Case Of Crime

CASE OF CRIME : FILE 38

Di sebuah hotel yang sangat mewah dan besar akan digunakan untuk fashion show dari brand fashion kondang, ada tujuh brand fashion sekaligus dalan show itu. Tetapi laporan dari salah satu pekerja show itu mengatakan bahwa salah dua dari model mereka tewas tanpa luka. Alhasil fashion show hari itu di batalkan, karena mereka berdua menggunakan dress yang amat mahal dari dua brand.

Tak jauh dari hotel itu juga terdapat sebuah rumah sakit yang tak kalah besar dengan fasilitas yang sangat bagus. Lokasi yang bagus untuk membangun sebuah bisnis.

CSI segera diluncurkan ke lokasi dan mengamankan lokasi.

"Aku membutuhkan satu orang untuk kupertanyakan, kalian bisa membantu bila kalian mau." seorang wanita dengan rambut brunette maju.

"Hi bidadari, bisa kau sebutkan namamu dan apa hubunganmu dengan korban."

"Ashley Ryder. Aku adalah teman korban, kami baru saja berteman satu semester semenjak kami bertemu di Paris. Terakhir kali kami berada di ruang makeup bersama lima empat model lainnya. Aku menunggu mereka berdua di bawah karena untuk persiapan kami di bawah. Setelah itu empat model yang berada ruangan makeup datang, dan mereka tak kunjung datang."

"Apa kau melihat ada yang aneh dari ke empat model di atas ?"

"Ti... Tidak. Mereka semua tampak normal saja, sesekali mereka berlatih di ruangan itu."

"Terima kasih. Apakah ada yang lain ingin membantu ?" satu dari mereka maju.

"Hi, nona rambut emas. Apa yang bisa kau berikan kepada kami ?"

"Kelsie Golden. Aku salah satu model yang berada di ruangan itu. Kami memang sesekali berlatih di ruangan itu, karena untuk menghindari kejadian yang tak terduga. Semuanya tampak normal saja. Aku memang tidak berteman dengan korban tetapi kami saling memberi dukungan satu sama lain."

"Apakah terlihat ada orang asing selain kalian di ruangan itu ?"

"Kami semua kompeten dalam merias. Jadi makeup artist hanya merias beberapa model saja. Itu pun sangat makeup artist tak ada yang merias salah satu dari kami."

"Bila makeup artist tak merias kalian itu artinya ia tak berada pada ruangan kalian ?"

"Tidak."

"Cukup." pertanyaan itu sepertinya berhenti pada kedua model itu. Ia mencoba membuat spekulasi siapa pelaku atau apa yang digunakan pelaku.

"Emily, apa yang kau dapatkan dari korban ?

"Rave, kau harus melihat ini. Kau harus melihat mereka."

Rave berjalan menyoroti kedua korban bagaikan mesin scanner. Matanya tak berkedip walau debu menempel di lensa matanya.

"Dari korban tewas, mata yang terbuka lebar, ia pasti sangat terkejut dan sepertinya ia tak bisa memanggil pertolongan." Rave memperhatikan mereka dengan cepat sekali lagi.

"Mereka tewas dengan cantik, kurasa malaikat akan terpesona akan rupa mereka."

"Lalu apa yang bisa kau dapatkan ?"

"There is never just one. Never just one."