Forty-two 'Curhat

5 2 0
                                    

Rasya terkejut karena ada seseorang di perpustakaan ini.

"Eh elo," ucap Rasya.

"Ngapain lo disini," timpal Rasya mematikan lagu.

"Eh enggak kok, gue disini disuruh Bu Dita nyusun buku yang baru untuk di kelas nanti," ucap Stefanie.

"Oh gitu," ucap Rasya.

"Lo kenapa ras?" tanya Stefanie.

"Ngapain lo nanya - nanya," ucap Rasya ketus.

"Ya heran aja gitu, cowok songong bisa nangis," ledek Stefanie duduk di samping Rasya.

"Ya kan gue manusia biasa juga kali," ucap Rasya.

"Ih boneka nya lucu banget," ucap Stefanie mengambil boneka yang ada di meja.

"Ih jangan," ucap Rasya mengambil.

"Buset pelit banget sih," ucap Stefanie.

"Ih Lo banci ya," ledek Stefanie.

"Sembarangan aja," ucap Rasya.

"Terus itu boneka?" tanya Stefanie.

"Kepo aja deh Lo," gerutu Rasya.

"Eh btw lo kenapa sih?" tanya Stefanie.

"Enggak gue gak papa," ucap Rasya.

"Oh yaudah kalo gitu," ucap Stefanie beranjak pergi.

"Eh tunggu," ucap Rasya.

"Kenapa?" tanya Stefanie.

"Gue butuh temen curhat", ucap Rasya.

"Oke," ucap Stefanie duduk kembali.

"Gue boleh tanya sesuatu,?" tanya Rasya

"Sebelumnya lo pernah pacaran?" tanya Rasya

"Yes," ucap Stefanie.

"Kalau lo galau lo ngapain?" tanya Rasya.

"Galau nya karena apa dulu nih," ucap Stefanie.

"Di sakitin?" ucap Rasya.

"Gue to the point anaknya ras," ucap Stefanie.

"To the point gimana, maksudnya?" ucap Rasya.

"Iya gue minta penjelasan, dan gak mau bertele - tele," ucap Stefanie.

"Hmm.....," ucap Rasya.

"Udah gini aja?" ucap Stefanie.

"Eh tunggu," ucap Rasya memegang tangan Stefanie.

"Ciee pegang tangan gue," ledek Stefanie.

"Buset," ucap Rasya melepaskan tangan Stefanie.

"Lo galau karena apa?" tanya Stefanie.

"Gue galau, gue belum bisa move on," ucap Rasya.

"Anjirt, seriusan?" ucap Stefanie.

"Iyaa," ucap Rasya menoleh ke arah Stefanie.

"Oke," ucap Stefanie tersenyum.

"Gue sempet putus, dan ternyata dia udah move on sama gue, sedangkan gue belum bisa move on dari dia," ucap Rasya.

"Emang siapa sih?" ucap Stefanie.

"Ada deh" ucap Rasya.

"Saran gue sih ya ras, buat apa kita kejar seseorang jika orang itu udah gak anggap kita ada," ucap Stefanie.

"Karena itu sakitnya luar biasa," ucap Stefanie.

"Dan yang namanya mantan itu kalau menurut gue ya, masa lalu yang kadang bisa di perbaiki kadang juga enggak," ucap Stefanie.

"Perbaiki?" tanya Rasya.

"Iya karena di setiap hubungan juga pasti ada masalah ya terkadang gak bisa kita selesaikan secara kepala dingin, atau sebelah pihak doang," ucap Stefanie.

"Terus boneka itu," ucap Stefanie menunjuk ke arah Boneka.

"Iya ini boneka masa kecil gue, gue kasih ke pacar gue sebelum jadi mantan, dan pas kita putus, di balikin lagi boneka ini ke gue," ujar Rasya.

"Move on Ras," ucap Stefanie menatap Rasya.

"Anjir serius banget lo," ucap Rasya.

"Ya itu terserah lo aja sih," ucap Stefanie

"Anjay, pinter juga lu," ucap Rasya memajukan kursi ke arah Stefanie.

"Anjir Rasya buat gue salting aja," batin Stefanie.

"Thanks ya," ucap Rasya.

"Gue yang makasih Ras," ucap Stefanie.

"Buat apa?" tanya Rasya.

"Lo udah sering nolongin gue," ucap Stefanie.

"Iya sama - sama," ucap Rasya.

"Yaudah gue pergi dulu," ucap Stefanie.

"Oke," ucap Rasya.

Stefanie pergi meninggalkan Rasya sendirian di perpustakaan.

Untuk Rasya [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang