DUKA PART 1

98 8 0
                                    

Happy reading all 💐💐

Regha bisa bernafas lega untuk saat ini, setidaknya dia tau jika kondisi Riana baik-baik saja.

" Inilah sebabnya aku ingin kau mendapatkan donor jantung itu secepatnya, jantungmu bahkan jauh lebih lemah dari pada yang bisa kau bayangkan. Tapi kerana hatimu yang terlalu baik itu lah kau tidak bisa merasakan sakitnyakan," mengelus pucuk kepala Riana yang masih setia menutup matanya.

Regha sudah pernah hampir kehilangan Riana, dan dirinya tidak mau hal itu sampai terjadi kembali.

Apapun akan dilakukannya agar Riana tetap berada disisinya untuk selamanya, tidak ada yang boleh merenggut gadis itu meski maut sekalipun. Pria itu akan menentang hukum alam agar bisa terus bersama dengan Riana tidak perduli dengan hukuman apa yang akan ia dapatkan nantinya.

***
" Ina apakah kau sudah bangun," Regha meraba bagian Riana tidur semalam, namun tidak ada tubuh hangat yang biasanya masih setia erada disana.

Tidak mendapatkan respon apapun Regha segera membuka matanya dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan kamar itu.

" Ina apakah kau didalam," mengetuk pintu kamar mandi dan ruang ganti secara bergantian.

Regha yang tidak bisa menemukan Riana dikamar pun memutuskan mencari gadis itu diluar.

" Tuan muda selamat pagi," seorang pelayan menyapa Regha didekat tangga.

" Apakah kau melihat nonamu, kemana dia pergi pagi-pagi begini," bertanya kepada pelayan tersebut sambil pandangan matanya menyusuri semua sisi rumah.

" Nona Riana ada diluar, tidak tahu kenapa tapi sepertinya terjadi sesuatu dengannya," jawab pelayan itu takut-takut.

Tanpa membuang waktu lagi Regha segera berlari keluar mencari Riana, dan dirinya akhirnya dapat menemukan Riana duduk disebuah bangku taman sambil menatap kosong kedepan.

Regha masuk kedalam sebentar, mengambil sebuah jaket dan syal tebal untuk menutupi tubuh Riana.

" Kenaoa kau bangun pagi-pagi sekali seperti ini," membalut Riana dengan jaket dan syal yang dibawanya tadi.

" Tidak sayang aku hanya merasa bosan saja," menjawab seadanya kemudian kembali memandang kosong kedepan.

" Ina apa kau tau ini adalah hari kematian kakakku," menarik Riana agar bersandari dibahunya.

" Hemm aku tau,"

" Biasanya aku hanya akan mengurung diriku didalam kamar seharian penuh, tapi entah mengapa sekarang aku tidak ingin melakukannya,"

" Hemm,"

" Bisakah kau menemaniku seharian ini saja ku mohon," menarik Riana agar bersandar dibahunya, menambahkan kehangatan dipagi hari yang dingin itu.

" Apakah kau akan pergi kemakamnya nanti," menatap Regha.

Regha hanya menggeleng pelan.

" Aku tidak bisa melakukan itu Ina, bagiku datang kesana hanya akan membuat situasi menjadi kacau. Keluargaku akan ada disana dan kau tau aku tidak akan bisa menahan perasaanku jika berada disana pastinya,"

" Aku akan menemanimu disana, kau harus pergi kali ini. Dia pasti akan merasa sangat sedih nantinya jika kau tidak mengunjunginya juga," menatap Regha lekat.

" Tapi...,"

Riana memegang tangan Regha.
" Kau mengajarkanku untuk selalu berani menghadapi situasi apapun kan, kalau begitu kau juga harus menghadapi kenyataan yang satu itu sayang," kali ini panggilan sayang dari Riana terdengar begitu tulus dan lembut. Tidak ada unsur pemaksaan didalamnya.

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang