Happy Reading, jangan lupa like dan komennya.
" Tikus, tapi dirumah ini tidak pernah ada tikus sebelumnya," ucap kepala pelayan.
" Ada bahkan tikusnya sangat lah besar sekali," menyuap sepotong roti ukuran besar kemulutnya.
Semua orang yang ada disana hanya saling menatap, kecuali Regha yang tersenyum sendiri melihat tingkah bodoh dari Riana.
" Kalau begitu saya akan memanggil pembasmi hama nanti, untuk memeriksa rumah terutama dikamar anda,"
" Hemm kau harus memanggilnya, agar tikus penggaggu itu menghilang," ucap Riana sambil menatap kearah Regha yang tersedak makanannya sendiri.
" Aku rasa pembasmi hama atau apapun tidak bisa menghilangkan tikus itu, bagaimana mungkin kalian ingin menyingkirkan tikus dari rumahnya sendiri," ucap Regha.
" Kenapa tidak, jika tikus itu mengganggu kita harus membasminya bukan," memberikan Regha segelas air.
" Tikus itu hanya mengambil apa yang menjadi haknya,"
Tentu saja perdebatan tentang seekor tikus dipagi hari itu membuat semua orang bingung, tikus apa sebenarnya yang dimaksudkan oleh kedua orang itu hanya mereka dan Tuhanlah yang tahu.
Setelah sarapan yang diiringi dengan perdebatan tentang tikus itu Riana segera pergi dari rumah bersama dengan supir pribadinya yang diutus langsung oleh Regha.
Awalnya Riana tidak ingin jika dia diikuti oleh orang lain tapi Regha si raja pemaksa itu mengharuskan Riana untuk selalu bersama dengan orang pilihannya selama dia tidak ada didekatnya. Dengan alasan yang terbilang tidak masuk akal yakni karena Riana harus menjadi gadis penurut dan baik.
Hari ini Riana berminat untuk pergi berbelanja beberapa pakaian, tentu saja bukan untuk dirinya. Melainkan karena perintah dari sang suami yang mengatakan jika nanti malam keluarga besar Regha akan berkunjung kerumah dan sebagai tuan rumah yang ramah Regha menyuruh Riana membelikan keluarganya beberapa pakaian serta barang lainnya.
" Baik sekarang tinggal perlengkapan bayi," gumam Riana sambil melihat list yang sudah diberikan Regha untuk memudahkan Riana berbelanja.
Riana seperti seorang nyonya besar, beberapa pelayan dan pengawal senantiasa mengekor dibelakangnya sambil membawakan belanjaannya yang tidak bisa dibilang sidikit itu.
***
Sementara Riana sibuk berbelanja, Regha kini tengah tersenyum sendiri didalam ruang kerjanya.Dia membayangkan reaksi Riana ketika kembali nanti.
" tuan muda semuanya sudah siap," ucap asisten Sam yang baru saja memasuki ruangan Regha.
" Hemm baguslah, segera siapkan mobil aku tidak sabar melihat reaksi gadis bodoh itu nanti,"
***
Riana akhirnya tiba dirumah, namun tidak terlihat siapapun disana. Para pelayan dan penjaga biasanya akan berkeliaran dirumah besar ini."Kemana semua orang," ucap Riana karena merasa rumah itu begitu sepi dan kosong. Bahkan lampunya saja masih belum menyala meskipun diluar sudah mulai gelap.
Riana menapakkan kakinya kedapur tempat biasannya para pelayan sudah sibuk menyiapkan makan malam, namun masih tidak ada orang disana. Akhirnya Riana memutuskan untuk kerumah pelayan dihalaman belakang namun disana juga terlihat kosong dan sepi.
Riana yang bingung itupun hanya mengangkat bahunya, lalu segera menuju kamarnya.
" Bukankah seharusnya keluarga Regha sebentar lagi akan datang, tapi kenapa rumah ini serasa mati dan sepi begini," gumam Riana sebelum membuka pintu kamarnya.
Didalam kamarpun sangat gelap, hanya ada pencahayaan dari lilin yang berada di sudut kamar.
" Apakah mati lampu, tapi diteras depan lampunya masih menyala," mencoba mencari saklar lampu.
Riana menyalakan lampunya.
" Lihat ini menyala," gumam Riana sendiri ketika berhasil menyalakan lampu kamarnya.Riana membulatkan matanya terkejut karena melihat Regha yang sedang berdiri membelakanginya.
" Hah om kau membuatku terkejut, kapan kau pulang. Dan kenapa tidak menyalakan lampunya," celotehnya panjang lebar sambil berjalan kearah Regha.
"Kenapa kau terus mengacaukan rencanaku," lirih Regha kesal.
" Rencanamu? memangnya apa rencanamu, dan kemana semua orang bukankah kau bilang jika keluargamu akan datang malam ini," gerutu Riana lagi.
" Tidak tahu," membanting dirinya dikasur karena kesal.
" Kau kenapa marah om, dan kenapa kau membuat kamar ini berantakan, apa kau ingin mengerjaiku lagi,"
" Hemm aku hanya berniat baik dengan membuat kejutan kecil dihari ulang tahunmu tapi kau malah datang dan mengacaukan semuanya,"
" kejutan, ulang tahun. Tapi hari ini bukan ulang tahunku om," duduk disamping Regha.
" Bukan ulang tahunmu, tapi di kontrak itu tertulis hari ini," Regha bangun dan menatap serius kearah Riana.
" Ahh benar, aku lupa memberitahumu jika ada kesalahan dalam dataku saat itu," ucapnya tanpa dosa sama sekali.
" Hufthh jadi maksudmu semua yang aku siapkan hari ini hanya sia-sia saja," membanting tubuhnya lagi dikasur.
Riana menatap Regha yang terlihat frustasi dengan kebodohannya sendiri.
" Om kau tau, aku bahkan tidak pernah mementingkan ulang tahunku lagi. Karena tidak pernah ada yang perduli denganku. Setiap tahun dihari ulang tahunku hanya ada kesedihan dan juga duka. Maka dari itulah aku tidak pernah lagi mau mengingat ulang tahunku, dan untuk pertama kalinya ada orang yang mau susah payah menyiapkan pesta kejutan untukku. Jadi terimakasih banyak, terimakasih karena sudah mau melakukan ini," menatap lekat Regha yang kini juga menatap dirinya.
" Memangnya kapan ulang tahunmu itu," tanya Regha penasaran.
" Kau tidak perlu tau, lagi pula aku tidak ingin mengingatnya. Tapi sungguh niatmu itu sudah membuatku sangat berterimakasih," tersenyum kepada Regha.
Regha mengangkat alisnya bingung, sebenarnya ada apa dihari ulang tahun gadis ini hingga membuatnya tidak ingin mengingat hari itu.
" Tunggu om, jadi kau membohongiku jika keluargamu akan datang, jadi aku berkeliling seharian ini hanya percuma saja dan...," ucapannya terpotong karena dengan segera Regha menariknya hingga membuat Riana jatuh tepat dibawah kukungan tubuh kekar Regha.
Regha tidak ingin mendengarkan ocehan lebih lanjut dari Riana, maka dari itu dia langsung menutup bibir mungil itu dengan bibir tebalnya.
Terlewatlah satu malam panjang bagi dua orang itu.
***
Riana masih tampak tidak ingin meninggalkan kasurnya, dia masih merasa tidak enak badan. Mungkin karena kelelahan.Sementara itu Regha sudah siap berangkat kekantor, namun saat dia ingin mengecup kening Kayla sebentar guna mengucapkan selamat tinggal. Regha dibuat terkejut karena suhu tubuh Riana yang cukup tinggi.
Dengan rasa khawatir yang besar Regha segera berlari keluar dan menciptakan keribuat dipagi yang tenang itu.
" Tuan muda ada apa," tanya asisten Sam yang memang sudah berada dirumah Regha semenjak tadi pagi.
" Cepat panggilkan dokter, tubuh Riana sangat panas aku sangat khawatir kepadanya. Cepatlah," perintah Regha dengan nada yang sangat panik.
Setelah menyuruh asistennya memanggil seorang dokter Regha kembali lagi kedekat Riana yang masih terlelap dalam tidurnya itu.
" Sayang apa kau baik-baik saja, kau tenang yah dokter akan segera datang kemari sebentar lagi. Apa jantungmu kambuh lagi, kenapa suhu tubuhmu panas seperti ini," panik Regha sambil memeriksa kondisi Riana, hingga tanpa ia sadari dirinya telah mengucapkan sebuah kata saklar.
Riana yang merasa terganggu bisa mendengar sayup-sayup suara Regha yang menyebutnya dengan kata sayang. Tapi karena merasa sangat lemas dia kembali lagi memejamkan matanya.
Jangan lupan vote&comment yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kecil Sang Miliyader 1
RomanceSinopsis:Istri Kecil Sang Miliyader 1 {TAMAT} --------------------------------------------------------- Menceritakan tentang sosok pria kaya raya yang menikahi seorang wanita dengan tujuan balas dendam. Riana Mahesa, seorang gadis yang harus menerim...