Twenty-two 'Takut

13 1 0
                                    

Saat yang lain sudah pulang duluan termasuk Clara, Stefanie masih memasukkan buku - buku ke dalam tas.

"Hai stef gue anterin pulang ya," ajak Riko.

"Gak usah makasih," ucap Stefanie malas

"Ayo dong," ucap Riko

"Ogah,,, gue bawa mobil sendiri," ucap Stefanie meninggalkan kelas.

"Lo bisa gak sih dengerin gue," ucap Riko kasar.

"Apaan sih lo,,, inget ya kita itu udah putus!" tegas Stefanie.

"Gue gak bakal semudah itu ngelepasin lo cantik," ucap Riko.

"Lepasin gue gak ko,,, atau gue teriak," ucap Stefanie.

"Lepasin gue!!!," ucap Stefanie takut.

"Gak usah takut gue gak bakalan kasarin lo kok," ucap Riko.

Rasya POV

Saat di parkiran.

"Yah elah ketinggalan lagi jam tangan gue, gue ambil dulu deh ke kelas, bro kalian duluan aja gue nanti nyusul," ucap Rasya

"Dasar pikun dini," timpal Angga

Saat Rasya menuju kelas dari kejauhan ternyata Rasya melihat Riko yang begitu kasar dengan Stefanie.

"Itu Stefanie kenapa ya, kok kayak ketakutan gitu," ucap Rasya

"Woiiii!" teriak Rasya mendekati Riko.

"Berani lo sama cewek,? ledek Rasya.

"Berani lo sama gue?" ucap Riko marah

"Berani lah masa enggak," balas Rasya

"Siapa takut bro lo jual gue beli," timpal Rasya menepuk pipi Riko.

"Cowok yang kasar sama cewek itu lebih dari sampah," ucap Rasya marah.

"Brengsek lo ya," ucap Riko emosi

Pukulan dari Riko hampir saja mendarat ke wajah Rasya, tapi Rasya bisa mengelak.

"Ya elah gak bisa berantem lo," sinis Rasya.

Tiba tiba dari kejauhan.

"Heh kalian," pekik Pak Satpam.

Sontak Riko dan Rasya berhenti.

"Iya ini nih pak,,,, mulai duluan," ucap Rasya

"Kamu ini Riko tidak habis - habisnya membuat onar," bentak Pak Satpam.

"Inget ya lo urusan kita belum kelar," ancam Riko pergi meninggalkan Rasya dan Stefanie.

Stefanie berjalan duluan dengan sempoyongan menuju ke arah parkiran.

"Kok jalannya sempoyongan gitu sih jalannya," ucap Rasya.

"Mending gue ikutin dia jalan di belakang," ujar Rasya.

"Duh kepala gue pusing banget," ucap Stefanie memegang kepalanya.

Pertengahan jalan.

"Eeee kok dia kayak mau pingsan gitu sih," ucap Rasya mengejar Stefanie.

Dan....

Brughhhh

"Stef stef stef bangun stef," ucap Rasya.

"Gue harus bawa dia ke dokter Sekaran," ucap Rasya.

Rasya pun mengendong Stefanie menuju mobil Stefanie, dan mengambil kunci mobil yang ada di dalam tas Stefanie.

Saat membuka mobil dan membaringkan Stefanie ke kursi mobil. Terlihat pucat sekali wajah Stefanie dan sangat lemas.

Saat di pertengahan jalan, Stefanie tersadar.

"Gggguuueee dimana ini," ucap Stefanie lemas.

"Syukurlah lo udah sadar," ucap Rasya bahagia.

"Kok gue bisa sama lo sih," ucap Stefanie lemas.

"Lo tadi pingsan," ucap Rasya

"Kepala gue sakit banget," ucap Stefanie.

Rasya yang mendengar Stefanie memohon seperti itu tidak tega dan menghentikan mobil.

"Lo yakin gak mau ke rumah sakit?" tanya Rasya.

"Iya gue yakin kok,,, gue cuma kaget aja," ucap Stefanie.

"Yaudah mending sekarang gue anterin Lo pulang," ucap Rasya.

"Oh iya ini minum gue belum gue minum sama sekali. Lo minum aja dulu biar tenang," ucap Rasya memberi botol minum.

"Thanks ya," ucap Stefanie menerima.

"Sekarang rumah lo dimana?" tanya Rasya.

"Jalan Raden Fatah, rumah nomor 8," ucap Stefanie.

"Oke,,," ucap Rasya.

Untuk Rasya [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang