CASE OF CRIME : FILE 93

1 0 0
                                    

Pagi hari ini kami tengah bertanding basket melawan teman kelas lain kami. Tetapi pertandingan kami pagi ini tak berjalan sesuai rencana kami. "Adin, gw gak yakin bisa menang Din."

"Gw juga gak begitu yakin Kim, gw juga udah hampir gak kuat ini."

"Yan, lu ada rencana gak Yan, gw sumpah udah hampir gak sanggup lagi ini."

"Gak ada Drun. Gw gak ada rencana sama sekali. Kita jalanin aja sebisa kita, kita bisa pasti." kubersihkan keringatku berkali-kali dengan handukku, tetapi keringat itu tampaknya tak berhenti berkucur. Kutenggak air minum sebotol penuh. "Ayo lanjut lagi, menang kita pasti."

"Ok." kami kembali bangkit dan masuk ke dalam lapangan dan muali bermain, awalnya kami bermain sedikit takut, karena kami sendiri sudah hampir tak mampu. Tetapi tidak, kami berhasil menaklukkan rasa takut kami, kami berhasil membalikan keadaan dengan baik, walau kami sempat beberapa kali kecolongan, tetapi kami bisa mengatasi itu. 

"Adin oper Din!" Alfyan mengoper bola itu kepada Adin, lalu Adin melemparnya dari jarak yang cukup jauh dan membuahkan sebuah tembakan yang indah. Skor demi skor membuat kami semakin semangat, lelah kami menjadi sumber tenaga tersendiri untuk tim kami. 

Kali ini Adin tengah membawa bola, lalu memberikan itu kepada Alfyan. Aku melambaikan tangan yang membuat Adin melempar bola itu dari jauh, begitu dekat dengan bola aku segera melakukan Slamdunk yang membuat satu sekolah riuh karenaku. "MENANG BOY!!!" Adin tak sengaja sampai menjambak rambutku. "Oi sakit nyet lau ngejambak gw."

"Oh iya maap ngab." waktu berakhir, kami menang. Kami segera kembali ke ruangan locker. Kami berhadapan dengan lawan kami. "Curang lu anjing!"

"Iri bilang kuli." balas Adin. "Weh, santai nyet." Adrian, lawan kami, tangannya sudah hampi menarik baju Adin, karena itu aku menangkal tangannya. Aku segera duduk istirahat dan menenggak air satu liter. Adrian menarik baju Adin, dengan reflek aku menendang kakinya, yang membuatnya ingin memukulku, dengan sigap aku memecutnya yang membuatnya mundur, terlihat merah pada pipinya. 

Teman dia yang lain membantu Adrian tetapi aku berhasil melawan mereka semua dengan memecut mereka. "Anjing, menang lu hari ini, kedepannya babak belur lu!"

"Iri bilang kuli!"

"Udeh, kita mabok aja dulu yeh, kan kita memang nih, gw ada Vodka dirumah."

"Gaskeuuun, gw bawa Bodrex sama amer."

"Ok, gw bawa Autan sama baygon yeh ?"

"Jadikan boy."

Pecutan ? Apa yang ia gunakan untuk memecut ?

Case Of CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang