Forty-three 'Mulai akrab

4 2 0
                                    

Di kantin.

"Stef,,," panggil Rasya.

"Apaan," ucap Stefanie.

"Gua ada sesuatu buat lo," ucap Rasya.

"Idih tumben amat," ucap Stefanie malas.

"Iya jadi gue waktu itu ke toko buku, gue nemuin buku yang bagus banget buat lo," ucap Rasya.

"Buku pembahasan soal?" ucap Stefanie senang.

"Ya bukanlah." ucap Rasya.

"Lagian ambis banget sih lo," ucap Rasya

"Hmm," ucap Stefanie malas.

"Nih buat lo, dibaca jangan lupa." ucap Rasya.

Rasya pergi meninggalkan Stefanie di kantin.

"Anjirr, cara menjadi cewek yang baik," baca Stefanie.

"Buset random banget nih bocah," ucap Stefanie.

"Hahaha udah deh, biarin." ucap Stefanie.

Stefanie duduk di dekat lapangan basket, dengan membaca buku yang di beri Rasya tadi.

"Emang gue sejutek itu ya," ucap Stefanie.

"Pake di kasih buku kayak gini segala lagi," ucap Stefanie.

"Tapi gak papa, apapun yang di kasih itu harus di terima selagi positif." ucap Stefanie.

Rasya yang sedari tadi memperhatikan Stefanie yang duduk di taman dekat lapangan basket.

"Di baca juga buku dari gue" ucap Rasya.

"Heii stef," panggil Rasya.

"Hmm," sahut Stefanie.

"Serius banget," ucap Rasya.

"Iya ini gue lagi baca buku dari Rasya," ucap Stefanie

"Anjir nih orang gak sadar gue disini apa gimana ya," batin Rasya.

"Ooo gitu," ucap Rasya.

"Buku apaan sih," tanya Rasya.

"Buku cara jadi cewek yang baik," ucap Stefanie menoleh ke arah orang di sampingnya.

"Hemm," ucap Rasya.

"Lah elo" ucap Stefanie mendorong Rasya.

"Lo ngapain disini," ucap Stefanie.

"Lah gue dari tadi disini," ucap Rasya.

"Terus yang dari tadi ngobrol sama gue tadi siapa?" tanya Stefanie.

"Iya gue lah," ucap Rasya.

"Oh," ucap Stefanie cuek.

"Main basket yok," ajak Rasya.

"Lo nantangin apa ngajakin," ucap Stefanie.

"Dua - duanya juga boleh," ucap Rasya.

"Ya udah ayok," ucap Stefanie.

Di lapangan bola basket Stefanie dan Rasya menjadi sorotan murid SMA Negeri 1 Harapan Bangsa.

"Yess masuk," ujar Stefanie.

"Jago juga ya lo," ucap Rasya

"Sini lagi," ucap Stefanie meminta bola basket.

"List nih gue," ucap Stefanie.

Dan saat shooting bola basket masuk ke ring nyaris sempurna.

"Keren juga," batin Rasya.

"Stefanie udah keringetan gitu," batin Rasya.

"Stef ayo istirahat dulu," ajak Rasya.

"Ah enggak ah lo aja," ucap Stefanie.

"Ayok," ucap Rasya memegang tangan Stefanie.

"Ih iya iya," ucap Stefanie.

"Nih minum dulu," ucap Rasya memberi botol berisi air minum.

"Kok lo perhatian sih sama gue?" ucap Stefanie.

"Iya karena gue tau, kalo lo....," ucap Rasya terhenti.

"Gue paham kok," timpal Stefanie.

Rasya hanya terdiam.

"Sorry Stef, bukan itu maksud nya gue," ucap memegang bahu Stefanie.

"Jadi papa gue cerita apa aja ke lo?" tanya Stefanie.

"Iya bokap lo cerita kalo lo itu punya penyakit kardimiopati," ucap Rasya.

"Gue takut Ras," ucap Stefanie.

"Lo takut kenapa?" tanya Rasya.

"Iya gue takut, satu sekolah tau kalo Stefanie itu penyakitan," ucap Stefanie.

"Ya gue takut nanti gue bakalan di berhentikan untuk mengikuti segala lomba di sekolah ini." ucap Stefanie.

"Lo gak seharusnya mikir kayak gitu," ucap Rasya.

"Sahabat lo tau?" tanya Rasya.

"Belum," ucap Stefanie.

"Gue yakin lo bakalan sembuh," ucap Rasya.

"Oke," ucap Stefanie

"Thanks ya Ras," ucap Stefanie.

Untuk Rasya [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang