sepertimu. Diakan anakku jadi tentu saja dia tidak akan takut dengan apapun juga, bahkan orang sekejam dirimu saja sudah aku luluhkan," mengangkat wajahnya sombong.

" Benarkah kau tidak takut denganku, katakan sekali lagi dan lihat apa yang akan aku lakukan nantinya," menatap Riana serius.

Riana memamerkan deretan gigi rapinya dengan tersenyum lebar.

" Sayang aku hanya bercanda saja, jangan marah yah," memeluk Regha kuat, masa bodoh dengan harga dirinya jika sudah dekat dengan Regha.

Asisten Sam lagi-lagi harus terjebak dalam suasana aneh itu, dirinya menatap Selly sebentar melihat gadis itu tampak sangat tidak nyaman sama sepertinya Yang sangat merasa terganggu dengan keberadaan dua orang dibelakang yang sibuk dengan dunianya .

Dunia memang hanya milik Regha dan Riana yang lain hanya mengontrak dan numpang menginap saja.


















Jangan lupa vote&comment yaa

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang