Ninety-four 'Rindu

9 1 0
                                    

Dengan semangkuk bubur ayam di samping ranjang , Stefanie melirik ke jam dinding, waktu yang sudah menunjukkan pukul 4 sore, terlihat jendela di luar basah dan berembun.

"Lagi - lagi hujan," ucap Stefanie.

"Rasya kok belum jenguk gue ya," batin Stefanie.

"Apa salah gue berharap sama dia?" batin Stefanie.

"Kamu gak dingin dek?" tanya Kak Stefen.

"Engga kak," ucap Stefanie.

"Kak aku mau nanya deh," ucap Stefanie.

"Tanya apa?" tanya Kak Stefen.

"Menurut Kakak, Rasya itu gimana,?" tanya Stefanie.

"Baik, sopan, ramah juga," ucap Kak Stefen.

"Dia sayang sama aku gak sih kak?" tanya Stefanie.

"Kok tiba - tiba jadi bahas Rasya," ucap Kak Stefen mendekati Stefanie.

"Kamu kenapa,?" tanya Kak Stefen.

"Aku ngerasa ada yang beda dari diri aku kalo lagi  deket sama Rasya," jelas Stefanie.

"Kamu suka sama dia?" tanya Kak Stefen.

"Suka sih tapi lebih ke nyaman sama aman aja kalo lagi deket sama dia," ucap Stefanie.

"Salah gak sih kak aku berharap sama Rasya?" tanya Stefanie.

"Engga salah kok, di usia kayak kamu itu wajar - wajar aja," ucap Kak Stefen.

"Kak pengen ketemu Rasya," rengek Stefanie.

"Cieee," ucap Kak Stefen.
"Aku lagi serius kak," ucap Stefanie.

"Menurut Kakak Rasya sayang gak sama aku kak?" tanya Stefanie.

"Iya kakak gak tau sih," ucap Kak Stefen.

"Udah, mendingan kamu sekarang makan dulu bubur nya ya," ucap Kak Stefen.

"Sabar ya kalo kamu udah sembuh nanti kamu bakalan ketemu temen - temen kamu lagi," ucap Kak Stefen.

"Janji ya kak," ucap Stefanie.

"Iya," ucap Kak Stefen.

Di luar masih saja hujan, petir dan kilat saling beradu, yang membuat Stefanie terbangun dari tidurnya. Saat Stefanie terbangun ternyata di atas perut Stefanie ada tangan kakaknya yang memeluk nya, dan kakaknya juga tertidur pulas. Stefanie sadar juga sudah memakai Hoodie yang di beri Rasya.

"Coba aja Rasya ngelakuin ini semua ke gue, tapi sayangnya ini kakak gue," ucap Stefanie.

Stefanie kembali melihat jam yang menunjukkan pukul 9 malam. Papa dan Mamanya pasti sudah pulang karena sudah menunggu Stefanie di rumah sakit, sekarang gantian Kak Stefen merawat Stefanie.

Stefanie tiba - tiba merindukan Rasya, pada saat hujan dia tidak sengaja memeluk Rasya begitu erat, dan begitu juga Rasya yang memeluk Stefanie. Membuat Stefanie tersipu malu mengingat kejadian itu. Sekarang Stefanie tidak tahu dimana Rasya.

"Gue pikir Lo gak akan salah lagi ras," batin Stefanie.

"Tapi ternyata Lo juga belum datang," batin Stefanie.

"Apa Rasya gak khawatirin gue ya?" tanya Stefanie pada diri sendiri.

Stefanie memutuskan untuk melanjutkan tidurnya, karena rasa sakit pada dadanya masih saja kambuh. Sekitar pukul 12 malam Kak Stefen terbangun dari tidurnya, Stefen melihat wajah adiknya yang tertidur pulas, Stefen tak kuasa melihat adiknya di umur yang muda ini sudah merasakan sakit yang luar biasa.

"Kakak sayang kamu dek," ucap Kak Stefen.

"Kamu adik yang kuat, kamu gak boleh di sakitin cowok, kamu berhak bahagia." ucap Kak Stefen.

"Kakak gak bisa lihat kamu terbaring gini," ucap Stefen.

Stefen begitu sayang sekali pada Stefanie, dari kecil Stefanie begitu dekat dengannya, Stefen tidak ingin melihat Stefanie sedih. Dan sekarang kakaknya akan menikah meskipun di tunda beberapa hari.

Untuk Rasya [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang