Langit menjatuhkan jutaan jarum. Derunya yang membuyarkan asa kini meranggas bagai lantunan syahdu sang maut. Tanpa mengalihkan pandang dari mayat yang tercipta pada perang kali ini, remaja bersurai gelap menghela napas seraya menghitung satu lagi waktu kegagalan dalam usaha bunuh dirinya. Dia menghela napas panjang saat mendengar langkah pelan di belakang.
"Lihat ini, Chuuya." Menoleh, senyumnya mengembang untuk rekan bertopi bernama Nakahara Chuuya.
"Ah, bagus sekali. Kau memang berbakat menjadi mesin pembunuh, Dazai sialan," sahut Chuuya dengan senyum sinis saat mengamati enam mayat di samping Dazai. Bagaimana pemuda yang bahkan tidak baik dalam bela diri itu membunuh mereka?
Dazai mengendik, manik kelam melirik mayat-mayat itu. "Bagus, bukan? Mereka saling bunuh tepat saat aku datang. Memanfaatkan situasi dan mengubahnya menjadi keuntungan ..., begitulah cara kita bekerja."
Chuuya berdecih, lantas memandang langit malam yang begitu gelap. Perang di kota belum juga berakhir, tumpukan mayat seperti ini ada di mana-mana. Namun, Chuuya masih belum terbiasa bekerja bersama Dazai. Lebih tepatnya, ia tidak akan bisa merasa nyaman berada di dekat manusia tanpa perasaan yang selalu memanfaatkan orang lain itu. Tidak ... bahkan tidak ada lagi bagian dari diri Dazai yang bisa disebut 'manusiawi'.
Chuuya lebih manusiawi daripada Dazai. Orang mungkin berkata begitu, tetapi bagi Chuuya sendiri ....
"Kita pergi. Ada pesta lain yang harus kita hadiri mewakili Bos."
"Tumben Chuuya kalem? Sedang kehabisan tenaga karena terlalu lama bermain dengan iblis itu?"
"Ah." Langkah Chuuya terhenti. Berbalik, iris birunya memicing pada satu permata cokelat yang sama sekali tidak bisa disebut 'hidup', "iblisnya sedang bicara padaku sekarang."
"Hee~h? Seram juga."
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
BSD (Bungou Sengklek Dogs)
Fanfiction(Oneshot/drabble) BSD random ______________ Bungou Stray Dogs © Asagiri Kafka & Harukawa_35