Thirty-six 'Thoughts

6 1 0
                                    

POV Rasya.

"Nomor siapa ini, tidak di kenal," ucap Rasya.

"Halo?" Rasya.

"Halo ras, ini gue Stefan." Stefan

"Kak Stefan, ada apa kak?" Rasya.

"Kakak bisa minta tolong,?" Stefan.

"Iya boleh kak," Rasya.

"Kakak minta tolong jagain Stefanie," Stefan.

"Kalau kamu keberatan, ya gak papa," Stefan

"Soalnya kakak khawatir," Stefan.

"Hmm gitu ya kak," Rasya.

"Tapi kalau kamu keberatan ya gak papa," Stefan.

"Enggak santai aja kok kak," Rasya.

"Ya kamu boleh pikir - pikir dulu aja," Stefan.

"Oke kak," Rasya.

Tut tut tut

"Gue jagain Stefanie?" batin Rasya.

"Huft, bimbang gue," ucap Rasya.

Di kelas.

Rasya masih saja memikirkan yang di katakan Kak Stefan tadi untuk menjaga Stefanie, jika di tolak Rasya tidak enak hati dengan Kak Stefan.

"Rasya, apakah kamu mengerti apa yang ibu jelaskan?" ucap Bu Nita.

"Hah Bu, iya ngerti," ucap Rasya.

"Sekarang kamu kerjakan tugas halaman 200, besok Kamis di kumpulkan." ucap Bu Nita.

"Lo kenapa sih bro," ucap Angga.

"Enggak," singkat Rasya.

POV Stefanie

"Halo Stef," sapa Farel.

"Sendirian aja nih," ucap Kevin.

"Cowok lo mana?" ucap Farel.

"Ih kok diem aja sih," ucap Kevin.

"Jangan ganggu gue," ucap Stefanie.

Kevin dan Farel mendekat ke arah Stefanie.

"Jangan deketin gue, sana pergi," ucap Stefanie.

"Kenapa, Lo takut?" ucap Kevin.

"Kita gak akan ngapa - ngapain lo kok," ucap Farel.

"Pergi kalian," ucap Stefanie mendorong mereka berdua.

Keadaan Stefanie mulai melemah, Stefanie tak kuasa menahan ketakutan nya ingin lari tapi tak bisa mendapatkan celah.

" Ya Tuhan tolong aku," batin Stefanie.

"Woiiiiii !!!!," teriak Rasya.

"Berani lo ya gangguin cewek gue," ucap Rasya.

"Belagu banget si lo," ucap Farel.

"Gak suka lo?" tanya Rasya.

"Berani banget sama cewek, harga diri kalian mana?" tanya Rasya melindungi Stefanie di balik tubuhnya.

"Lo di belakang gue aja," ucap Rasya.

"Gue takut banget ras," ucap Stefanie lemah.

"Gue ada disini," ucap Rasya.

"Mau mulai dimana nih bro"? tanya Rasya.

"Bro mending kita cabut aja, daripada panjang" ucap Farel.

Kevin dan Farel lari meninggalkan Rasya dan Stefanie di koridor.

Sedari tadi Stefanie memegang baju Rasya dengan kuat, keringat dingin bercucuran membuat Stefanie semakin lemah.

"Stef lo gak kenapa - kenapa stef," ucap Rasya merangkul Stefanie.

"Gue lemes banget ras," ucap Stefanie.

"Duduk dulu," ucap Rasya.

"Duh mana udah jam pulang, UKS pasti udah di kunci," batin Rasya.

"Minum dulu stef," ucap Rasya.

"Iya ras thanks ya," ucap Stefanie

Saat Stefanie duduk di kursi dengan keadaan tubuh yang lemas, tiba - tiba Stefanie lemas dan terjatuh ke bahu Rasya.

25 menit berlalu

Stefanie membenarkan posisi duduk seperti biasa, dan bangun dari senderan Rasya.

"Gimana udah lega?" tanya Rasya.

"Iyaa gue udah lega kok," ucap Stefanie lemas.

"Gue temenin mau?" tanya Rasya.

"Enggak usah deh Ras, gue udah gak papa kok," ucap Stefanie.

"Lo yakin?" tanya Rasya.

"Tapi lo lemes," timpal Rasya.

"Udah gue udah gak papa kok," ucap Stefanie.

"Apa gue terima aja ya yang di bilang kek Stefan," batin Rasya melihat Stefanie.

"Heloooo," ucap Stefanie melambaikan tangan di wajah Rasya.

"Eh iya sorry," ucap Rasya.

"Lo kenapa?" ucap Stefanie.

"Enggak gue gak kenapa - kenapa," ucap Rasya.

Untuk Rasya [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang