CASE OF CRIME : FILE 100

1 0 0
                                    

Seorang polisi datang kembali ke kantornya dengan jalan terpincang-pincang dan terlihat tubuhnya sangat sakit. "Siang pak."

"Loh Wano, kenapa No ?"

"Ada yang nimpuk saya pak, kayanya preman pasar pak. Soalnya saya ke sana karena ada laporan warga ada preman yang anarkis pak, minta uang parkir kalo nggak di kasih bakal di pukul pak."

"Oalah preman toh."

"Iya pak."

"Duduk deh. Duh udah tau seharusnya bukan kamu yang turun ke situ, seharusnya si Hendro aja bukan kamu, kamu kan udah mau kepala lima, dia kan baru dua lapan."

"Gak apa-apa pak, udah tugas kita pak, ini sih risiko."

"Dimana No sakitnya No ? Buka deh bajumu nanti tak cariin tukang pijir ya atau kamu mau pulang aja ? Kamu gak bakal kuat sampe malem loh kalo gini."

"Gak usah pak, masih kuat saya."

"Herwano, anakmu baru nikah loh. Jangan macem-macem. Tak saya perintahkan Hendro anter kamu nanti."

"Iya pak terima kasih."

"Dimana aja sama di timpuk pake apa ?"

"Gak tau pak, ditimpuk pake apa, soalnya keras banget pak, saya kena di tulang belikat, deket pinggang, belikat kiri, kalo kaki di belakang paha, sama betis pak. Sakit banget pak."

"Bukan batu kan ?"

"Bukan pak, bentuknya alus."

"Oalah, emang bisa sih itu dipake buat nimpuk." tak lama Hendro muncul. "Ada apa pak Herwano ?"

"Nah, Hendro kamu anter pak Herwan ke rumahnya, dia abis ditimpukin sama preman, kalo bisa setelah ini kamu langsung ke sana kamu beresin preman-preman itu. Kamu belajar Karater udah dan lima bukan ?"

"Iya pak."

"Sudah antar pak Herwan lalu kamu urus mereka, itu soalnya laporan dari warga."

"Siap pak, laksanakan."

Case Of CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang