Thirty-seven 'Mulai khawatir

8 1 0
                                    

Tiba - tiba Pak Dafar datang.

"Loh nak Stefanie, maaf bapak tadi ada rapat jadi kita undur saja besok," ucap Pak Dafar.

"Oh oke baik pak," ucap Stefanie.

"Ya sudah sekarang kalian pulang saja," ucap Pak Dafar.

"Lo mau gue anterin pulang,?" ucap Rasya.

"Enggak gak usah, gue di jemput kakak gue," ucap Stefanie.

"Ya udah ayok ke depan," ajak Rasya.

"Gue kira Rasya gak akan sebaik ini ke gue," batin Stefanie.

"Eh ayok kok malah bengong sih," ucap Rasya.

"Lo bisa jalan sendiri kan?" tanya Rasya saat akan turun tangga.

"Hmm," ucap Stefanie.

"Ah lo kelamaan," ucap Rasya memegang tangan Stefanie.

"Rasya pegang tangan gue gini, kok gue deg - deg gini sih," batin Stefanie.

Tanpa di sadari Rasya menggandeng tangan Stefanie sambil ke depan gerbang sekolah.

"Ih udah lepasin," ucap Stefanie.

"Iya iya," ucap Rasya.

"Udah hubungin kakak lo?" tanya Rasya.

"Biasanya kakak sih udah otw jam segini," ucap Stefanie.

"Yaudah lo disini aja jangan kemana - mana, gue mau ambil motor gue dulu," ucap Rasya.

"Lah," ucap Stefanie.

"Pak titip Stefanie bentar ya pak," ucap Rasya ke Pak Satpam.

"Iya nak Rasya siap," ucap Pak Satpam.

Rasya pergi meninggalkan Stefanie di gerbang sekolah.

"Nak Stefanie beruntung bisa deket sama nak Rasya," ucap Pak Satpam.

"Ah bapak apaansi," ucap Stefanie.

"Nak Stefanie, nak Rasya itu anaknya baik banget, sopan, gak kayak Riko dan kawan - Kawannya," ucap Pak Satpam.

"Masa sih pak?" tanya Stefanie.

"Iya nak, bapak sering di tolongin nak Rasya," ucap Pak Satpam.

"Tapi sayang nya nak Rasya di putusin ceweknya," timpal Pak Satpam.

"Rasya punya pacar," batin Stefanie.

"Nah itu kakak gue," ucap Stefanie.

"Pak aku pamit pulang dulu ya," ucap Stefanie pamit.

"Iya nak hati - hati ya," ucap Stefanie.

"Oh iya pak kalau Rasya nanya, bilang aja Stefanie udah di jemput kakaknya," ucap Stefanie.

"Iya nak," ucap Pak Satpam.

Rasya datang dengan motornya.

"Stefanie udah pulang pak?" tanya Rasya.

"Udah tadi sama kakaknya," ucap Pak Satpam.

"Yaudah kalo gitu duluan ya pak," pamit Rasya.

"Oke," ucap Pak Satpam.

POV Stefanie

"Gimana sekolah nya?" tanya Stefen.

"Iya lancar aja," ucap Stefanie.

"Oh iya kak, Rasya tau soal penyakit aku?" tanya Stefanie.

"Iya," ucap Stefen.

"Kakak kenapa kasih tau dia?" tanya Stefanie.

"Papa yang bercerita ke Rasya, tapi papa udah bilang ke dia untuk gak bilang siapa-siapa," ucap Stefen.

"Untung aja," ucap Stefanie.

"Aku tu takut banget kalo guru - guru tau kak," ucap Stefanie.

"Iya yaudah kamu tenang aja," ucap Stefen.

"Kamu gak bawa hodie?" tanya Stefen.

"Heheh enggak kak lupa," ucap Stefanie.

"Lain kali di bawa buat jaga - jaga aja," ucap Stefen.

Author

Sosweet banget kakak beradik satu ini, siapa sih yang gak suka kakak kayak Stefen, udah baik cakep lagi.

"Oh iya dek, kakak mau cerita," ucap Stefen.

"Cerita apa kak?" tanya Stefanie.

"Iya jadi Rasya itu adek nya kak Nicho temen kakak dulu," ucap Stefen.

"Rasya ada kakak?" tanya Stefanie.

"Iya Kakaknya udah 2 tahun lalu meninggal," ucap Stefen.

"Terus kamu kenal gak sih namanya Danesh?" tanya Stefen.

"Maksudnya Kak Danesh?" tanya Stefanie.

"Kenal?" tanya Stefen.

Untuk Rasya [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang