KESALAHAN

87 6 0
                                    

Happy reading all 💐💐

Regha membantu Riana bersiap, namun keberadaan asisten Sam yang hanya diam di ambang pintu membuat pria itu mengalihkan perhatiannya.

" Tuan muda, ada yang ingin dokter sampaikan kepada anda," jawab pria itu cepat.

Tanpa banyak bicara Regha keluar dan mencari keberadaan dokter yang dimaksudkan oleh asistennya tadi.

" Apa yang ingin kau bicarakan, awas saja jika itu tidak penting sama sekali," belum juga dokter itu mengatakannya Regha sudah mengancam.

" Tuan Regha saya agak sedikit ragu akan hal ini tapi apakah anda menyuruh nona Riana mengonsumsi obat-obatan lain selain obat jantung untuknya," jawab dokter itu dengan raut wajah sedikit cemas.

" Obat apa yang kau maksudkan,"

" Saya tidak yakin tapi sepertinya nona Riana mengonsumsi obat-obatan lain seperti pencegah kehamilan ,"

Rahang Regha langsung mengeras seketika mendengar paparan dari dokter tersebut.

" Apakah kau yakin akan hal itu," tanya Regha yang kini sedang berusaha mengendalikan emosinya.

"Sebenarnya saya tidak yakin hal ini, tapi ada beberapa gejalan yang muncul pada nona Riana yang membuktikan jika dirinya sedang mengonsumsi pil pencegah kehamilan,"

" Sudah ku duga sebelumnya, dia selalu saja menghindar jika membahas soal anak," mengepalkan tangannya kuat, menahan amarah yang memuncak pada dirinya.

" Dan yang lebih saya takutkan lagi dampak dari pil tersebut bisa berbahaya bagi jantung nona Riana, karena dapat mengakibatkan serangan jantung apa lagi untuk kasus seperti yang nona Riana alami ini," tambah dokter itu.

Regha pergi tanpa kata apapun, dia segera masuk kedalam ruangan Riana dan gerlihat disana gadis itu masih sibuk merapikan barang-barangnya

" Sayang kau sudah kembali, apa kata dokter tadi," tanya Riana begitu melihat Regha masuk kedalam ruangan.

" Ikut aku segera," menarik tangan Riana kuat,"

***
" Inilah yang aku maksudkan tadi, tuan muda pasti tidak akan bisa mengendalikan dirinya jika kau memberitahu hal ini kepadanya," protes asisten Sam.

" Tapi tidak mungkin jika aku hanya akan diam saja, dan membiarkan nona Riana terus mengonsumy obat yang akan membayakan dirinya sendiri," tambah dokter itu tidak mau kalah.

***
" Sayang sakit, ada apa sebenarnya," keluh Riana yang terus mengikuti Regha dari belakang.

Tidak ada jawaban apapun dari Regha, pria itu terus menarik paksa Riana hingga masuk kedalam mobil.

" Sayang sakit," keluh Riana terus menerus karena Regha tak kunjung melepaskan genggaman tangannya meskipun mereka kini sudah berada didalam mobil.

"Cepat jalankan mobilnya apa yang kau tunggu hah," bentak Regha kepada supir itu.

Tau suasana hati Regha sedang tidak baik, Riana hanya terdiam tidak lagi berontak dan membiarkan Regha terus menggenggam tangannya erat.

Regha kembali menarik paksa Rianaasuk kedalam kamarnya, sumua orang yang melihat itu merasa bingung serta kasihan pada Riana namun mereka tak dapat melakukan apapun.

" Sayang kau menyakitiku," lirih Riana pelan karena merasa tangannya yang dicengkeram kuat oleh Regha terasa memanas.

Regha segera melepaskan genggamannya lalu mengacak rambutnya sendiri dengan kasar.

"Aghhhhhh siall," melempar barang yang ada dihadapannya.

" Sayang ada apa, apa yang terjadi sebenarnya," ucap Riana yang mulai merasa takut.

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang