" Karena aku percaya jika kau pasti akan melindungi diriku, kau pasti akan selalu ada untukku disaat aku membutuhkanmu iyakan," berbicara kepada Regha tanpa menghilangkan senyumnya sedikitpun.
" Jangan pernah percaya kepadaku, karena semua yang kau fikirkan itu belum tentu benar adanya, aku tidak akan melindungimu. Itu hanyalah sebuah kebetulan belaka aku menemukanmu dalam keadaan seperti itu," ucap Regha dengan nada dinginnya.
" Tidak, kau pasti akan melindungi ku dan itu harus, kau sudah mengambil sesuatu yang berharga dariku. Jadi mulai sekarang tanggung jawabmu adalah melindungi diriku, bukankah kau harus membayar atas perbuatan yang kau lakukan kepadaku," ucap Riana kepada Regha.
" Kenapa aku harus membayarnya, itu adalah hakku sebagai suamimu, sudah kewajibanmu melayaniku bukan. Dan satu lagi itu bisa terjadi karena kau yang terus saja menggoda diriku, aku juga tidak mungkin tega membiarkan seorang wanita tersiksa dalam pengaruh obat itu. Dan satu lagi semua hal yang terjadi di sekitarku hanyalah atas kehendakku, aku tidak peduli dengan orang lain asalkan semua tujuanku tercapai jadi kau tidak pantas untuk mengaturku sedikitpun kau mengerti," Ucap Regha sebelum meninggalkan kamar, tanpa ingin mendengar lagi balasan dari Riana.
" Lihat saja, aku pasti akan membuatmu bertanggung jawab, kau sudah mengambil sesuatu yang berharga dariku, yang harusnya aku berikan kepada orang yang aku cintai dan tentunya juga mencintaiku. Aku akan membuatmu tidak akan bisa lepas dari genggamanku Regha Tanjung," ucap Riana setelah melihat punggung Regha yang menghilang perlahan dibalik pintu.
***
Regha duduk dengan tatapan yang kosong melompong, sedangkan asistennya masih saja setia berdiri dibelakang tuannya tanpa melakukan aktifitas apapun sebelum diperintahkan terlebih dahulu." Sam," Ucap Regha tiba-tiba.
" Iya tuan muda ada apa," tanyanya sopan.
" Apakah menurutmu benar jika kita tidak membalas orang yang telah menyakiti kita," tanya Regha.
" Maksud anda tuan muda," bingung dengan maksud dari tuannya itu.
" Maksudku adalah bukankah kita harus memberikan sebuah balasan atas sebuah kejahatan. Bukankah kejahatan seharusnya tidak dibiarkan begitu saja," bicaranya panjang lebar.
" Apakah ini soal nona Riana," tebakan yang langsung tepat sasaran tanpa meleset sedikitpun.
" Tentu saja tidak, apa urusannya dengan gadis cerewet itu. Aku menolongnya semalam dan dia malah memarahiku habis-habisan tadi pagi, dia bahkan tidak mengucapkan terimakasih sedikitpun," berbicara dengan nada kesalnya.
Anda memang sangat mudah ditebak tuan muda, anda pasti akan bersikap bimbang seperti ini hanya karena pengaruh dari orang terdekat anda. Gumam asisten Sam dalam hati.
tercipta keheningan diantara mereka, sampai akhirnya Regha kembali membuka pembicaraan.
" Sam," ucap Regha lagi.
" Iya tuan muda,"
" Batalkan perintahku sebelumnya, biarkan gadis itu bebas tapi pastikan kau selalu mengawasinya selama dua puluh empat jam, jangan pernah biarkan dia bertemu denganku atau aku pasti akan membunuhnya saat itu juga, dan juga jangan biarkan dia mendekati Riana lagi kau mengerti,"
" Baik tuan muda saya mengerti," menunduk hormat kemudian segera pergi dari sana.
" ahhh maafkan aku asisten Sam, pakaianmu jadi kotor begini karenakukan," mengelap baju asisten Sam yang terkena jus yang tanpa sengaja Riana tumpahkan.
" Tidak apa-apa nona Riana, biar saya saja yang membersihkannya," menolak bantuan Riana karena mendapatkan tatapan tajam Regha diujung sana.
Cihhh drama konyol macam apa itu, sampai dilap segala lagi bajunya, itukan hanya baju murah saja. Gumam Regha dalam hati sambil menatap tidak suka kearah Riana yang sedang membersihkan pakaian asistennya.
" Sungguh aku minta maaf aku benar-benar tidak sengaja menumpahkannya," ucap Riana sekali lagi.
" Sungguh aku minta maaf, aku tidak sengaja melakukannya, cihh apanya yang tidak sengaja sudah jelas sekali kau cari perhatian saja," ucap Regha mengejek Riana.
Riana kini duduk dihadapan Regha, dia fokus menghabiskan sarapannya karena mereka akan menjalani perjalanan yang cukup panjang nantinya saat kembali kerumah.
Sementara itu Regha terus menatap kearah Riana dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
" Emhhh sebaiknya aku pindah saja makannya, kau pasti terganggu bukan," ucap Riana yang merasa sangat risih ditatap Regha seperti itu.
" Duduk," perintah Regha ketika Riana sudah mau membawa nampan berisikan makanannya ketempat lain.
" Kau yakin kau tidak punya masalah aku duduk disini," ucap Riana lagi.
" Ada apa, apa kau mencari alasan agar bisa duduk didekat pria lain. Dengan siapa kau ingin duduk hah dengan Sam atau salah satu pria bule yang terus saja melihat tubuhmu itu. Lagi pula kenapa kau memakai pakaian kurang kain seperti itu, apakah uang yang kuberikan itu kurang untukmu membeli baju yang layak," ucapnya panjang lebar.
" A...apa," tertegun mendengar ocehan panjang Regha.
" Duduk, sampai kapan kau akan berdiri seperti itu. Apakah kau menunggu salah satu pria lewat dan kau akan menumpahkan minumanmu dibajunya dan kau akan bilang maafkan aku, aku tidak sengaja dan kau bisa membersihkan pakaiannya dengan tanganmu bukan," masih melanjutkan ocehan tidak jelasnya.
" hahahaha ternyata om juga bisa bercanda seperti ini yah," berfikir Regha bercanda dan akhirnya memilih untuk tertawa garing dan kembali duduk setelahnya.
Regha yang kesal karena dianggap bercanda itu segera meneguk habis satu gelas jus dihadapannya.
" ehh itukan minumanku," ucap Riana.
" Kenapa kau mau marah karena aku meminumnya dan itu artinya kau tidak bisa menumpahkannya dipakaian para pria itu hah," sudah salah ngotot lagi.
" Ahh kau sepertinya kekurangan mineral, apakah perlu aku ambilkan lagi untukmu," tawar Riana.
" Diam dan cepat habiskan makananmu, atau nanti kau akan kelaparan saat perjalanan panjang," ucap Regha dan segera berdiri untuk mengambilkan Riana air lagi.
Riana yang bingung pun hanya mengangkat bahunya tidak perduli, kepada sikap aneh Regha. Mungkin saja pria itu sedang PMS fikirnya.
author:mana ada oyy cowok PMS, cari alasan aja lu Riana bilang aja males mikir kenapa Regha sikapnya aneh. Tapi yang lebih aneh lagi author yang nulis ceritanya sih emang.
Riana sedang bersiap untuk kembali ke negara tercintanya, sebelum jantungnya tiba-tiba terasa sesak lagi.
" Ahhhhhh," memegang jantungnya.
Dada Riana terasa sesak, nafasnya mulai tidak teratur, dia segera mencari obat penenangnya tapi naasnya obat itu telah habis dan hanya menyisakan botol obatnya saja.
" Ahhh kenapa habis disaat yang tidak tepat sih," melempar botol kosong itu hingga mengenai sepatu kulit hitam.
Riana melihat dan ternyata itu adalah Regha yang menatapnya heran.
" Om tolong aku, dadaku terasa sangat sakit," ucap Riana sambil terus berusaha mengatur nafasnya yang sesak.
" Apa yang terjadi, apakah penyakitmu kambuh lagi, dimana obatmu," tanya Regha khawatir setelah sadar jika penyakit Riana kambuh lagi.
" Obatnya sudah habis, dan aku tidak membawa cadangan lagi," Masih terus memegang dadanya.
Dengan segera Regha meraih ponselnya dan menghubungi seorang dokter kenalannya untuk segera kemari.
" Tunggulah dokter akan segera datang kemari," ucap Regha berusaha menenangkan Riana.
" Dadaku terasa sangat sesak, aku bahkan kesulitan bernafas sekarang," ucap Riana tersengal-sengal.
Karena Regha bingung dengan apa yang harus ia lakukan, dengan segera Regha mengecup bibir ranum Riana dan menyalurkan nafasnya perlahan. Regha bermaksud untuk membantu Riana bernafas, dan membuat wanita itu lebih baik. Namun kini justru jantungnya juga ikut berdetak sangat kencang, apakah penyakit seperti ini bisa menular secepat ini, fikir Regha polos.
Jangan lupa vote&comment yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kecil Sang Miliyader 1
RomansaSinopsis:Istri Kecil Sang Miliyader 1 {TAMAT} --------------------------------------------------------- Menceritakan tentang sosok pria kaya raya yang menikahi seorang wanita dengan tujuan balas dendam. Riana Mahesa, seorang gadis yang harus menerim...