Stefanie POV
"Bosen banget gue ini," batin Stefanie.
"Biasanya gue nonton Drakor, belajar,,, ini diem doang rebahan," ucap Stefanie.
"Mana besok gak boleh sekolah lagi, ah bosen banget gue," ucap Stefanie kesal.
Tiba tiba suara pintu berbunyi.
Tok tok tok
"Masuk," ucap Stefanie datar.
Ternyata yang masuk ke dalam kamar nya itu kakaknya.
"Mau apa kakak kesini," ucap Stefanie membelakangi kakaknya.
"Kamu masih marah sama kakak?" tanya Stefen.
"Menurut kakak?" tanya Stefanie menghadap kakaknya.
"Kakak salah, kakak minta maaf," ucap Stefan.
"Kakak tau kan aku nungguin kakak selama kakak nugas di luar kota, dan kakak sama sekali gak ngabarin aku, di tlp gak di angkat di wa juga gak di bales," ucap Stefanie kesal.
"Kakak waktu itu sengaja melakukan hal itu, niat kakak untuk memberi kejutan saat kakak pulang nanti," ucap Stefan sedih.
"Aku gak suka kejutan kak," ucap Stefanie kesal
"Iya maaf," ucap Stefen.
"Tadi Rasya kesini dek," ucap Stefen.
"Rasya kesini? Ngapain?" tanya Stefanie.
"Iya jadi di tadi nolongin kakak buat nemuin Riko," ucap Stefen.
"Nemuin Riko?" tanya Stefanie.
"Iya memang kenapa?" tanya Stefen.
"Yaaa gak papa sih," ucap Stefanie malas.
"Riko siapa kamu " tanya Stefen.
"Jadi Riko itu dulu pacar aku, tapi udah aku putusin," ucap Stefanie.
"Terus kok dia kasar sama kamu?" tanya Stefen.
"Kakak tau dari mana masalah ini?" tanya Stefanie.
"Kakak sayang sama adek kakak," ucap Stefen.
"Walaupun aku marah sama kakak, ternyata dia masih nge - jagain aku," batin Stefanie.
"Iya Rasya yang cerita semua tadi ke kakak juga ke papa," ucap Stefen.
"Ke papa?" tanya Stefanie terkejut.
"Iya tadi habis ngobrol berdua sama papa," ucap Stefen.
"Kok jadi akrab sih cowok songong itu sama papa gue," batin Stefanie.
"Tapi kakak liat - liat dia anaknya baik lo dek," ucap Stefen.
"Entahlah aku pun tak tau,", ucap Stefanie malas.
"Heh kamu jangan gitu dong, dia kan tadi yang nolongin kamu," ucap Stefen.
"Ih apaan sih iya iya iya," ucap Stefanie.
"Baru dua kali juga gue di tolongin," ucap Stefanie.
"Dua kali?" tanya Stefen.
"Eh enggak maksud aku sekali kak," ucap Stefanie.
"Mampus gue hampir keceplosan," gerutu Stefanie dalam hati.
"Yaudah sekarang kamu istirahat," ucap Stefen.
"Ok," ucap Stefanie singkat.
Saat Stefan berjalan keluar dari kamar.
"Kak," panggil Stefanie.
"Iya?" ucap Stefen.
"Aku udah maafin kakak,", ucap Stefanie tersenyum.
Sontak Stefen terkejut dan berlari memeluk adiknya yang tengah duduk di kasur.
"Makasih banyak dek," ucap Stefan bahagia.
"Iya Kak sama - sama," ucap Stefanie.
"Kamu mau minta apa dari kakak," ucap Stefen.
"Beliin aku hodie yang banyak ok," ucap Stefanie.
"Iya nanti kalau udah sembuh oke!" ucap Stefan.
"Makasih kakak," ucap Stefanie.
"Kamu udah minum obat kan?" tanya Stefen.
"Iya udah kok," ucap Stefanie.
"Oh iya Kak, aja aku kenalan dong sama calon kakak ipar ," ucap Stefanie.
"Kamu mau?" tanya Stefen.
"Iya kan nanti bakalan jadi kakak aku juga," ucap Stefanie.
"Oke nanti ya Kakak atur waktu dulu," ucap Stefen.
"Kamu besok jangan sekolah dulu ya," ucap Stefen.
"Iya kak," ucap Stefanie.
"Oh iya kak guru guru belum ada yang tau kan?" tanya Stefanie.
"Iya," ucap Stefen
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Rasya [Tamat]
Teen FictionHai semuanya 💓✨ Perkenalkan aku, Stefanie Putri Azeera sekarang aku duduk di bangku kelas 12. Aku bersekolah di SMA Negeri 1 Harapan Bangsa, Aku memiliki sahabat yang baik banget dia bernama Anastasia Clara Octavia. Ya, seperti biasa musuh bebuy...