Twenty-three 'Kenalan

8 1 0
                                    

Hening di dalam mobil sepanjang perjalanan.

"Kok nih cowok songong bisa perhatian dan panikan juga ya," batin Stefanie memandang Rasya sesekali.

"Ngapain lo liatin gue," ucap Rasya.

"Idih ge - er lo," balas Stefanie malas.

"Yang mana rumah lo," tanya Rasya.

"Itu rumah warna putih," ucap Stefanie.

"Nah oke udah sampai," ucap Rasya.

Rasya langsung turun dan membuka pintu mobil.

"Ayo gue bantu," ucap Rasya.

"Enggak usah gue bisa sendiri," ucap Stefanie.

Dan yang di katakan Rasya pun terjadi.

"Eitsssss lo masih lemes udah gak usah banyak bercanda," ucap Rasya membantu Stefanie berjalan.

"Btw makasih ya," ucap Stefanie.

"Santai aja," ucap Rasya.

"Loh non kenapa?" tanya Pak Satpam.

"Kecapean pak,,, biasalah," ucap Stefanie.

Rasya memencet bel rumah Stefanie.

"Udah masuk aja gak usah di bel,,,, kan tuan rumah nya disini," ucap Stefanie meledek.

Dari dalam rumah terdengar suara.

"Iya sebentar," ucap Bik Rani membuka pintu.

"Loh non,,, non kenapa?" panik Bik Rani.

"Kecapean aja bi," ucap Stefanie.

"Loh nak kamu kenapa," ucap Mama Stefanie khawatir.

"Gak papa kok ma,,, santai aja," ucap Stefanie.

"Ini siapa?" tanya Mama Stefanie.

"Oh Tante aku Rasya temen Stefanie tadi Stefanie pingsan jadi aku tolongin anterin dia pulang," ucap Rasya.

"Ya ampun nak kamu baik banget,,, makasih ya," ucap Mama Stefanie.

"Iya Tante sama - sama,,, yaudah kalo gitu aku pamit duluan tante soalnya motor masih ada di sekolah," ucap Rasya.

"Oh iya ini kuncinya ya Tan," ucap Rasya

"Pamit ya Tan,,,, permisi," ucap Rasya salaman dengan Mama Stefanie.

"Iya hati - hati ya nak," ucap Mama Stefanie.

Saat keluar rumah Stefanie di depan gerbang.

"Duh handphone baterai gue lowbet," gerutu Rasya.

Dari arah belakang ada mobil yang mengklakson.

Tin tin tin tin

"Eh buset dah bikin kaget aja," gerutu Rasya.

"Ayo naik," ucap Stefan kakak Stefanie.

"Gue kakaknya Stefanie,,, lo yang tadi nolongin adek gue kan? tanya Stefan

"Iya kak gue orangnya," ucap Rasya.

"Yaudah ayo masuk," ajak Stefan.

"Nama lo siapa ?" tanya Stefan.

"Gue Rasya kak," ucap Rasya.

"Pacar nya Stefanie ?" tanya Stefan.

"Buset ngeri bener kakak nya Stefanie," batin Rasya.

"Kok lo bisa bareng Stefanie," tanya Stefan.

"Jadi tadi Stefanie itu lagi di gangguin sama Riko kak, berhubung aku liat jadi aku tolongin deh," ucap Rasya.

Sontak mobil terhenti.

"Di gangguin?" Pekik Stefen.

"Tapi kak jangan bilang ke Stefanie kalau aku yang kasih tau kakak," ucap Rasya.

"Siapa anaknya?" tanya Stefen.

"Riko satu sekolah sama kita," ucap Rasya singkat.

"Bukan temen kamu?" tanya Stefan.

"Bukan kak," ucap Rasya singkat.

"Oke kamu bisa bantuin gue nanti malam?," ucap Stefan.

"Bisa kak," ucap Rasya

"Gue jemput jam 7 malam nanti," ucap Stefan.

"Btw rumah Lo dimana," tanya Stefan.

"Deket rumah Tante Tari kak, kakak saudara nya kan?" ucap Rasya.

"Eh sebentar ada telvon," ucap Stefan.

"Hmm oke-oke baik dok," ucap Stefan di telvon.

Sesampainya di sekolah

"Thanks ya kak tumpangan nya," ucap Rasya.

"Iya santai aja makasih juga ya udah nolongin Stefanie," ucap Rasya.

"Iya kak sama sama juga," ucap Rasya tersenyum.

Setelah mobil kak Stefan pergi

"Untung aja ini gerbang belum di kunci," ucap Rasya.

Untuk Rasya [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang