Pukul 07.00 pagi.
Seorang warga menelfon polisi karena menemukan suaminya meninggal. Polisi sudah di kerahkan. Di lokasi, Pondok Indah Bukit Golf. Tiga polisi dikirimkan. Mereka adalah Erik, Wardana dan Bani.
Mereka sudah berada di lokasi. Sekarang mereka tengah bekerja. Bani tengah menanyakan pertanyaan kepada istri korban.
Bani menyalakan perekam suara miliknya.
"Sebelum saya mulai, siapa nama ibu ?"
"Erlina"
"Ok, Ibu Erlina, ibu menemukan suami ibu pukul berapa ?"
"Setenga jam lalu"
"Apa ibu suda bagun bangun di waktu itu bu ?"
"Saya sudah bagun dari jam 04.30 pagi."
"Lalu ibu apa menemukan sifat yang janggal dari suami ibu ?"
"Tidak, waktu itu saya tidak tidur bersama, karena suami saya ingin tidur sendiri, hubungan kami baik-baik saja."
Bani mengangguk. "Apa ada pesan terakhir sebelum suami ibu pergi ?"
"Tidak."
"Siapa yang menemukan suami ibu ?"
"Anak pertama saya."
Anak ibu Erlina pun datang, "Nak siapa nama kamu ?"
"Anto pak."
"Dimana Anto menemukan bapak ?"
"Ruang kerja bapak. Dada bapak tertusuk anak panah, tepat di jantung."
"Apa boleh kami kesana ?"
Anto mengangguk dan membawa Bani dan kawan-kawan ke ruang kerja korban.
"Terima kasih nak. Sekarang tolong jangan masuk ke ruangan ini nak, karena kami semua akan bekerja nak." Anto mengangguk.
Wardana memasang garis polisi di depan pintu kamar, lalu mengunci dari dalam.
"Erik. Coba kamu lihat di sekitar mungkin ada alat yang di gunakan korban buat bunuh diri." Erik mengangguk. Karena Wardana adalah yang paling tua di bandingkan mereka semua.
"Pak Wardana, saya mau menanyakan beberapa pertanyaan lagi kepada anak ibu Erlin."
"Oh yasudah. Silahkan, biar kita dapat perunjuk lain."
Bani meninggalkan ruangan dengan garis polisi. Di saat Bani turun tangga Bani menemukan Anto yang tengah berjalan ingin ke kolam renang.
"Anto."
"Iya pak, ada apa lagi ?"
"Apa boleh saya menanyakan beberapa pertanyaan lagi ?"
Anto mengangguk, mereka berdua berjalan kearah kolam renang. Mereka duduk ujung kolam renang bersama.
"Apa Anto melihat kelakuan janggal bapak ?"
"Tidak pak. Bapak semalaman sifatnya baik-baik saja pak. Semalam bapak tidak tidur bersama ibu, saya tahu karena terkadang bapak suka tidur sendiri, hubungan orangtua saya baik-baik saja pak."
"Artinya hubungan kedua orangtua kalian baik-baik saja ? Mereka tidak sering bertengkar."
Anto mengangguk.
"Hari-hari yang lalu apa Anto melihat semuanya normal saja dengan ayah ?"
"Sangat normal. Ayah suka tersenyum dan menghabiskan waktu bersama kami."
"Anto harus mengetahui satu hal, mereka yang merasa depresi atau stress, mereka tak terlihat sedih, justru mereka menutupinya denegn sebuah senyuman."
Anto hanya mengangguk saja dengan wajah pahit.
"Maaf sebelumnya, saya hanya Anto ingin mengetahui satu hal yang penting."
"Tidak apa-apa pak. Ini sudah takdir. Tidak ada yang bisa di salahkan."
Bani kembali lagi ke tkp untuk memberi tahu bahwa korban mungkin depresi atau lainnya.
"Pak, Wardana. Saya dapat satu petunjuk kecil pak. Yatu korban mungkin saja depresi atau stress hingga mengakhiri hidupnya."
"Bagus Bani. Tapi saya di sini dapat petunjuk yang besar. Saya menemukan empat potong kayu, kayu adalah kayu dari tongkat pramuka, dan sebuah batang besi sepanjang tiga puluh cm. dengan ujungnya yang sanagt tajam. Lalu ada du utas tali, sepanjang tiga meter, dan juga tiga puluh cm, juga sebuah kursi.
"Jackpot." kata Bani dengan wajah datar.
"Sekarang kita harus memikirkan apa hubungan semua barang yang kita temukan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Case Of Crime
Mystery / ThrillerSUDAH DITERBITKAN. Silahkan PO dengan langsung chat. Buku berisi 151 kasus dengan tebal 432 halaman ada kasus dan juga jawaban. Pre order selama tiga hari. Hi, back with me again, Forgionne 247. Do u miss with my riddle ? I'm back again with my rid...