Akhirnya Stefanie pun pulang dari rumah, Stefanie masih saja memikirkan masalah dia hari ini. Apalagi tentang dia pingsan di rumah Rasya tadi.
Sesampainya di rumah
"Tumben non pulang hampir malam," ucap satpam.
"Iya pak, macet biasalah," ucap Stefanie.
"Ini pak kunci mobil saya tolong masukin ke bagasi ya, aku capek banget soalnya mau masuk dulu," ucap Stefanie.
"Baik non," ucap Satpam.
Saat masuk rumah
"Loh nak kamu baru pulang, kamu dari mana saja nak, mama telponin loh dari tadi," ucap Mama khawatir.
"Biasalah mah macet," ucap Stefanie.
"Kamu masih marah sama kakak kamu," ucap Mama.
"Udah mah, aku capek oh iya ini kue pesenan mama," ucap Stefanie.
"Aku ke kamar dulu," ucap Stefanie.
"Tapi kamu belum makan lo nak, ayo kamu makan dulu," ucap Mama.
"Nanti deh biar bik Rani aja yang nganterin makanan aku ke kamar" pinta Stefanie.
"Ya sudah kalau gitu," ucap Mama.
Stefanie pun pergi ke kamar
Kak Stefen POV
"Gue ngerasa bersalah deh sama adek gue, gak seharusnya gue gini," ucap Stefen.
"Seharusnya gue dari awal cerita ke dia, gue juga tega 3 bulan gak ngabarin dia," ucap Stefen.
"Gue harus gimana ini," batin Stefen.
"Stefen Lo bego banget sih," gerutu Stefen.
Karena frustasi Stefen memutuskan untuk keluar dari rumah mencari angin.
Saat turun tangga, Stefen berhadapan dengan Stefanie.
"Loh dek kamu baru pulang," ucap Stefen.
"Iya," ucap Stefanie.
"Kamu masih marah?" tanya Stefen.
"Coba kakak fikir sendiri," balas Stefanie.
"Maafin kakak yang udah lama gak ngabarin kamu," ucap Stefen.
"Kakak sayang sama kamu dek," ucap Stefen.
"Kalo kakak sayang sama aku, kakak gak bakalan gini," ucap Stefanie.
"Kakak tau kan semenjak kakak tugas, aku itu selalu nunggu kabar ngabarin aku," ucap Stefanie.
"Yaudah kak Stefanie capek, mau istirahat," ucap Stefanie.
"Loh stefen kamu mau pergi kemana?" tanya Mama.
"Mau cari udara segar ma di luar," ucap Stefen.
"Aku pergi dulu ya ma," ucap Stefen.
"Iya hati - hati ya," ucap Mama.
Stefen pergi ke cafe dekat rumah nya, untuk melepas pikiran sejenak.
"Gue ngerasa bersalah kalo gini," ucap Stefen.
"Gue harus apa ya," pikir Stefen.
Akhirnya ide muncul Stefen teringat jika Stefanie sangat suka sekali mengoleksi tas bewarna tosca.
"Emm kayaknya gue harus beli deh," ucap Stefen.
Stefen pergi ke sebuah mall yang ada di jalan Kemayoran Jakarta.
Di mall Stefen membeli 5 tas yang lucu - lucu.
Saat di kasir.
"Mba ini belanjaan saya," ucap Stefen.
"Untuk pacar nya ya mas?" tanya Kasir.
"Oh enggak Mba, ini untuk adik saya," bela Stefen.
"Wah mas nya sayang sekali ya sama adiknya," ucap Kasir.
"Iya berapa totalnya Mba?" tanya Stefen.
"1.700.000 mas," ucap Kasir.
Stefen langsung pulang kerumah nya, sesampainya di rumah.
"Pah adek udah tidur?" tanya Stefen.
"Belum kayaknya, coba kamu cek aja ke kamar nya," ucap Papa.
"Loh kamu bawa apa nak?" tanya Mama.
"Bawa hadiah buat adek ma," ucap Stefen.
"Yaudah kamu pergi sama ke kamar Stefanie," ucap Mama.
Sesampainya di depan pintu kamar Stefanie.
"Dek kakak ada sesuatu buat kamu," ucap Stefen.
"Kamu buka ya," ucap Stefen.
"Ini ada di depan pintu," ucap Stefen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Rasya [Tamat]
Teen FictionHai semuanya 💓✨ Perkenalkan aku, Stefanie Putri Azeera sekarang aku duduk di bangku kelas 12. Aku bersekolah di SMA Negeri 1 Harapan Bangsa, Aku memiliki sahabat yang baik banget dia bernama Anastasia Clara Octavia. Ya, seperti biasa musuh bebuy...