Fifty - seven 'Cuek

6 1 0
                                    

Mereka pun berpisah dan pulang kerumah masing - masing kecuali Rasya yang masih duduk di motor nya.

"Rasya belum balik," batin Stefanie.

"Gue samperin aja deh," batin Stefanie.

"Rasya," panggil Stefanie.

Rasya hanya diam tanpa suara dan sama sekali tidak menggubrish Stefanie.

"Lo kenapa si," ucap Stefanie.

"Jangan ganggu gue," jutek Rasya.

"Ih apaansi," ucap Stefanie.

"Mendingan Lo pulang udah sore," ucap Rasya.

"Iya gue lagi nunggu taksi," ucap Stefanie.

"Lo kepikiran Bella ya?", tanya Stefanie.

"Gak usah ikut campur urusan gue," ucap Rasya.

"Eh Lo apaan si gue nanya baik - baik Lo jawab ketus gini," ucap Stefanie.

"Gue lagi gak mau di ganggu Lo ngerti gak sih?" tanya Rasya.

"Gak perlu marah - marah, gua disini nanya baik - baik ke Lo," ucap Stefanie.

Stefanie pergi meninggalkan Rasya, karena taksi sudah menunggu di depan.

Rasya yang mulai sadar dia sangat kasar kepada Bella meski hanya dari ucapan.

"Ahh bangsatttt!!," umpat Rasya

Rasya membawa kencang motornya dan pergi ke makam kakaknya.

Sesampainya di makam kakaknya.

"Kak gue mau curhat," ucap Rasya mengusap batu nisan kakaknya.

"Bella masuk rumah sakit kak," ucap Rasya.

"Gue belum bisa move on dari dia kak, gue juga tadi marahin Stefanie padahal dia cuma nanyain gue," ucap Rasya.

"Gue ngerasa gak berguna banget kak," ucap Rasya.

"Gue bingung sekarang gue harus ngapain lagi," ucap Rasya.

"Makasih ya kak udah mau dengerin curhatan gue, gue pulang dulu," ucap Rasya.

Di perjalanan pulang, tiba - tiba turun hujan begitu saja, akhirnya Rasya mencari tempat teduh dan berhenti di sebuah toko kecil.

"Pake hujan segala lagi," gerutu Rasya.

"Mana basah lagi semua baju gue," ucap Rasya.

Awan menghitam langit semakin gelap dan semakin sore, Rasya masih terjebak hujan dan lupa tidak membawa jas hujan.

"Pasti mama nyariin gue," batin Rasya.

Di sela - sela hujan tiba - tiba entah pikiran dari mana Rasya mengingat kejadian ketika kehujanan bersama Stefanie, dan saat Stefanie tidak sengaja memeluk Rasya.

"Gue kok malah ke inget Stefanie sih," ucap Rasya.

"Dia marah gak ya sama gue," batin Rasya.

POV Stefanie.

"Yah pak hujan ya," ucap Stefanie

"Iya nih dek hujan deres," ucap supir taksi.

"Pelan - pelan aja ya pak bawa mobilnya," ucap Stefanie

"Iya dek," ucap supir taksi.

Stefanie menatap luar dari arah jendela mobil, tiba - tiba saja Stefanie memikirkan Rasya.

"Oh iya tu anak udah balik belum ya?" batin Stefanie.

"Eh kok gue jadi mikirin dia sih," ucap Stefanie

Dan Stefanie teringat saat iya kehujanan bersma Rasya ketika memakan bakso. Stefanie tersenyum mengingat kejadian tersebut.

POV Rasya

Sekitar 20 menit hujan pun reda.

"Syukurlah udah reda gue harus pulang cepet ini," ucap Rasya.

15 menit perjalanan.

"Rasya kamu dari mana saja," ucap Mama khawatir.

"Iya ma tadi kehujanan," ucap Rasya.

"Ya udah kamu ganti baju ya nak, basah semua baju kamu," ucap Mama.

"Iya ma," ucap Rasya.

POV Stefanie

Di meja makan

"Bik panggil Stefanie ya ajak turun," ucap Mama.

"Iya nyonya," ucap bik Siti.

Di pintu kamar Stefanie.

"Non ayok turun di panggil mama," ucap bik Siti.

"Iya bik tunggu bentar," ucap Stefanie.

Stefanie keluar turun ke bawah.

Untuk Rasya [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang