Keesokan paginya, Stefanie di antar kakaknya ke tempat ia olimpiade, kali ini Stefanie di temani kakaknya, karena Mama dan Papa nya belum pulang dari luar kota.
"Emm dek semangat ya jangan lupa berdoa," ucap Kak Stefen.
"Iya kak siap," ucap Stefanie.
"Kamu tadi udah minum vitaminnya kan?" tanya Kak Stefen.
"Udah kok kak," ucap Stefanie.
"Temen - temen kamu gak ikut nemenin kamu?" tanya Kak Stefen.
"Emm kayaknya engga deh kak," ucap Stefanie.
"Rasya?" sebut Kak Stefen.
"Emm engga juga mungkin," ucap Stefanie.
Sampai di tempat Stefanie olimpiade, semua peserta olimpiade berkumpul di tempat, sekitar tiga puluh menit kemudian olimpiade di mulai, dari babak penyisihan pertama Stefanie lolos, dan di lanjutkan babak penyisihan kedua yang di mulai 1 jam lagi.
"Stefanie semangat ya," teriak Clara melambaikan tangan.
"Eh haiiii," sapa kembali Stefanie.
"Stefanie Lo bisa," ucap Angga.
"Semangat terus," pekik Puja.
Stefanie membalasnya dengan senyuman yang melingkar di wajahnya, mata Stefanie mencari - cari dimana Rasya berada, sudah bisa dipastikan Rasya tidak mungkin datang ke tempat ini untuk menyaksikan olimpiade ini.
1 jam berlalu, babak penyisihan ke dua di mulai, soal semakin menantang bagi Stefanie, tapi Stefanie tetap santai dalam mengerjakan dan enjoy, karena semua soal yang tertulis rata - rata sudah habis ia pelajari dari buku yang di beli Rasya.
Lagi dan lagi Stefanie masuk ke babak penyisihan terkahir yaitu penentuan pemenang olimpiade fisika juara 1, 2 dan 3. Stefanie begitu antusias karena dia ingin sekali memenangkan olimpiade ini.
Waktu terus berjalan, butir - butir soal sudah sebagian di jawab oleh Stefanie, saat Stefanie mengangkat mata nya ke atas, ia melihat Rasya yang melambaikan tangan, dan berteriak "cewek songong semangat ya," pekik Rasya.
Stefanie hanya tersenyum dan tertawa kecil melihat tingkah Rasya yang begitu random. Waktu babak penyisihan terkahir telah selesai tinggal menunggu hasilnya. Jujur jantung Stefanie berdegup kencang dan kali rasanya campur aduk.
"Ya Tuhan gue pasti kuat," batin Stefanie memegang dadanya.
Rasya yang dari kejauhan merasa aneh dengan sikap Stefanie yang begitu sesak dan kelelahan, Rasya dan Kak Stefen sepontan menoleh langsung dan langsung memutuskan untuk turun menemui Stefanie untuk berjaga - jaga jika ada sesuatu yang tak terduga.
"Eh kok Rasya sama Kak Stefen panik gitu ya," ucap Puja.
"Iya tuh, bisa barengan gitu," ucap Angga.
Clara yang curiga penasaran dan mencoba mencari tau mengapa Rasya dan Kak Stefen sepanik itu.
"Eh gue turun dulu ya," ucap Clara.
"Eh udah Lo disini aja," ucap Angga.
"Iya lagian mungkin mereka ke wc kali," ucap Puja.
Detik - detik pengumuman hasil olimpiade fisika tahun ini, membuat jantung Stefanie semakin tak karuan, dan juga menimbulkan rasa sakit, Stefanie sudah keringat dingin dan lemas, tetapi mencoba untuk tenang dan tidak tegang.
"Olimpiade fisika dengan juara pertama di menangkan oleh Stefanie Putri Azeera siswi dari SMA Negeri 1 Harapan Bangsa," sebutan paling meriah hari itu juga.
Stefanie bahagia dan tersenyum melihat teman - teman nya memberikan sambutan dari atas kepada Stefanie. Piala dan sertifikat juga hadiah sudah ada di tangan Stefanie. Acara selesai semua peserta pulang kerumah nya masing - masing. Hari itu adalah hari paling bahagia bagi Stefanie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Rasya [Tamat]
Teen FictionHai semuanya 💓✨ Perkenalkan aku, Stefanie Putri Azeera sekarang aku duduk di bangku kelas 12. Aku bersekolah di SMA Negeri 1 Harapan Bangsa, Aku memiliki sahabat yang baik banget dia bernama Anastasia Clara Octavia. Ya, seperti biasa musuh bebuy...