CASE OF CRIME : FILE 109

1 0 0
                                    

Di sebuah barak tentara, terlihat tentara yang masih dalam pelatihan tengah beristirahat, kemudian datang seorang komandan mereka yang membuat mereka berdiri tegak. "Selamat malam semua."

"Selamat malam komandan!" ia masuk ke dalam dan mencari seseorang. "Bayu Arta Hardana."

"Siap komandan!" 

"Ikut ke ruangan saya kamu setelah ini." komandan mereka melangkah keluar dari ruang istirahat mereka. Bayu segera berpakaian dan bertemu dengan komandannya di ruangan dimana ia biasa berada.

"Selamat malam komandan!"

"Malam."

"Ada apa memanggil saya ke ruangan komandan ?"

"Duduk kamu." Bayu segera duduk. "Apa profesi ayah dan ibumu ?"

"Ayah wirausahawan yang sekarang memiliki waurng makan kecil dan ibu saya seorang perawat."

"Mengapa kamu ingin menjadi tentara ?"

"Saya ingin seperti kakek saya komandan, seorang veteran tahun semblan belas sempat puluh lima."

"Bagus, kamu menghargai jasa kakekmu sampai ke hati. Berapa beladiri yang kamu kuasai ?"

"Silat dan tarung derajat komandan, silat dari berbagai daerah. Diantaranya silat dari lima daerah."

"Bagus sekali."

"Senjata apa yang dapat memberikan luka serius pada wajah terutama pada dahi dan juga rahang ?"

"Siap! Tangan kosong cukup. Pukulan yang asal saja cukup untuk memberikan luka yang parah di daerah yang komandan sebutkan."

"Ok, lalu sebutkan cara menyerang musuh dengan cara menyayat bahkan hampir tak dilihat."

"Siap! Menggunakan senjata tradisional Kerambit komandan, karena ukurannya yang begitu kecil bila kita jago memainkannya bahkan musuh seperti tak melihat senjata itu komandan."

"Bagaimana cara melumpuhakan banyak orang ketika kita sedang di keroyok oleh banyak orang ?"

"Siap! Bisa menggunakan dua buah celurit komandan, bentuknya yang melengkung dapat menebas musuh dengan leluasa bahkan hingga putus sekalipun, saya mempelajari Silat Ganda Putra dan sudah mempelajari menggunakan dua buah celurit."

"Bagus! Saya bangga kamu mencintai Silat!" komandan terdiam sejenak. "Satu pertanyaan terakhir. Bagaimana cara membuat satu pukulaan yang bahkan bisa mematahkan banyak rusuk, bisa mematahkan rahang atau bahkan bisa memecahkan rahang, lalu bisa meretakkan tulang tengkorak dan juga bisa meretakkan ubun-ubun."

"Siap! Tangan kosong komandan, itu semua sudah cukup."

"Salah!"

"Tongkat komandan."

"Salah! Senjata yang bisa nempel di tangan, bahkan bentuknya diadaptasi agar mudah di tangan kita dan sangat nyaman di gunakan." Bayu tersenyum. "Kenapa kamu tersenyum ?"

"Saya sudah tau pak jawabannya."

"Yakin ?"

"Sudah tau pak saya, sudah mengetahu itu pak, karena dulu itu kan saya itu sempat bekerja sebagai pengaman pak, masa iya saya tidak tahu."

"Bagus sekali, artinya kamu sangat baik dalam pengenalan senjata dan juga tangan kosong. Silahkan kamu pertajam lagi dalam permainan senjata kamu."

"Baik komandan."

"Silahkan kembali ke ruangan kamu." 

"Terima kasih komandan, selamat malam."

"Selamat malam Bayu."

Case Of CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang