PERINTAH ANEH REGHA

211 24 0
                                    

Happy reading 💐

Alangkah terkejutnya Riana ketika melihat sosok Regha yang duduk disofa dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Dengan segera Riana berusaha menutup dirinya yang kini hanya menggunakan handuk lalu segera berlari kedalam ruang ganti.

Didalam ruang ganti Riana menutupi wajahnya yang merah menggunakan tangannya.

" Astaga apa yang terjadi barusan," gumam Riana pelan.

Sementara itu Regha masih duduk terpaku disofa, sesekali mengerjapkan matanya tidak percaya dengan apa yang dia lihat barusan.

" Dasar gadis bodoh," gumam Regha pelan.

Riana mengambil asal pakaian yang ada di lemari, dia bahkan tidak tahu apakah semua itu disiapkan untuknya ataukah bukan.

" Masa bodoh lah yang penting aku pakai baju sekarang," ucap Riana sambil merapikan dirinya didepan cermin.

Riana keluar dari ruang ganti dan sudah tidak mendapati sosok Regha lagi didalam kamar itu.

" Ehh kemana dia pergi," mengangkat bahunya tidak perduli.

***
Sudah tiga hari ini Riana tidak pernah keluar dari kamar, Regha dengan teganya mengurung gadis itu didalam kamar. Entah apa alasan pria itu mengurung Riana disana tapi hari-harinya didalam sana hanya diisi dengan siksaan dari Regha.

Regha memang tidak pernah melakukan kekerasan fisik kepada Riana tapi perkataan yang dia lontarkan setiap saatnya itu sangat tajam bak sebuah pedang samurai yang menembus jantung.

Hari inipun Regha menyuruh Riana melakukan hal-hal yang tidak masuk akal, seperti menyusun semua baju dilemari sesuai dengan merknya dan parahnya lagi pria itu menyuruh Riana untuk membaca buku yang sangat tebal dan menghapal semua isinya dengan baik.

Sudah tiga jam gadis itu duduk dan fokus membaca lembar demi lembar dan halaman demi halaman dari buku itu. Menghapal setiap kata penting yang ada didalam buku itu dengan baik.

Kenapa aku harus melakukan ini sebenarnya. Keluh Riana didalam hati namun tidak berani mengungkapkannya.

Regha menyuruh Riana untuk membaca semua buku itu dan mempelajarinya dengan baik katanya agar Riana tidak membuat kesalahan sekecil apapun juga, karena dia tidak mau melihat ada gadis ceroboh disekitarnya.

" Ahhh akhirnya selesai," pekik Riana gembira saat dia selesai membaca halaman terakhir pada buku itu.

" Kau sudah selesai," ucap Regha yang baru masuk kedalam kamar.

" Iya aku sudah membaca semuanya," ucap Riana semangat.

" Kalau begitu kau jangan senang dulu, karena selain membacanya kau juga harus mengerti dengan baik semua yang ada didalam buku itu," ucap Regha dengan penuh penekanan.

" Tentu saja aku sudah mengingat dengan baik semua yang ada didalam buku itu, jadi apakah aku boleh keluar dari kamar ini sekarang," berharap Regha mengizinkannya keluar dari kamar.

" Semua itu tergantung," berjalan kearah Riana.

" Tergantung apa lagi," ucapnya mulai kesal.

" Aku harus mengetes sejauh apa kemampuanmu itu," duduk didekat Riana.

Dasar om om sinting.

" Baiklah kita mulai, siapakah penemu dari hukum relativitas," memulai kuis dadakannya.

Riana menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh Regha dengan sangat baik.

" Pertanyaan selanjutnya, berapakah jumlah huruf A yang ada pada buku ini," melontarkan sebuah pertanyaan paling tidak masuk akal didunia.

Pertanyaan gila jenis apa itu, bahkan Albert Einstein saja tidak akan mau menjawab pertanyaan konyol itu. Oceh Riana didalam hati.

" Jika kau bisa menjawab pertanyaan itu kau bisa keluar dari kamar, tapi jika tidak maka jangan pernah bermimpi," ucap Regha dengan penuh penekanan.

" Tapi pertanyaan macam apa itu, bahkan orang terpintar didunia saja belum tentu bisa menjawabnya," oceh Riana pelan.

" Aku sudah katakan bukan kau harus menguasai setiap detail dari buku yang kau baca,"

Riana menarik nafasnya kesal.

" Lima ratus sembilan puluh huruf A," jawab Riana asal.

" Bagaimana aku bisa percaya kepadamu," tidak percaya dengan Riana.

" Silahkan saja kau hitung sendiri,"

Perkataan Riana barusan berhasil membuat seorang Regha bungkam.

" Bagaimana apakah saya boleh keluar sekarang, lagi pula mau sampai kapan anda mengurung saya didalam kamar.Saya harus berangkat kesekolah. Atau anda mau mau saya laporkan kepihak berwajib karena telah mengurung gadis SMA didalam kamar dan tidak mengizinkannya bersekolah,"

Sial gadis kecil ini ternyata cukup pintar, baiklah mari kita buat ini lebih menarik lagi. Kini Reghalah yang berbicara didalam hati.

" Baiklah terserah kau saja, tapi ingat jangan sampai ada yang tahu tentang hubungan kita, jika kau tidak ingin dalam masalah,"

Memangnya masalah seperti apalagi yang lebih parah dari pada aku terjebak dengan pria sepertimu. Dasar om om tua. Oceh Riana didalam hati.

***
Hari ini Riana telah bisa kembali kerutinitas biasanya, dia kembali bersekolah seperti biasanya.

" Eh Riana Lo dari mana aja, kok gak masuk beberapa hari," tanya salah satu teman Riana.

" gue sakit Vi," ucap Riana seadanya.

" Eh Ri, si Evan nyariin Lo terus tuh,"

" Hemm," tidak terlalu perduli dengan perkataan temannya itu dan memilih masuk kedalam kelas.

" Ehh sampai kapan si Lo gantungin Evan Mulu, kurang apa cobah itu bocah udah ganteng anak tajir lagi," masih tidak menyerah untuk mendapatkan perhatian dari Riana.

" Kalau Lo mau Lo ambil aja," ucap Riana singkat kemudian kembali fokus pada bukunya.

" Dasar gadis es, Lo gak kasian apa sama Evan dia tuh kayaknya udah suka banget sama Lo,"

Riana tidak memperdulikan perkataan terakhir Nita, karena setelah itu datang Evan entah dari mana.

" Riana, kamu kenapa gak masuk beberapa hari ini," tanya Evan.

" Aku sakit Van," jawab Riana singkat sambil tersenyum kepada satu-satunya teman lelakinya itu.

" Terus Lo juga masih mau kerja di kafe gue kan," tanya Evan ragu.

Riana tampak berfikir sejenak, dia ragu apakah Regha mengizinkannya untuk bekerja. Namun dia mengingat kembali kata-kata pria itu.

Dia bilang aku bebas melakukan apapun diluar kan, asalkan tidak membuat masalah untuknya. Jadi aku rasa boleh saja.

" Iya aku tetap kerja kok, lagian kamu tau sendiri kan gimana keluargaku," ucap Riana setelah yakin.

" Baik kalau gitu gue tunggu Lo nanti sore dikafe yah," ucap Evan sambil menepuk pundak Riana sebelum berlalu dari meninggalkan gadis itu.

" Yaampun Ri loh itu beruntung banget tau lah, ada Evan yang selalu ada buat Lo," ucap Nita sambil berbisik kepada Riana.

Riana hanya menggeleng tidak perduli.

Justru karena itulah aku gak boleh sampai lebih jauh lagi dekat sama Evan, dia itu orang yang baik dan aku gak mau dia terlibat dalam masalahku sedikitpun.

Setelah pulang sekolah, Riana bergegas menuju ketempat kerja sampingannya, disebuah kafe milik Evan.

Disana Riana bisa menyumbangkan bakat musiknya, selain menghibur pengunjung dia juga bisa menghibur dirinya sendiri.

Karena bagi gadis itu bermain musik dapat membuat dirinya melepaskan semua beban hidupnya.
















Jangan lupa vota&comment

Istri Kecil Sang Miliyader 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang