Tenth -Pulang

13 2 0
                                    

Tiba - tiba dari arah pintu, ada sosok laki - laki memakai baju TNI bersama ibunya.

"Kakak,,,,"batin Stefanie

Mama dan kak Stefen menghampiri Stefanie di sofa.

"Halo, anak mama udah pulang sekolah ya, maaf ya mama lupa kasih tau kamu kalo mama jemput kakak kamu di bandara," ucap lembut mama sambil membelai rambut Stefanie.

Stefanie hanya terdiam tidak ada senyuman dan hanya bisa menahan air mata, di benak Stefanie hanya terlintas jika selama ini Kakak yang di rindukan dia, sekarang sudah pulang, ya Kakak nya pulang bukan untuk melepas kerinduan dengan adiknya ini, melainkan urusan untuk acara lamaran dan nikahan nya nanti.

Stefanie mundur dan berlari ke tangga menuju kamar, Stefanie kesal kenapa orang yang di rindukan tidak pernah tau bagaimana rasanya jika sedang tidak bersama.

"Kakak jahat," ucap Stefanie sambil berlari ke arah kamar

"Loh mah, Adek kenapa ?" ucap Stefen.

"Lebih baik kamu kejar adik mu ke kamar," ucap Mama.

Stefen pun berlari mengejar ke arah kamar adiknya, namun ternyata kamar adiknya terkunci dari dalam kamar.

"Dek dek dek," ucap Stefen sembari mengetuk pintu.

"Kakak jahat, kakak pulang tidak memberi tahu, dan kakak menikah juga tidak memberi tahu aku," ucap Stefanie sambil menangis di balik pintu.

"Kakak minta maaf dek," ucap Stefen.

Stefen bisa merasakan apa yang adiknya rasakan, Stefen sangat bersalah sekali tidak memberi tahu adiknya, dan menutupi sampai sudah waktunya nanti dia pulang, Stefen yang berniat ingin memberikan kejutan kepada adiknya malahan berbalik menjadi kesedihan.

"Fen...." panggil papa yang berada di sebelah Nya

"Pa, aku sudah membuat adik ku sedih," ucap Stefen

"Tidak apa - apa, Stefanie masih sangat labil dia perlu waktu untuk menerima kenyataan jika kakaknya akan segera menikah" ucap Papa meyakinkan Stefen

"Tapi pa..." ucap Stefen

"Sudah, lebih baik kamu bersih - bersih dan istirahat biar papa yang bicara dengan Stefanie nanti," ucap Papa.

"Baik pa, aku pergi ke kamar dulu," ucap Stefen.


Mama Stefanie datang

"Stefanie belum keluar juga pa?" tanya Mama.

"Belum dia tidak mau buka pintu," ucap Papa.

"Mama ngerasa bersalah pa," ucap Mama.

"Harusnya kita kasih tau Stefanie ma," ucap Papa.

"Ya sudah lebih baik kita turun dulu, kita pikirkan bagaimana rencana lamaran Stefen," ucap Mama.

Stefanie masih saja mengurung diri di dalam kamar, dan tidak ingin keluar kamar meskipun papa, mama, bibik memanggil untuk makan siang, Stefanie tetap tidak keluar untuk makan.

"Kenapa sih Mama sama Papa gak bilang dari awal," ucap Stefanie.

Akhirnya Stefanie bergegas untuk pergi mengambil pesanan kue di rumah Tante tari, Tante tari adalah sepupu dari adik papa nya.

Di dalam mobil Stefanie kembali menangis Hari ini menjadi hari terburuk buat dia.

Saat Stefanie turun dari tangga

"Dek kamu mau kemana ?" tanya Stefen.

"Aku mau tempat Tante Tari" ucap Stefanie singkat.

"Kakak temenin ya?" ucap Stefen.

"Gak usah aku bisa sendiri" ucap Stefanie singkat.

"Kamu masih marah sama kakak?" tanya Stefen.

"Kakak pikir aja sendiri," ucap Stefanie sambil pergi meninggalkan kakaknya.

"Tadinya kakak mau kasih Suprise sama kamu," ucap Stefan.

"Maaf aku gak suka kak kejutan," tegas Stefanie.

Stefanie bergegas pergi karena sedang malas berbicara dengan kakak nya.

Untuk Rasya [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang