Seorang pak RW telrihat tengah mengurus suatu berkas yang berada di mejanya, begitu banyak kertas, dan juga ada sebuah penanda dekatnya, sepertinya ia tengah mengurus data warga, dan mungkin beberapa bayaran yang harus di urus malam itu juga.
"Bansos mau dateng sekitar tiga hari lagi, ini warga udah pada ngirim fotokopi KK sama data yang lainnya, data penting ada di Google Form. Jadi lebih gampang lah kalo itu." ia terdiam. Ia mengambil kertas yang sepetinya mengenai pembayaran. "Apa lagi ini ? Pembayaran ? Udah lunas lagi. Siapa si yang ngirim ? Pasti gak liat data ini orang." ia memberikan tanda pada kertas itu.
Ia menandatangani kertas itu tetapi pulpennya jatuh. Di saat yang bersamaan ada yang mengetuk pagar kantor RW. "Masuk silahkan." ia mengambil pulpennya tetapi ia tak kunjung mendapatkan pulpen itu. Ia kembali duduk dan ia terkejut. "Jangan teriak atau gw bacok lu!"
Ia menghela nafas. "Terus ngapa kalo gw teriak ? Masbuloh ?"
"Serahin uang kas RW! Gw tau ada sekitar dua puluh juta."
"Ambil aja sendiri, orang uangnya ada di bank."
"Bangsat!"
"Hah apa ? Bangsat ? Makanya kalo jadi rampok pinter dikit dongo!" pak RW itu mengambil penanda yang ia gunakan untuk kertas itu dan memukulnya dengan cepat sebelum ia bisa menganyunkan senjata tajamnya, pak RW terus memukul ia sampai ia berdarah dan meminta ampun. "Nah gimana nyet enak kan ?"
"Ampun pak. Ampun pak."
"Ngomong yeh sama hansip daerah sini, btw tato merah lu yang dari mulut sama darah keren juga nyet." pak RW membangunkan rampok itu dengan kasar. "Jalan lama bat asu kaya siput." katanya sambil menjambak.
Siapa sangka bahwa alat yang biasa ia gunakan itu berguna untuk melawan perampok seperti itu, hebat sekali pak RW.
KAMU SEDANG MEMBACA
Case Of Crime
Mystery / ThrillerSUDAH DITERBITKAN. Silahkan PO dengan langsung chat. Buku berisi 151 kasus dengan tebal 432 halaman ada kasus dan juga jawaban. Pre order selama tiga hari. Hi, back with me again, Forgionne 247. Do u miss with my riddle ? I'm back again with my rid...