Twenty eight 'Tentang Stefanie

8 1 0
                                    

Saat di perjalanan pulang.

"Kamu harus mampir dulu ke rumah kakak" ucap Stefan.

"Papa aku juga mau ngobrol sama kamu tentang kejadian tadi," ucap Stefan.

"Oke deh kalau gitu kak," ucap Stefan.

"Orang tua kakak abdi negara juga?" tanya Rasya.

"Oh enggak, Papa kerja di Perusahaan tambang yang ada di Malaysia, dan Papa juga orang tertinggi di perusahaan itu." ucap Stefan.

"Kalau papa kamu?" ucap Stefan.

"Papa saya kerja di Perusahaan yang ada di Bandung kak," ucap Rasya.

"Nah udah sampe, ayo turun," ucap Stefan.

"Ternyata kakaknya Stefanie baik juga," batin Rasya.

"Eh kok bengong ayo sini masuk," ucap Stefan.

"Eh iya kak,,," ucap Stefan.

Saat masuk ke dalam rumah Stefanie.

"Mah keadaan Stefanie gimana,? tanya Stefan.

"Stefanie lagi istirahat di dalam kamar nya," ucap Mama.

"Stefanie sakit,? batin Rasya.

"Loh ada nak Rasya," ucap Mama.

"Iya Tan," ucap Rasya.

"Papa dimana ma?" ucap Stefan.

"Papa ada di ruang kerja nya, kalian kalau mau ngobrol - ngobrol datang saja ke ruang Papa, Mama mau pergi ke kamar dulu," ucap Mama.

Stefan dan Rasya pergi menuju ruang kerja Papa.

Tok tok tok

"Pa?," panggil Stefan.

"Iya masuk saja," ucap Papa.

Rasya duduk di sofa dekat ruang kantor kerja Papa Stefanie.

"Luas juga rumah Stefanie, pantesan aja di sekolah di juluki anak sultan," ucap Rasya lirih.

Dan terdapat foto Stefanie memakai dress berwarna hitam dengan pita putih di rambutnya.

"Cantik juga nih anak," ucap Rasya.

Dan ada foto Keluarga besar terlihat gadis mungil yang duduk di pangkuan ibunya.

"Lucu juga waktu kecil Stefanie," batin Rasya.

"Kamu kenapa ngeliatin foto anak saya?," tanya Papa Stefanie.

"Eh om, maaf om," ucap Rasya membalik badan.

"Hahaha sudah santai saja, om hanya bercanda," ucap Papa Stefanie.

"Mari ikut om ke halaman atas," ucap Papa Stefanie.

"Iya om," ucap Rasya.

Saat di halaman atas rumah Stefanie.

"Jadi kamu yang nolongin anak saya tadi?" tanya Papa Stefanie.

"Iya om," ucap Rasya.

"Ceritakan sama om bagaimana kejadian tadi," ucap Papa Stefanie.

"Jadi tadi itu aku mau ke kelas karena ada yang ketinggalan Om, terus waktu di aula depan sekolah aku nggak sengaja lihat Stefanie sama Riko," ujar Rasya.

"Terus dari kejauhan aku lihat Riko itu kasar banget sama Stefani Om, akhirnya ya aku samperin Riko," timpal Rasya.

"Kalian sempat berantem?" tanya Papa Stefanie.

"Iya sebenernya iya sih om, tapi setelah itu ada satpam yang memergoki kami ya akhirnya Riko pulang dan aku juga pulang," ucap Rasya.

"Waktu anak om pingsan,?" tanya Papa Stefanie.

"Iya saya tolongin anak om juga saya bawa ke mobil nya anak om, terus saya anterin ke rumah," ucap Rasya.

"Kamu gak coba bawa ke rumah sakit," ucap Papa Stefanie.

"Iya om niat saya mau bawa ke rumah sakit, tapi Stefanie larang," ucap Rasya.

"Anak om satu itu memang susah di bilangin ya umumnya remaja, terkadang dia menganggap sesuatu yang menurut dia bagus dan bisa membuat dia senang," ucap Papa Stefanie.

"Kalau boleh tau Stefanie sakit apa ya om?" tanya Rasya.

"Dia sakit penyakit jantung, om harap kamu menjaga rahasia ini," ucap Papa Stefanie

"Rahasia?" batin Rasya.

Untuk Rasya [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang