Entah apa tujuan pria itu membawa Riana kekantornya, bukankah Regha ingin menutupi identitas Riana namun kenapa malah justru membawanya kekantor seperti ini.
" Sayang bagaimana jika ada yang curiga dengan kita nantinya," bisik Riana pelan ketika mendapati senyum diwajah semua orang yang menyapanya dan Regha.
" mama datang kekantor, dia menyuruhku membawamu juga kemari," menarik tangan Riana agar lebih cepat untuk berjalan.
" Riana apa kabar sayang," langsung menyambut Riana dengan hangat.
" Hai mama, Riana baik kok mama gimana," membalas perlakuan hangat dari wanita itu.
" Mama juga baik kok sayang, tapi akan lebih baik lagi kalau mama dapat kabar baik secepatnya," memandang Regha dengan penuh isyarat.
" Aku akan pergi sebentar," meninggalkan Riana juga mamanya itu.
Suasa canggung macam apa ini. Gerutu Riana kesal ketika dia hanya berdua didalam ruangan itu bersama dengan sang ibu mertua.
" Ma, bagaimana yang lain apakah mereka semua baik," mulai membuka pembicaraan.
" Iya mereka sangat baik, dan mereka menitipkan salam serta terimakasih mereka untuk mu dan juga Regha atas hadiah kalian kemarin," menatap Riana sambil tersenyum senang.
" Ahh syukurlah jika kalian semua suka," mengalihkan pandangannya kearah lain, ragu untuk berpandangan langsung dengan mertuanya itu.
" Riana apakah kau suka dengan anak-anak," tanyanya tiba-tiba.
Riana hanya mengangguk sambil tersenyum sedikit.
" Kalau begitu apakah kau tidak berniat untuk pergi berbulan madu lagi dengan Regha,"
Riana yang terkejut dengan perkataan yang tiba-tiba itu hanya bisa menelan salivanya kasar.
" Ahh Riana rasah, Regha masih terlalu sibuk mah," mencari alasan yang tepat untuk menolak perintah mertuanya itu.
" Jangan khawatir mama dan papakan disini, kalian bisa pergi berbulan madu. Nikmati waktu kalian berdua selagi kalian masih muda,"
Riana semakin dibuat canggung dengan situasi yang terjadi sekarang, dimanakah Regha disaat genting seperti ini.
" Ahhh ngomong-ngomong untuk apa mama memanggil Riana kekantor, bukannya kalau mau bertemu mama bisa menyuruh Riana pergi kerumah mama atau sebaliknya saja," kini mencoba mengalihkan pembicaraan.
" Ahh iya mama lupa hal itu, sebentar lagi adalah hari ulang tahun perusahaan. Mama mau kamu membantu mama untuk menyiapkan acara intinya nanti, karena berhubung sekarang mama sudah punya menantu jadi tidak ada salahnya kan untuk bersantai," menyandarkan tubuhnya disofa.
" Riana akan membantu sebisa mungkin mah,"
" Bukan membantu Riana sayang, tapi kau adalah pemilik acara itu. Jadi kau lah yang harus mengatur segalanya,"
" ta..tapi mah, Riana mana mungkin bisa," bingung bagaimana mau mengatakan jika dia harus berusaha bersembunyi dari dunia luar dengan sebaik mungkin.
" Kau tidak mau yah membantu mama," memasang wajah sedihnya.
" Tidak begitu mah, hanya saja Riana tidak terbiasa terlibat dalam acara besar seperti ini,"
Aku tidak mungkin bisa menolak, tapi bagaimana identitasmu sebagai istri dari Regha Tanjung tidak akan terbongkar nantinya.
" Baiklah kita sepakat, kau yang akan mengurus segalanya," aura cerianya langsung kembali lagi sekarang.
***
Setelah berbincang cukup lama dengan menantunya, mama Regha memutuskan untuk segera kembali kerumahnya karena memiliki pekerjaan mendadak.Sedangkan Riana masih menunggu Regha diruangannya, duduk diam seperti orang bodoh yang kehilangan arah.
" Apa kau sudah lama menunggu, Dimana mama," Regha tiba-tiba saja masuk kedalam ruangan dan membuat Riana yang baring langsung memperbaiki posisinya.
" Sayang, i..itu mama sudah pulang sejak tadi. Aku mengantuk jadi aku tidak sengaja tertidur tadi," takut Regha akan menganggap dirinya tidak sopan karena berani berbaring di ruangannya sembarangan.
" Apa yang kau bicarakan, jika bicara atur juga nafasmu itu," duduk didekat Riana.
" Hemm om, tadi mama memintaku untuk," ucapannya dipotong oleh Regha seenaknya.
" Menyuruhmu untuk menjadi pengatur acara inti ulang tahun perusahaan nanti kan,"
Riana dengan cepat mengangguk, berharap Regha dapat membantunya untuk keluar dari sana.
" Lakukan saja apa masalahnya membuat orang tua senang," meneguk minuman yang dibwakan oleh staf untuk Riana tadi.
" Tapi bagaimana jika identitasku sebagai istrimu terungkap nantinya, bagaimana reaksi semua orang. Apa tanggapan mereka nantinya, dan para wanitamu itu bagaimana jika mereka menyerang ku bersamaan nantinya," berbicara panjang lebar lupa untuk bernafas.
" Riana bernafas," perintah Regha, ketika melihat Riana yang terus bicara panjang tanpa memberikan jeda bernafas sedikitpun.
Riana menenangkan dirinya kemudian mulai mengatur nafas yang sudah memburu.
" Kau tenang saja aku tidak perduli lagi, lagi pula cepat atau lambat kau harus diperkenalkan kepada dunia sebagai istriku," mulai bicara lagi saat merasa Riana sudah bisa mengatur nafasnya dengan baik.
" Tapi sayang, bagaimana dengan para wanita mu itu," mulutnya langsung dibungkam oleh Regha.
" Sudah aku bilang bukan, jika bibir ini harus selalu berhati-hati dalam mengucapkan kata-kata. Atau aku akan menggigit nya hingga tanpa bekas," mengelus bibir Riana lembut
Akukan hanya membicarakan sebuah fakta disini. Lirihnya kesal, karena Regha menggigit pelan bibir ya tadi.
" Kau lapar, ayo makan siang dan isi otakmu dulu," menarik tangan Riana keluar dari ruangan itu.
Semua mata seakan hanya tertuju kepada Riana dan juga Regha, setiap pandangan itu memiliki aura yang berbeda. Ada yang baik tapi ada juga tidak suka serta tidak perduli.
Ada apa dengan keluarga ini sebenarnya, kenapa mereka sangat ingin mengungkapkan identitasku sebagai istri sah dari Regha, dan justru pria ini kenapa dia juga jadi ikut-ikutan seperti ini. Bukankah dia yang paling tidak ingin jika ada orang lain yang mengetahui pernikahan kontrak ini. Masih bergumam dalam hati, sembari menunggu makanan yang dipesan datang.
" Ada yang ingin aku katakan," ucapan Regha membuyarkan semua fikiran Riana.
" Iya ada apa sayang," menjawab Regha cepat.
" Tidak nanti saja,"
Tidak aku tidak bisa mengatakan semuanya sekarang, tidak sampai pesta ulang tahun perusahaan nanti. Fikir Regha lagi.
Riana hanya mengangkat bahunya bingung kemudian memulai acara makan-makannya karena memang makanan yang mereka pesan sudah datang.
***
Setelah makan, Regha membawa Riana berkeliling sebentar. Dengan alasan agar otak Riana yang kecil dapat bertumbuh sedikit lebih besar.Tapi mungkin karena lelah atau apa, Riana justru tertidur didalam mobil. Dengan sigap Regha memberikan topangan bahunya untuk kepala Riana.
" Sepertinya dia sangat mengantuk hari ini," merapikan rambut Riana yang terurai bebas menutupi wajah cantiknya.
Asisten Sam yang berada di kursi kemudia depan tersenyum melihat reaksi tuan mudanya itu, senyum itu dulu tidak pernah ada diwajah tuan mudanya tepatnya setelah kepergian kakak Regha.
Regha menggendong Riana yang masih terlelap masuk kedalam rumah, berjalan pelan agar gadisnya tidak terganggu sama sekali.
Saat Regha meletakkan Riana di kasur, gadis itu hanya bergeliat kecil kemudian kembali tertidur lagi.
" Bahkan kau tidak terganggu sama sekali," ikut berbaring didekat Riana, lalu memeluk gadisnya erat.
Jangan lupa vote&comment yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kecil Sang Miliyader 1
RomantizmSinopsis:Istri Kecil Sang Miliyader 1 {TAMAT} --------------------------------------------------------- Menceritakan tentang sosok pria kaya raya yang menikahi seorang wanita dengan tujuan balas dendam. Riana Mahesa, seorang gadis yang harus menerim...