"Iya dok tapi sekarang adik saya belum menemukan donor jantung yang tepat," ucap Stefen.
"Kalau untuk Minggu - minggu ini jantung tidak akan terlalu buruk, tapi jika Minggu selanjutnya di takutkan terjadi kefatalan," ucap Dokter.
"Loh bro," tepuk Angga yang menguping.
"Stefanie punya penyakit jantung?" ucap Puja.
"Iya gak nyangka gue," ucap Angga.
"Gimana keadaan Stefanie?" tanya Clara dari belakang punggung Angga.
"Jantung Stefanie menurun," ucap Puja.
Di lorong rumah sakit semua khawatir jika terjadi apa - apa pada Stefanie. Termasuk kakaknya yang sedari tadi menelpon Papa dan Mama nya untuk pulang.
"Gimana kak?" tanya Rasya.
"Iya bokap nyokap gue terbang hari ini," ucap Kak Stefen.
"Syukurlah kalo gitu," ucap Rasya.
"Em kalian belum mau pulang?" tanya Kak Stefen.
"Em nanti aja deh kak," ucap Clara.
"Iya kak santai aja lagian tadi udah izin ke guru," ucap Angga.
Stefen akhirnya tersadar sekarang guru - guru sekolah Stefanie tau bahwa Stefanie masuk rumah sakit.
"Kamu kasih tau penyakit Stefanie?" tanya Kak Stefen.
"Emm enggak kak," ucap Angga.
"Iya guru - guru Stefanie belum tau kalau Stefanie punya penyakit jantung," ucap Kak Stefen melepaskan kacamata nya.
"Oh gitu," ucap Puja.
"Oh iya bro kita kan ada janji sama Shinta," ucap lirih Puja.
"Iya ya gue lupa," ucap Angga.
"Yaudah cabut yok," ajak Puja.
"Em yaudah kak kalo gitu, kita pamit pulang dulu ya," ucap Angga.
"Bro duluan ya," ucap Puja.
"Kalian mau kemana?" tanya Clara menyusul Angga dan Puja.
"Ada janji sama Shinta," ucap Angga.
"Gue juga, tapi gue gak mau ninggalin Stefanie," ucap Clara.
"Em yaudah nanti kita bilang aja ke Shinta," ucap Puja.
"Oke," ucap Clara.
Di restoran
"Eh hai sorry ya nunggu lama," ucap Shinta.
"Eh Clara mana?" tanya Shinta.
"Clara lagi nemenin stee," ucap Puja terpotong oleh Angga yang memberikan kode padanya.
"Hemm to the point aja deh soalnya kita mau futsal nih," ucap Angga.
"Emm jadi Bella itu sakit kanker leukimia, dan Rasya belum tau kalo ternyata Bella itu sakit sebelum jadian sama dia," ucap Shinta.
"Maksud Lo dari dulu?" tanya Puja.
"Iya dari dulu, dan gue juga baru tau sekarang, kalo ternyata Bella sakit separah itu." ucap Shinta.
"Oke - oke jangan bilang Bella mutusin Rasya karena alasan penyakitnya," ucap Puja.
"Iya masalahnya itu," ucap Shinta.
"Wah parah sih ini," ucap Angga.
"Jadi ini harus gimana kita?" tanya Puja.
"Kita harus nemuin Bella sama Rasya di rumah sakit secepatnya, sebelum terlambat." ucap Shinta.
"Maksudnya Lo sebelum terlambat?" tanya Puja.
"Bella di diagnosis dokter hidupnya gak lama lagi," ucap Shinta.
"Oh my God," ucap Angga.
"Oke nanti kita bakal ajak Rasya besok ke rumah sakit," ucap Puja.
"Eh tapi Rasya kan udah gak mau lagi ketemu Bella," ucap Angga.
"Nah itu dia, buat Rasya mau ketemu Bella di rumah sakit, karena Bella mau ngomongin ini tentang penyakitnya," ucap Shinta.
"Duh gimana ya," ucap Angga bingung.
"Pokoknya gue minta bantuan sama kalian berdua deh," ucap Shinta.
"Oke pasti, nanti bakalan kita omongin dan kita pikirin gimana baiknya," ucap Puja.
"Oke pokoknya jangan lupa kabarin gue ya," ucap Shinta.
"Oke tenang aja," ucap Puja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Rasya [Tamat]
Teen FictionHai semuanya 💓✨ Perkenalkan aku, Stefanie Putri Azeera sekarang aku duduk di bangku kelas 12. Aku bersekolah di SMA Negeri 1 Harapan Bangsa, Aku memiliki sahabat yang baik banget dia bernama Anastasia Clara Octavia. Ya, seperti biasa musuh bebuy...