Agensi sedang ramai sekarang. Entah apa yang sedang mereka rayakan, Dazai merasa ketinggalan karena baru bangun tidur.
Kenapa tidak ada yang membangunkannya? Dazai bertanya-tanya sambil memandang sekitar.
Mantel cokelat pasirnya tersampir di sandaran sofa. Dazai mengintip dari balik pembatas, memperhatikan wajah-wajah bahagia para agen dan staf yang sedang bersulang dengan sekaleng soda di tangan masing-masing. Pria muda itu tersenyum tipis.
Itu pemandangan yang nyaman. Namun, pemandangan yang seharusnya sangat dekat itu, makin lama terasa makin jauh hingga tidak mampu Dazai gapai.
Lelaki itu duduk di sofa ruang tamu lagi. Suara-suara mereka yang bahagia masih menghiasi pendengarannya.
"Ini hari yang bagus," gumam Dazai sambil tersenyum. Dia mengangguk-angguk. Setuju kalau hari yang cerah ini memang cocok untuk berpesta. Dan kalau diingat-ingat lagi, kemarin mereka baru menyelesaikan sebuah kasus besar yang bayarannya cukup fantastis.
Masih dengan suasana hati yang agak ringan berkat keceriaan Agensi Detektif, Dazai Osamu beranjak, diam-diam dia membuka pintu hendak menuju ke lantai bawah. Mungkin minum kopi di Kafe Uzumaki tidak ada salahnya.
Namun, baru saja Dazai melangkah ke luar, Atsushi sudah memanggilnya.
"Dazai-san? Kau sudah bangun!" Bocah harimau itu berlari menghampiri Dazai dengan langkah-langkah ringan yang ceria.
"Oh, Atsushi-kun~ aku mau minum kopi dulu." Dazai pura-pura menguap lebar.
"Kebetulan sekali. Ini!" Atsushi menyodorkan kopi kaleng yang kebetulan dia bawa dan belum dibuka. Rupanya bukan hanya soda, mereka juga punya kopi dan jus buah.
"Waaah, terima kasih, Atsushi-kun! Kau penyelamatku~!" kata Dazai, menerima kopi kaleng itu dengan senyuman lebar.
Ah, gagal sudah rencananya. Alasan apa lagi yang bisa dia gunakan untuk pergi sekarang? Dazai memikirkannya. Sebenarnya dia bisa mencapai kesimpulan dalam sekejap kalau serius memikirkan hal tersebut. Namun, pada suatu titik dalam hatinya, dia juga ingin tetap tinggal. Dia ingin menikmati kesenangan ini dengan para agen detektif yang lainnya. Dia tidak ingin punya alasan untuk pergi.
Dia ... ingin menjadi bagian dari keluarga besar yang bahagia ini.
Dazai menunduk dan membuka kopinya, tapi baru saja permukaan kaleng itu menempel dengan bibirnya, Kunikida sudah berteriak, "Cepat kemari, kalian berdua!"
Dazai mengangkat pandangan, menatapi satu per satu anggota yang selama ini bekerja sama dengannya. Ada ragu di wajah tampan itu. Keraguan yang membuat Atsushi menatapnya heran.
"Dazai-san?" Pemuda itu memiringkan kepala, bertanya apa yang salah.
Bukannya menjawab, Dazai malah tertawa. Lalu dia membuat wajah menjengkelkan seperti biasa. "Tidak akaaan~! Kalau ke sana aku merasa akan mendapat pukulan!"
"HAH?!" Kunikida emosi, seperti biasa.
"Aku mau menggoda pelayan bar yang baru itu dulu! Atsushi-kun, jangan coba-coba menghentikan langkahku." Dazai memasang 'wajah serius yang dibuat-buat' dan buru-buru melenggang ke luar pintu.
Tak ada satu pun yang menghentikannya. Mereka semua selalu menghormati keputusan Dazai. Dan jika lelaki itu memang ingin menjaga jarak, maka tidak ada yang bisa pegawai lain lakukan. Tidak ada yang bisa memaksa, dia juga tidak suka dipaksa.
Dazai memang orang yang seperti itu.
Para agen dan staf kembali melanjutkan pesta kecil mereka, kecuali Nakajima Atsushi yang terus memandang arah perginya Dazai dalam diam. Seolah punggung penyelamatnya itu masih tampak dari sana.
"Dazai-san ...."
Atsushi tidak tahu kenapa, tapi sorot mata Dazai tadi terlihat sangat kesepian.
____________🥀
Haaaai~
Jadi sebelum aku benar-benar kehilangan ide, ada yang mau request cerita? Wkwk. Sumpah ku lagi bingung. Atau kita ganti suasana dengan pindah ke book 2? /PlakAyo, ayo, mana suaranya??
![](https://img.wattpad.com/cover/253018627-288-k553663.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BSD (Bungou Sengklek Dogs)
Fanfiction(Oneshot/drabble) BSD random ______________ Bungou Stray Dogs © Asagiri Kafka & Harukawa_35