CASE OF CRIME : FILE 59

4 0 0
                                    

Pagi indah di sebuah pantai. Tak jauh dari pantai ada sebuah pertunjukkan dimana banyak orang yang melukis mobil mereka dengan air brush. Hasil dari karya mereka sungguh menakjubkan, ada nilai seni dan juga memiliki rasa dalam lukisan mereka. Walau dalam keadaan yang masih pandemi, tetapi mereka sebisa mungkin tidak takluk dengan keadaan. Mereka juga tetap menjaga jarak dan mengenakan masker. 

"Antonito, kerjakan ini dengan benar bung, ini bukan hanya sebuah perunjukkan, ini akan memenangkan hadiah. Salah satu dari orang penyelenggara mengatakan itu kepadaku. Jadi kerjakan dengan benar."

"Tenah saja Joven, tak akan kusia-siakan itu." seorang pria tua datang dengan jarak yang cukup dekat dengan mobil yang tengah Antonito semprot. 

"Maaf pak, dimohon untuk tak terlalu dekat dengan mobil karena cat yang berbhaya dan juga untuk menghindari varian baru dair pandemi ini."

"Jangan memerintahkanku! Aku bukan lah budak mereka, untuk apa aku mengenakan masker seperti orang bodoh! Bahkan untuk bernafas saja susah. Aku tak akan tekuk lutut kepada elit global yang mengendalikan dunia ini!"

"Maaf pak, tetapi kami hanya ingin menjaga kesehatan masing-masing, dna juga anda sendiri pak."

"Bila begitu perhatikan saja dirimu! Aku bukan lah budak mereka. Kau adalah orang bodoh ayng mau mengikuti perintah dari Illuminati dan elit global. Persetan dengan mereka semua. Ini adalah hidupku."

"Anda benar." aku mengambil kuas yang dekat dengan Antonito dan mulai memperjelas detail yang ada pada lukisan mobi. "Jangan coba sekali lagi kau memerintahkanku seperti itu."

"Pergi dari sini kau babi tua! Kami bahkan tak memerlukan kehadiranmu disini."

"Bila aku adalah babi tua maka--"

"Pergilah sebelum kusemprot wajahmu menjadi hitam!"

"Bajingan sialan! Jangan kau pikir karena kau peserta kau bisa mengusriku begitu saja."

"Anto, biarkan saja ia, kau sama saja seperti ia, gila dan tak jelas." pria tua itu batuk-batuk. "Rasakan itu babi tua sialan!"

"Anto, lisanmu lebih tajam dari pedang Excalibur sekalipun." batuknya semakin intens dan membuatku simpati, kemudian ia seperti kesulitan bernafas. 

"Sial apa yang terjadi padanya ?"

"Biarkan dia Joven, andai ia tewas pun tak akan ada yang peduli padanya." ia terlihat tak bisa bernafas, lalu ia jatuh. "Oh tidak!" kuhampiri dia serta beberpa orang lain membantuku. "Panggil ambulan, ia dalam keadaan yang parah bila tak mendapatkan pertolongan.


Case Of CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang