Demam

348 44 7
                                    

---- [🍁] ----

Musim panas baru saja datang menggantikan bunga sakura yang bersemi di pinggir jalan menuju daerah wisata. Turis yang menyambangi Yokohama tidak pernah berkurang bahkan dengan cuaca terik ini, sementara seorang remaja terbaring di sofa kantornya dengan wajah memerah dan keringat membasahi dahi.

Dazai Osamu mengulurkan tangan hanya untuk dijatuhkan lagi tanpa tenaga. Pandangan kosongnya mengarungi langit-langit polos dengan satu kap lampu yang tertangkap mata.

Pintu terbuka menampilkan seorang gadis berjas hitam, membawa wadah berisi air hangat dan lap, serta semangkuk bubur juga air putih. Dia berjongkok, meletakkan nampan di lantai saat sepasang netra beriris gelap memperhatikan sang atasan dengan iba. Ini pertama kalinya dia melihat Dazai Osamu dalam kondisi sakit.

"Izumi?" Dazai menoleh, mengamati wajah sang gadis lamat-lamat, mencetak senyum tipis yang malah membuat Izumi makin merasa sesak.

"Dazai-san."

"Sudah kubilang tidak perlu formal saat hanya kita berdua."

Izumi mengangguk. Dia tahu. Dia tahu di balik cerita mengerikan yang tersebar tentang orang di depannya ini, ada senyum hangat dan perlakuan lembut yang terselip dalam sikapnya. Dazai yang sangat sulit ditebak, tetapi tidak pernah gagal membuat wajah Izumi merona.

"Baik."

"Bagus." Dazai kembali menatap langit-langit, entah apa yang menarik dari hal itu.

"Maaf," gumam Izumi, menyingkap poni Dazai dan menempelkan keningnya pada kening sang eksekutif muda. Tanpa sadar membuat satu iris cokelat membulat kaget. Kehabisan kata-kata.

Dazai tidak bisa mengalihkan tatap dari gadis berparas cantik yang kini sibuk mengompresnya dengan air hangat. Untuk pertama kalinya pemuda itu terdiam tanpa bisa memproses apa yang baru saja terjadi. Otaknya terhenti untuk sesaat, dan itu terasa menyebalkan.

"Kau harus istirahat dengan benar. Jangan melakukan hal aneh lagi seperti tadi." Izumi ikut terdiam saat menyadari tatapan Dazai.

Mengerjap, sang eksekutif mengatur kata-kata untuk membalas, tetapi ....
"Ah, um. Tentu ...." Hanya itu yang mampu ia ucapkan.

"Kau harus cepat sembuh." Izumi tersenyum kecil, membelai surai ikalnya, lalu mengangkat mangkuk berisi bubur, "sekarang makan, ya?"

Cantik. Begitu cantik dan memikat. Tidak sia-sia ... dia membuat Izumi terusir dari kamar sewanya serta membuat sang gadis kehilangan pekerjaan. Ya, memang sejahat itulah Dazai Osamu. Namun, memangnya siapa yang akan peduli?

---- [🍁] ----

___________

Oke. Ooc? //abaikan _-

BSD (Bungou Sengklek Dogs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang