BULAN MADU PART 4

69 6 0
                                    

Lagi-lagi bangun dengan tubuh yang remuk, rasanya Riana ingin pulang saja dan membatalkan bulan madu konyol ini.

Hari inipun sama seperti kemarin, Riana masih tidak bisa keluar villa karena Regha tiba-tiba saja mendapatkan undangan mendadak dari salah satu kolega bisnisnya yang kebetulan sedang memesan risort didekat pulau mereka.

Sungguh menyebalkan sekali Riana hanya bisa terkurung ditempat ini seharian penuh, berbeda dengan Regha yang mungkin sedang bersenang-senang disana bersama para kolega bisnisnya.

Awalnya Regha mengajak Riana untuk ikut dengannya juga, namun apa bisa dibuat Riana hanyalah seorang gadis berusia 19 tahun yang baru lulus dari sekolah menengah atas. Fikirannya pasti tidak akan sampai jika dihadapkan dengan pembicaraan yang formal dan tentang bisnis dan berinvestasi, sungguh sangat bertolak belakang dengan gadis itu.

" Nona muda apakah ada yang anda butuhkan," tanya pelayan yang ditugaskan untuk melayani Riana selama 24 jam penuh.

" Apakah disekitar sini ada pusat perbelanjaan atau semacamnya, sungguh aku sangat bosan berada disini seharian," menatap pelayan wanita yang tampaknya jauh lebih muda dari pada dirinya itu.

" Ini pulau pribadi Nona, jadi pusat perbelanjaan mungkin hanya ada di kota sebrang saja,"

" Ckkkk sungguh sangat membosankan," berdecak sebal.

Pelayan itu hanya menunduk hormat, tidak pernah mengangkat wajahnya untuk menatap nona nya. Semua pelayan memiliki peraturan yang menyatakan jika mereka tidak boleh melanggar batasan dan aturan mereka salah satunya jangan pernah berani menatap wajah dari nona dan tuan mudanya. Belum lagi Regha juga sudah mengeluarkan rekrut bahwa semua orang harus menjaga jarak dengan Riana dan mengurangi kontak komunikasi sebisa mungkin dengan istrinya itu.

" Apakah tidak ada yang bisa dilakukan ditempat ini, aku benar-benar sangat bosan sekarang," menutup matanya dan menyandarkan tubuhnya disofa.

" Maafkan saya jika lancang nona, tapi saya dengar anda sangat suka bernyanyi dan bermain musik. Disini ada ruang musik tersendiri dilantai bawah,"

Riana menunjukkan semangatnya. Namun dirinya kembali mengingat perintah Regha untuk meninggalkan dunia musik dan tidak pernah menunjukkan bakat menyanyinya lagi dihadapan orang lain.

" Tidak aku sudah tidak melakukannya lagi," kembali menyandarkan tubuhnya disofa.

Ingin tahu tapi terlalu takut untuk bertanya lebih lanjut, mengingat siapa wanita yang ada dihadapannya ini saja sudah membuatnya gemeter ketakutan. Bagaimana jika dirinya melakukan kesalahan dan Riana akan menghukumnya nantinya.

" Nur," Riana memanggil nama gadis itu.

" Iya nona," sedikit terkejut namun menyembunyikannya sebaik mungkin.

" Apakah disini ada halaman datar dan luas yang bagus untuk tempat berkemah,"

" Ada nona, salah satunya dipekarangan belakang. Disana sangat pas untuk mendirikan tenda,"

" Kalau begitu bagus, tolong siapkan peralatan berkemah. Semuanya mulai dari tenda hingga makanan yang biasanya dimakan. Aku ingin mengubah halaman belakang itu menjadi tempat kemah terbaik sedunia," jelas Riana berapi-api.

" Baik nona akan segera saya laksanakan,"

Entah dari mana munculnya ide Riana ini, sepertinya menghabiskan waktu didalam tenda akan menyenangkan. Riana selalu penasaran bagaimana rasanya karena sejak kecil saat acara perkemahan tahunan sekolahnya dia harus tetap berada dirumah dan menjalankan pekerjaan rumah.

Selain itu tentunya Riana ingin membuatkan sebuah kejutan kecil untuk suaminya, agar fikiran pria itu tidak terlalu mesum lagi.

***
Sementara Riana sibuk dengan rencana kejutannya Regha kini tengah gundah gulanda memikirkan wajah sedih Riana yang ditinggal sendirian disaat bulan madu mereka.

Dasar pekerjaan sial*n. Kapan semua ini akan berakhir apa yang sedang dia lakukan sekarang.
Regha membayangkan wajah sedih Riana yang duduk di sofa sambil menghadap kebalkon dan sambil menangis karena regha meninggalkannya sendiri. Ahhh Regha pasti merasa menjadi pria tidak berguna sekarang.

Padahal Regha saja tidak tahu jika sekarang Riana sedang sibuk bersama dengan para pelayan dihalaman belakang villa itu menyulapnya menjadi sebuah tempat perkemahan yang menyenangkan.

" Nona sebaiknya anda beristirahat saja, biar kami yang melakukan semuanya,"

Riana sempat menolak, dirinya ingin tangannya sendirilah yang membangun tenda tapi desakan dari para pelayannya membuat Riana hanya bisa duduk tenang sambil sesekali memberikan arahan kepada para pelayan tentang apa yang mereka harus lakukan.

" Sam," bisik Regha yang sudah tidak bisa menahan ini lagi, bagaimana mungkin pekerjaan bisa mengganggu waktu bulan madunya seperti ini. Sungguh sangat menyebalkan sekali.

" Setengah jam lagi tuan muda," menunjukkan jam tangan merk ternama yang melingkar ditangannya.

" Ubahlah setengah jam itu menjadi setengah menit, aku yakin Inaku pasti menungguku disana," bisik Regha lagi.

" Akan saya usahakan tuan muda," menunduk hormat.

Ternyata orang seperti Regha juga harus bisa mengatur jadwalnya, karena kehadirannya saat ini akan sangat berpengaruh akan bisnisnya. Memang tidak lebih penting dari pada Riana, tapi dia mencari uang kan juga untuk wanitanya itu.

***
Riana mengukir senyum lebar diwajahnya, merasa puas dengan hasilnya. Kejutan Regha sudah menantinya, malam ini akan Riana pastikan mereka menikmati waktu yang indah, bukan hanya berada diatas ranjang dan membuat fikiran kotor Regha terus muncul.

" Nona muda apakah kami harus menyiapkan jamur panggang untuk nanti malam," sepertinya pelayan ini masih sangat baru bekerja disini.

Riana bahkan tidak percaya ada pelayan yang tidak tahu jika Regha alergi dengan jamur. Riana saja dulu tidak tahu jadi jangan salahkan pelayan ini, mungkin dia kurang telaten membaca kontrak kerjanya.

" Tuan Regha alergi dengan jamur, jadi jauhkan semua jenis jamur kau mengerti," ucap Riana ramah.

Seakan tersambar petir pelayan itu sudah gemetar ketakutan, jika dia tidak bertanya kepada Riana pasti dirinya akan membuat kesalahan fatal nantinya.

Untunglah wanita yang sepertinya hampir seumuran dengannya itu berhati sangat baik dan keramahan tampak sangat jelas diwajah cantiknya.

Riana mengambil foto lalu mengirimkannya kepada seseorang.

***
Ponsel asisten Sam berbunyi beberapa kali, suara notifikasi khusus yang hanya akan berbunyi karena pesan atau telfon dari Riana.

Dengan segera pria itu membuka ponselnya, melihat pesan yang dikirimkan oleh nona mudanya.

Kejutanku, awas saja jika kau mengacaukannya. Pastikan Regha kembali dengan selamat, jaga suamiku kau mengerti.

Pesan singkat yang penuh ancaman, mengharuskan pria ini terlibat kedalam rencana nona mudanya untuk membuat acara kejutannya berhasil.

baiklah sekarang aku harus masuk kedala. permainan anak-anak lagi. Meletakkan kembalikan ponselnya.

Setelah berbagai macam pembicaraan, akhirnya Regha dapat kembali bertemu dengan istrinya. Fikirannya sedikit kalut masih membayangkan Riana disana sendirian.

" Tuan muda ada sesuatu yang terjadi," ucap asisten Sam panik.

Ini bukanlah rencana atau gurauan dari asisten Sam karena ikut kedalam rencana kejutan Riana namun karena memang ada sesuatu yang terjadi.

" Ada apa Sam, kenapa wajahmu tampak pucat begitu," mulai ikut panik juga, karena tida biasanya wajah asistennya itu terlihat begitu sangat khawatir.



















Jangan lupa vote&comment yaa

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang