CURIGA

59 4 0
                                    

Happy reading all 💐💐

Waktu yang terus berjalan tanpa ingin menunggu siapapun juga memaksa asisten Sam harus menjalankan rencana selanjutnya. Memancing seekor lebah kecil keluar dari sarangnya, bukan hal yang sulit memang bagi pria itu tapi dengan pertimbangan mama Regha yang memiliki hati begitu lembut asisten Sam harus sangat berhati-hati dalam setiap langkahnya.

" Tuan muda, saya mendapat kabar jika aktifitas nona Jenie sekarang adalah keluar berbelanja dan bersenang-senang diluar. Tidak ada yang bisa melarangnya karena sepertinya bukan hanya mendapatkan perlindungan dari tuan besar kini nona Jenie juga berhasil mendapatkan perlindungan dari nyonya besar,"

Regha mengepalkan tangannya kuat, sebenarnya apa yang ingin dilakukan oleh wanita satu itu. Sungguh sangat menyusahkan.

"Sam, Riana belum mencurigai apapun bukan. Aku berusaha agar Ina tidak terhubung dengan siapapun juga sekarang. Entah apa yang akan Ina fikirkan nanti, aku takut dia akan stres dan berpengaruh dengan anakku,"

" Tidak tuan muda, saya rasa nona Riana belum mencurigai apapun hingga sekarang. Tapi yang perlu kita waspadai adalah pertemua nona Jenie dengan nona Riana karena wanita sepertinya bisa memasukkan hal yang negatif kedalam fikiran nona muda,"

Regha mengangguk setuju, saat ia ingin berbicara lagi tiba-tiba Riana masuk kedalam ruangan tanpa mengetuk pintu lebih dulu, untung saja Regha sadar akan hal itu.

" Ina ada apa, bukankah aku menyuruhmu untuk beristirahat dulu. Aku akan menyusul nanti,"

" Aku ingin tidur sayang, tapi ponselmu ini terus saja berbunyi. Kau tau ini sangatlah mengganggu," meletakkan ponsel Regha diatas meja.

" Terimakasih, sekarang pergilah kekamar lagi. Masih ada yang harus aku kerjakan,"

Riana membalikan tubuhnya, namun kembali berbalik arah ke Regha.

" Tapi sayang siapa itu Jeno?," tanya Riana penasaran.

" Jeno?," Regha dan asistenya hanya saling menatap siapakah orang aneh yang memiliki nama seperti itu.

" Iya sayang, yang terus menelfon ponselmu itu adalah seorang wanita tadi, dan dia bilang dia bernama Jeno," menunjuk ponsel Regha yang ada digenggaman pria itu.

Regha meremat ponselnya sendiri dengan kuat, jangan bilang yang dimaksud Riana adalah Jenie. Bisa-bisanya dia salah sebut nama seperti ini.

" Ahhh dia hanya rekan kerjaku saja sayang, sudah masuk lah sana kekamar dan tidur yah,"

Riana memicingkan matanya, rekan kerja mana yang memanggil satu sama lain dengan panggilan swety. Apakah Riana mulai meragukan Regha lagi. Tidak, mungkin itu benar-benar rekan kerja Regha yang.

Setelah sosok Riana menghilang dibalik pintu, Regha segera mengecek ponselnya.

" Sam sepertinya gadis itu sudah memulai langkah barunya lagi," memperlihatkan layar ponselnya yang penuh dengan panggilan tidak terjawab dari nomor tidak dikenal.

" Tuan muda, sepertinya kali ini kita tidak bisa meremehkan lawan. Gadis ini punya sesuatu selai perlindungan dari tuan dan nyonya besar. Pasalnya ia selalu bertindak tepat sasaran, entah sebuah kebetulan atau memang sudah direncakan dengan sangat baik, Jenie ini selalu saja muncul disaat yang tepat. Ia tau kapan nona muda pergi kekantor untuk mengantar makan siang anda, ia juga tau saat anda dan nona berada di ruang utama Tanjung lalu sekarang dia tau jika ponsel milik anda berada dikamar didekat nona. Itu pertanda jika wanita ini benar-benar sangat licik dan pintar,"

Regha melempar sebuah buku hingga mengenai kepala asistennya.

" Kau sedang memuji wanita itu hah, Cih aku pasti akan menghabisi gadis itu jika dia berani muncul di depan Inaku,"

****
Flash back.

Riana sudah berusaha untuk tidur, tapi ponsel Regha yang berada di meja itu membuatnya bahkan tidak bisa memejamkan mata apa lagi tidur.

" Berapa lama lagi kau akan berbunyi hah," mengambil ponsel Regha.

Riana ragu apakah dia harus menjawab panggilan itu apa tidak, Regha pasti tidak akan suka jika privasinya diganggu seperti ini. Tapi telpon ini seperti tidak ada habisnya saja.

Akhirnya Riana mencoba menjawabnya, dengan maksud memberitahu si penelfon untuk menghubungi telpon rumah yang terhubung ke ruangan kerja Regha saja.

" Halo swety akhirnya kau mengangkatnya juga, kapan kau akan kesini aku sudah sangat merindukanmu," suara seorang gadis asing disebrang sana membuat Riana bertanya-tanya.

Tentu hal pertama yang muncul dibenak Riana adalah apakah Regha kembali seperti dulu, apakah suaminya itu kembali berhubungan dengan banyak gadis diluar sana. Namun dengan sekelabat fikiran positif dia menepis semua kegundahannya itu, tidak baik memikirkan hal yang tidak penting. Riana hanya perlu mempercayai suaminya saja.

Riana turun dan mengantarkan ponsel Regha keruangannya, dimana Regha sepertinya sedang sibuk bicara dengan asisten Sam tentang masalah yang sangat penting.

Flashback off
***
Riana berusaha menghibur dirinya dan melupakan masalah tadi dengan menonton sebuah siarah televisi, maksudnya hanya untuk menunggu Regha sebentar namun siapa sangka Riana justru malah tertidur dengan keadaan televisi yang menyala dan dirinya yang masih berbaring dengan nyaman diatas sofa.

Regha masuk kedalam kamar, mendapati istri kecilnya itu meringkuk kedinginan di sofa kamar dengan telivisi yang masih menyala.

Tanpa basa-basi lagi, Regha membawa Riana kakasur dan membaringkannya disana. Setelah semua selesai Regha berbaring didekat istrinya yang tampak begitu pulas saat ini.

Namun saat Regha memejamkan matanya beberapa saat, Riana tampak sedikit bergumam dalam tidurnya membuat Regha lebih mendekat agar dapat mendengar lebih jelas lagi.

" Jeno si*l*n, tidak akan aku biarkan kau merebut suamiku. Aku akan memutilasimu jika kau berani menggoda Reghaku," Riana sepertinya sedang mengunggah saat ini, masalahnya yang membuat Regha gemas adalah pengucapan nama yang Riana tujukan untuk Jenie, yang seharusnya Jenie malah diubah menjadi Jeno oleh gadis yang satu ini.

" Tenang yah, tidak akan ada yang terjadi. Aku hanya milikmu dan kau hanyalah milikku saja," mengecup kening Riana lalu Mampir sebentar diperut Riana untuk sekedar say Hallo dengan anaknya.

***

Setelah selesai dengan pekerjaannya asisten Sam kembali kerumah sakit, disana ada Selly yang kali ini ia tugaskan untuk menjaga wanita itu.

" Kakak kau disini, bagaimana apakah sudah ketemu jalan keluarnya. Apakah wanita itu sudah mendapatkan ganjarannya," jawab Selly dengan terburu-buru tanpa jeda.

" Biarkan dia merasa terbang diudara semakin tinggi dia terbang maka semakin menyenangkan pula ketika kita menjatuhkannya,"

" Kau memang hebat, aku akan pulang sekarang. Kau akan menjaganya disini kan, besok aku harus kembali lagi menjaga nona sejak pagi,"

" Bagaimana kondisinya, dan apakah semuanya sudah siap. Kita akan menerbangkannya besok lusa,"

" Kau tenang saja semuanya sudah siap, aku pulang dulu yah babay kakak semangat," menepuk bahu asisten Sam sekilas.

Pria itu masuk kedalam ruangan, duduk disebuah sofa panjang didalam ruangan ber- AC itu. Sudah seperti rutinitas sehari-harinya saja ia tidur dirumah sakit dan berjaga semalaman untuk menjaga detak jantung dari wanita asing itu.

" Fyuhhh sampai kapan aku akan menjaga detak jantungmu agar tetap berdetak dan bisa menciptakan semangat baru untuk nona muda," menatap tubuh yang masih terbaring tidak berdaya.



















Jangan lupa vote&comment yaa

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang