113 - Pamit

8 1 0
                                    

Telah berpulang, Anindia Bella Maharani pukul 02.00 WIB dini hari, Sabtu 18 Juli 2021, di rumah sakit Bakti Husada, yang akan di makamkan hari ini pukul 09.00 WIB di TPU Jakarta.

Hari itu menjadi hari yang paling menyakitkan untuk Shinta sahabat Bella yang paling dekat. Semua teman - temannya menyaksikan Bella di kuburkan di tempat terakhirnya. Masih tidak menyangka jika Bella pergi secepat itu.

Setelah pemakaman selesai, Mama dan Papa Bella menaburkan bunga di pusara anaknya itu, dan mengucapkan selamat tinggal untuk selama - lamanya.

Namun tidak dengan teman - teman Bella yang masih berada di pusara Bella.

"Bel Lo udah gak sakit ya bel," ucap Shinta mengusap batu nisan sahabatnya itu.

"Kita disini semua sayang sama Lo bel," ucap Shinta yang lagi - lagi menangis.

"Lo yang tenang ya bel, Lo sahabat terbaik gue." ucap Shinta mencium batu nisan sahabatnya itu.

Rasya mendekatkan diri ke batu nisan Bella.

"Ras Lo gak mau balik sekarang?" tanya Angga.

"Gue mau disini dulu, kalian duluan aja." ucap Rasya.

"Yaudah kita duluan," ucap Puja.

"Ra gue mau disini dulu ya," ucap Stefanie memberikan isyarat kepada Clara.

Rasya masih tidak percaya Bella sudah pergi meninggalkan nya selama - lamanya.

"Sayang ku udah gak sakit lagi," ucap Rasya mengusap nisan Bella dengan air mata yang berlinang.

Stefanie mendengar apa yang di katakan Rasya, Stefanie berada di posisi Rasya saat ini.

"Kenapa Lo ninggalin gue," ucap Rasya menangis.

"Lo janji Lo bakalan sembuh," ucap Rasya.

"Gue sayang sama Lo," ucap Rasya.

Stefanie mendekati Rasya dan mengusap bahu Rasya. Rasya menoleh dan melihat Stefanie yang berada di sampingnya itu.

"Lo yang sabar ya, ada gue disini." ucap Stefanie.

"Kita semua kehilangan anak baik seperti Bella ras, Lo gak sendirian." ucap Stefanie.

Rasya memeluk Bella di depan makam Bella.

"Stef kenapa Bella ninggalin gue," ucap Rasya yang menumpahkan tangisan nya ke pundak Stefanie.

Stefanie tak biasa menahan tangis nya, namun mencoba kuat demi Rasya.

"Iya Tuhan sayang sama Bella ras," ucap Bella menguatkan Rasya.

"Lo harus kuat, Kalo Lo sedih Bella pasti bakalan sedih disana ras," ucap Stefanie yang berusaha mengusap air mata Rasya dan dirinya sendiri.

"Lo harus kuat, Bella pasti bahagia liat Lo sekuat kayak biasanya Rasya yang Bella kenal ya." ucap Stefanie menguatkan bahu Rasya.

"Sekarang lebih baik kita kirim doa untuk Bella," ucap Stefanie menutun Rasya.

Setelah berdoa selesai, Stefanie dan Rasya pulang dari pemakaman.

"Lo pulang sama siapa?" tanya Rasya.

"Gue taksi aja," ucap Stefanie.

"Gak usah Lo pulang sama gue aja," ucap Rasya.

"Gak papa gue tau Lo capek, mendingan Lo istirahat aja sekarang nanti kan kita bakalan ke rumah Bella buat doa bersama." ucap Stefanie.

"Gue mau nganter Lo boleh ya?" tanya Rasya.

"Yaudah kalo gitu," ucap Stefanie.

Stefanie pulang di anter Rasya dengan mobilnya, terlihat di mobil Rasya terdapat foto Bella dan Rasya.

"Ternyata sesayang ini Rasya sama Bella," batin Stefanie.

"Sorry ya banyak foto - foto gue sama Bella," ucap Rasya.

"Gak papa kok santai aja," ucap Stefanie menatap ke arah depan.

"Iya jadi gue dulu sama Bella setiap ketemu pasti selalu mengabdikan moment, karena kalau kata Bella kita gak bakal tau kapan kita bertemu atau tidak bertemu lagi, dan sekarang gue percaya kata - kata itu," ucap Rasya yang kembali mengingat masa lalu nya.

"Iya gue paham kok ras," ucap Stefanie.

"Bella gak salah pernah deket dan dapetin cowok sebaik dan setulus Rasya," batin Stefanie terenyuh melihat mata Rasya yang begitu sembab.

"Gue mau ke makam kakak gue," ucap Rasya.

"Mau gue temenin?"tanya Stefanie.

"Boleh," ucap Rasya.

Rasya pergi ke makam kakaknya bersama Stefanie yang mengikuti dari belakang.

"Ini makam kakak gue," ucap Rasya.

"Kita kasih doa ya," ucap Rasya.

"Gue gak tau rasanya jadi Rasya yang kehilangan orang - orang yang dia sayang pasti rasanya sakit banget," batin Stefanie.

Untuk Rasya [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang