🍂
Dia menatap langit yang berwarna sana dengan helai-helai ikal di kepalanya. Sungai Tsurumi mengalir lembut di bawah jembatan. Nakahara Chuuya tidak tahu apa yang sedang ia pikirkan saat menatap aliran kebiruan yang berkilau ditimpa matahari.
Dengan sekali loncat, tubuhnya sudah berpindah dari atas aspal ke udara lepas. Terjun bebas ke sungai. Mungkin hanya orang bodoh yang melakukannya dengan senang hati—orang bodoh bernama Dazai Osamu yang selalu mengulangi ritual itu untuk sekadar merasakan arus sungai yang menghanyutkan dirinya.
Chuuya tidak pernah mengerti apa yang dipikirkan mantan rekan kerjanya itu, tapi sekarang dia sedikitnya tahu; ternyata lumayan juga.
Angin dingin di akhir musim gugur memeluknya erat. Tangan Chuuya terangkat untuk memegangi topi fedora hitam kesayangannya. Dia memejamkan mata dan menikmati sensasi jatuh yang dengan cepat berakhir. Dan sebelum tubuhnya sempat bersentuhan dengan air, cahaya kemerahan berpendar samar. Chuuya mendarat dengan anggun di atas sebuah batu. Orang lain pasti akan terpeleset—tidak, mereka bahkan tidak akan sempat mendarat seperti itu.
Chuuya adalah pengendali gravitasi. Dia bisa mengubah berat tubuh sesukanya, selama Dazai Osamu si penetral kemampuan khusus tidak menyentuhnya seenak jidat.
Chuuya menghela napas. Dengan satu entakan kaki tubuhnya telah berpindah tempat lagi. Kali ini dia mendarat mulus di tepi sungai. Dia tidak sudi jika harus basah-basahan di tengah udara dingin begini. Sarung tangan dan mantel hitam yang sang petinggi mafia kenakan saja sebenarnya tidak cukup untuk menghalau suhu.
Chuuya meninggalkan Tsurumi setelah memandang alirannya yang jernih cukup lama. Dia menitipkan salam, tapi tidak pernah tersampaikan. Karena lelaki yang biasa melempar dirinya ke aliran sungai itu telah tiada; habis dimakan waktu dan kelakarnya tentang impian busuk untuk bisa segera mengakhiri hidup.
Chuuya pergi, meninggalkan sedikit kekosongan yang hanya bisa diisi sementara oleh regukan wine kelas atas dari koleksi terbaiknya.
Lelaki muda itu berlalu tanpa menoleh lagi. Dia merasa, terjun bebas dari gedung lebih memuaskan dari itu. Toh, setinggi apa pun gedungnya dia tidak akan mati. Beda cerita kalau itu si lelaki gila yang hobinya ekstrem. Kilasan masa lalu menyerangnya, tapi Chuuya mengabaikan hal itu dengan sangat ahli.
"Sialan!" Chuuya berdecih, lantas memasuki mobil mewah yang sudah menunggunya di dekat sungai.
Dia sudah tidak bisa kembali lagi.
[]
—A Bungou Stray Dogs Fanfiction by NamikazeRashyda
KAMU SEDANG MEMBACA
BSD (Bungou Sengklek Dogs)
Fanfiction(Oneshot/drabble) BSD random ______________ Bungou Stray Dogs © Asagiri Kafka & Harukawa_35