Sixty-nine 'Tired

5 1 0
                                    

Stefanie berjalan ke depan menghampiri Rasya.

"Ada apa ras?" tanya Stefanie cuek.

"Tadi kata mama gue, nyokap Lo kasih Mama gue bunga," ucap Rasya

"Oh bentar," ucap Stefanie masuk mengambil bunga.

"Nih, di rawat kata nyokap gue." ucap Stefanie.

"Oke thanks ya," ucap Rasya.

"Yaudah cabut sana," ucap Stefanie.

"Buset santai aja sih," ucap Rasya.

Stefanie masuk meninggalkan Rasya. Rasya lub langsung pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumah

"Ma ini bunga nya," ucap Rasya.

"Iyaa kamu mandi nak, mama udah masak," pekik Mama.

Rasya masuk dan langsung bersih - bersih, dan setelah itu ikut sarapan bersama Mama.

"Papa udah berangkat ma?" tanya Rasya.

"Iya padahal ini weekend tapi gak bisa libur," ucap Mama.

"Emm gitu," ucap Rasya menyantap makanan di meja makan.

"Kamu nanti pergi atau jaga rumah?" tanya Mama.

"Kayaknya sih mau main tapi gatau juga," ucap Rasya.

"Yaudah mama mau pergi nanti sama Tante kamu yang di Bandung," ucap Mama.

"Mama nginep?" tanya Rasya.

"Emm gatau juga ya nak, nanti mama kabarin aja deh," ucap Mama.

Selesai menyantap makanan Rasya masuk ke dalam kamar, dan duduk di dekat jendela kamar.

Ponsel berdering.

Kak Stefen
Call

"Kenapa ya," batin Rasya.

"Halo kak"

"Kamu masih inget apa yang Kaka bicarain seminggu lalu?"

Rasya sontak terkejut karena dia belum pernah menjawab sama sekali pertanyaan dari kak Stefen tentang menjaga Stefanie.

"Iya kak aku inget,"

"Jadi gimana?"

"Iya kak aku mau"

"Oke, thanks ya kakak percaya sama kamu,"

"Oke kak"

Tut Tut Tut

"Gue jagain Stefanie?" batin Rasya.

"Apa gue bisa?" tanya Rasya

"Udahlah lupain," gerutu Rasya

Di sore hari, Rasya pergi ke sebuah lapangan basket yang dekat dengan sekolahnya. Rasya bermain basket kala itu sendirian, tidak ada satupun orang disana kecuali dia dan bola.

Rasya bermain hampir 2 jam, dan waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, kala itu ada sosok perempuan yang berjalan ke arah Rasya, Rasya mengenal sosok perempuan itu, yaitu Shinta teman Bella.

"Gue mau bicara sama Lo," ucap Shinta.

"Lo gak liat gue lagi main," ucap Rasya ketus.

"Ini tentang Bella," ucap Shinta.

"Gue udah gak mau bahas soal dia," ucap Rasta men - dribble bola.

"Gak usah munafik deh Lo, gue tau Lo belum sepenuhnya move on dari Bella," ucap Shinta.

"Bisa gak sih Lo gak usah sok tau," ucap Rasya.

"Gue gak sok tau, Lo sama Bella itu udah lama, dan gue tau itu," ucap Shinta.

"Oke - oke, Lo mau ngomongin apa?" tanya Rasya.

"Lo harus nemuin Bella," ucap Shinta.

"Buat apa gue nemuin dia, sedangkan dia juga udah males buat ketemu gue?" tanya Rasya kesal melempar bola.

"Lo cowok ras, Lo harusnya tau gimana caranya bujuk cewek," ucap Shinta.

"Gue udah gak ada ruang lagi di hati Bella, Shin." ucap Rasya.

"Apa?" Gara - gara ada Kak Danesh yang udah gantiin posisi Lo?" ucap Shinta.

"Gue gak tau ya maksud Lo apa, tapi yang jelas gue udah berusaha move on dari Bella," ucap Rasya.

"Gue capek bahas ini mulu, mending Lo cabut dari sini," ucap Rasya mengikat tali sepatu.

"Gue gak akan pergi dari sini," ucap Shinta tegas.

Untuk Rasya [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang