KEBENARAN PART 2

124 9 0
                                    


" Riana aku mohon jangan membenciku, aku melakukan semua ini untuk dirimu juga," berusaha menjelaskannya kepada Riana.

" Kalau begitu terimakasih untuk kebaikanmu itu, aku akan membalasnya sekarang. Kau selalu ingin aku menjadi wanita dewasa yang menuruti semua keinginan dari suaminya bukan, maka baiklah aku akan melakukan itu. Hingga kau puas dan akan mencampakkanku suatu hari nanti,"

" Itu tidak akan pernah terjadi, aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi dari sisiku,"

" Kalau begitu aku harus merasa terhormat tuan Regha, terimakasih sekali lagi terimakasih banyak," matanya menatap nanar kearah Regha.

Kemarahan yang tidak pernah diliat oleh Regha sekalipun selama hidupnya, Dimata Riana kini hanya ada kebencian dan amarah tidak ada lagi senyum secerah mentari seperti biasanya.

Sepertinya kejadian ini mengguncang jiwa gadis malang itu, Riana hanya akan mengurung dirinya seharian dikamar tanpa melakukan apapun.

Tidak ada tingkah konyol dan semua kebodohan yang biasa Riana lakukan, bahkan gadis itu seperti raga yang kehilangan jiwanya.

" Sampai kapan kau akan terus begini Riana," Regha sudah tidak tahan karena sampai sekarang gadis itu belum juga mau memaafkan dirinya.

Tak ada respon apapun dari bibir yang biasanya selalu melontarkan kutukan untuk Regha itu.

" Aku akan menyiapkan air mandimu," ingin melangkhak kekamar mandi namun tangannya dipegang erat oleh Regha.

" Sudah cukup, berhentilah kumohon aku sudah tidak tahan dengan ini," kini Regha berlutut didekat kaki Riana sambil tangannya masih menggenggam tangan Riana kuat.

" Apa yang kau lakukan, bangunlah tidak pantas seseorang seperti dirimu berlutut seperti ini, kau bahkan bisa membuat ayah dan ibuku berlutut dikakimu bukan," melepaskan tangannya perlahan.

"Riana sampai kapan kau akan terus salah paham denganku, sampai kapan kau akan terus menyalahkan diriku hah," menatap nanar kearah gadis itu.

" Seharusnya kau tau akan hal ini dari awal tuan Regha, kau bukan hanya menyakitiku tapi kau juga menghilangkan kepercayaan ku. Balas dendam tanpa alasanmu itu sudah membuatku terjebak kedalam ini semua. Apa kau tau bagaimana rasanya itu," menghapus air matanya.

" Aku hanya ingin menunjukkan kebenaran kepadamu, hanya itu saja," nada bicaranya cukup keras.

" Bukan untukku, tapi untuk egomu itu. Dan bicara soal kebenaran tuan Regha kau harus tau jika kakakku tidak pernah bersalah dalam hal ini, dia hanyalah korban hanya korban. Kau tau dia sedang hamil anak dari kakakmu itu, dia bahkan meminta pertanggungjawaban dari kakakmu tapi kau tau pria itu mengatakan dengan santainya jika dia belum siap menjadi seorang ayah. Karena tekanan akhirnya kakakku memutuskan untuk bunuh diri, dan disini hanya nama Mahesa lah yang buruk lalu dimana keadilan yang kau junjung tinggi itu selama ini. Dimana keadilan yang kau janjikan didepan semua orang, kau bahkan tidak membiarkan kakakku mendapatkan sebuah keadilan bahkan disaat dia telah tiada, kau bersikap seolah hanya keluargaku yang bersalah disini tapi bagaimana dengan kesalahan kakakmu itu hah," menatap Regha lagi dengan penuh amarah.

" Hanya ada satu alasan, alasan yang sama yang membuatmu begitu membenciku sekarang. Hanya karena cinta kita terhadap semua orang yang kita sayangi hanya itu tidak ada yang lain lagi," menatap Riana.

" Baiklah kalau begitu mari ambil jalan masing-masing mulai sekarang, semuanya sudah jelas bukan sekarang. Tujuanmu sudah tercapai jadi seharusnya perjanjian awal kita sudah berakhir sampai disini saja,"

" Aku sudah bilang bukan, jangan pernah berharap kau bisa lepas dariku. Tidak akan aku biarkan kau pergi tidak akan pernah," menggenggam tangan Riana kuat.

" Lepas kau menyakitiku," berusaha melepaskan cengkraman tangan Regha yang begitu kuat.

Regha langsung sadar akan kesalahannya barusan.
" Maaf aku tidak bermaksud," ucapannya terpotong karena Riana lebih dulu berlari meninggalkannya.

***
Tidak terasa waktu sudah berjalan selama satu bulan, Riana masih bersikap begitu dingin. Dan kini saatnya sang ibu menagih perjanjiannya dengan Regha waktu itu.

Regha harus membiarkan Riana apapun pilihannya, meskipun itu harus melepaskan nya.

" Tuan muda apa yang anda pikirkan sekarang," asisten Sam bertanya kepada Regha yang sepertinya kehilangan fokusnya.

" Sam mama Menghubungiku, dia mengatakan bahwa dia akan turun tangan langsung sekarang," pandangan matanya kosong kedepan.

Sepertinya kondisi semakin memburuk sekarang, nona Riana bahkan sudah tidak ingin lagi bicara banyak seperti dulu lagi.

" Apa yang harus kulakukan Sam, aku tidak ingin Riana direnggut dariku,"

" Tuan muda, saya rasa anda harus banyak istirahat sekarang. Kita juga masih sibuk untuk mencari pendonor jantung itukan," mencoba memecah fokus Antoni.

" Aku ingin menyerah Sam, kini hanya ada dua pilihan yang pertama aku kehilangan Riana karena mama yang memutuskan atau aku kehilangannya karena hukum alam," tanpa sadar kembali menetes kan air matanya.

Belakangan ini Regha juga lebih sering diam, dia bahkan lebih sering menangis sekarang apa lagi saat membicarak soal Riana.

Regha pulang kerumah dengan mata sembab seperti biasanya, namun kali ini dia tidak mendapatkan Riana berada dikamar seperti biasanya.

Karena panikpun dengan segera Regha mencari keberadaan gadisnya itu.

" Tidak ini tidak boleh terjadi, Riana tidak boleh meninggalkanku," terus berlari menyusuri setiap sudut rumahnya namun nihil karena dirinya masih tidak menemukan Riana dimanapun.

" Tidak aku tidak ingin ini semua, tidak boleh Riana hanya milikku dia tidak boleh pergi tidak boleh," terduduk dilantai kamarnya.

" Om," suara lembut dari ambang pintu membuyarkan fikiran kacau Regha.

Setelah sekian lama Regha kembali mendengar panggilan itu, panggilang yang begitu dia rindukan dari seorang Riana.

Tanpa berkata apapun lagi Regha segera memeluk Riana erat, memastikan jika gadis itu tidak pergi kemanapun apa lagi sampai meninggalkannya.

" Kemana saja kau hah, kau fikir ini lucu. Aku bahkan sudah mencarimu kesemua tempat kau tau," mengguncang tubuh Riana.

" Tapi aku tadi bertemu dengan mama dan Vivi di kafe dekat rumah,"

Regha tidak mengatakan apapun dia langsung melum*t bibir Riana dalam. Kali ink Regha tidak akan membiarkan Riana pergi darinya tidak akan pernah.

" Kau ingin pergi dariku kan, maka aku akan menghamilimu sekarang, hingga kau hanya akan terus terikat denganku," melanjutkan kembali aksinya.

Riana terus saja memberontak, ia tidak ingin semua.
" Hentikan kumohon hentikan ini semua," memukul dada Regha kuat.

" Tidak sebelum kau mengandung anakku,"

Regha melakukannya tanpa memperdulika Riana yang terus saja menangis tanpa henti dibawah kukungannya.

***
Regha membuka matanya lebih dulu, dia tersenyum karena melihat Riana yang tidur tepat disampingnya.

" Maaf tapi hanya ini saja yang bisa aku lakukan sebagai upaya terakhirku untuk mengikatmu tetap berada di sisiku," mengecup kening Riana sebentar.

















Jangan lupa vote&comment yaa

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang