Seventy-nine 'Sick night

9 2 0
                                    

"Stefanie gak seburuk apa yang Lo pikirin," ucap Clara tegas.

"Gak usah basa - basi," ucap Shinta.

"Stefanie itu sahabat gue, gue tau gimana dia." ucap Clara.

"Tapi dia emang salah, dan lo gak seharusnya juga belain Stefanie," ucap Shinta.

"Hei, Stefanie sahabat gue, harusnya lo ngerti situasi dan harusnya lo gak memperkeruh keadaan," ucap Clara.

"Bella lagi sakit, harusnya lo ngalah demi ego Lo, Lo kawan nya kan?" tanya Clara.

"Sekarang gue minta Lo pikirin ini baik - baik, gue cabut," ucap Clara pergi meninggalkan Shinta di lorong rumah sakit.

Hari menunjukkan pukul 9 malam, Stefanie masih saja belajar dan membaca materi fisika untuk olimpiade besok, Stefanie harus tetap fokus untuk olimpiade besok dan melupakan sementara tentang apa yang terjadi hari ini.

Notif handphone berbunyi, terlihat 3 pesan dari Rasya, yang isinya memberikan semangat untuk Stefanie esok hari. Stefanie tak membalas nya sama sekali hanya di lihat saja dari layar handphone.

"Huft  semoga besok baik - baik aja," ucap Stefanie.

Waktu terus berjalan sekarang menunjukkan pukul jam 10 malam, rasa kantuk melanda dan Stefanie memutuskan untuk tidur karena besok pagi harus ada energi dan pikiran jernih untuk berfikir keras.

Rasya POV

"Stefanie udah tidur belum ya?" batin Rasya.

"Kalo gue telpon pasti gak di angkat, gue chat aja gak di bales sama dia," ucap Rasya.

"Gue tanya Clara aja kali ya," ucap Rasya mencari kontak Clara di handphone nya.

Clara

"Heh" 22.00

"Apaan" 22.05

"Stefanie jam segini tidur?" 22.07

"Iya kali, kan besok dia olimpiade." 22.07

"Cie nyariin," 22.07

"Suka - suka gue dong," 22.09

"Hahahah," 22.16

"Lo suka sama Stefanie?" 22.20

"Bukan urusan Lo," 22.22

"Hahah gak usah munafik deh Lo," 22.25

"Menurut Lo gue cocok gak sama dia?" 22.26

"Cocok - cocok aja sih," 22.30.

"Oke," 22.45

Pesan terakhir sudah terkirim, Rasya memutuskan untuk tidur. Tetapi tetap saja Rasya masih kepikiran apa yang di katakan Shinta sore kemarin.

"Ah tu anak nyebelin banget sih, bikin gue kepikiran aja," ucap Rasya.

Shinta POV

"Shin, Lo gak mau pulang?" tanya Bella.

"Eh Bella, kok Lo bangun udah tidur aja lagi," ucap Shinta.

"Makasih ya Lo mau nemenin gue," ucap Bella.

"Iya sama - sama," ucap Shinta.

"Stefanie besok olimpiade ya?" tanya Bella.

"Emm kayaknya," ucap Shinta.

"Lo belum sama sekali bicara sama dia?" tanya Bella.

"Emm belum, gak mood gue" ucap Shinta.

"Lo gak boleh gitu," ucap Bella.

"Udah ya bel," ucap Shinta tersenyum.

Tiba - tiba Kak Danesh masuk, membawa makanan untuk Shinta, dan juga roti kesukaan Bella untuk sarapan besok pagi.

"Sorry ya nunggu lama, antri soalnya," ucap Kak Danesh.

"Iya kak santai aja," ucap Shinta.

"Eh itu gue beliin Lo makanan," ucap Kak Danesh.

"Wah, thanks ya kak," ucap Shinta tersenyum.

"Gimana keadaan nya?" tanya Kak Danesh mengusap rambut Bella.

"I am oke," ucap Bella tersenyum.

"Aku temenin ya, sekarang kamu tidur oke," ucap Danesh tersenyum manis.

"Kamu disini ya jangan kemana - mana," ucap Bella.

"Udah bel tenang aja, Kak Danesh gak bakalan kemana - mana kok," sambung Shinta.

"Udah kamu tidur ya, biar besok bisa fit lagi ya sayang," ucap lembut Kak Danesh.

Untuk Rasya [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang