CASE OF CRIME : FILE 106

1 0 0
                                    

"Gini boy, ini salah satu koruptor kan lagi berduka nih, anaknya meninggal, ini mental lagi ancur-ancurnya, gak enak kan kalo kita tahan dia ?"

"Enak lah, biar makin ancur lagi mentalnya, kalo perlu pas masuk penjara bias nyusul anaknya sekalian."

"Nah itu emang seru tapi gw lagi gak mau. Kita kan udah ada kaos kemeja partai, kebeneran ini partai temenan sama si koruptor. Nah kita bisa tuh kuras uang yang ada di tabungan dia kita balikin ke negara."

"Bisa tuh, yang gw tau kan ibunya dari si bajingan juga masih di rawat di rumah sakit, nah kalo kaya gini harus ada yang mantengin kan takutnya malah drop kondisi ibunya ?"

"Nah bisa tuh, dari situ kita bisa kuras tabungan si bajingan ini."

"Ok, jadi lau berdua masuk ke dalem terus acting sedih lah, istrinya pasti banyak nerima tamu yang gak dia kenal lah, mulai dah basa basi terus tanyain kondisi mertuanya gimana kondisinya, ya gitu lah lau pasti tau."

"Nah, setelah itu kita ke rumah sakit kita tanyain suster apa perawatan ibunya udah dulu bayar apa belom, nah udah bisa kita gasak yang di korupin."

"Itu, IQ 1000 kan ?"

"Yaudeh masuk sana." mereka segera berjalan untuk masuk ke dalam rumah duka.

"Istrinya yang mana dah ?"

"Cari aja siapa yang paling sedih, kelar." mereka segera masuk ke rumah duka dan menemui target. "Dapet boy."

"Langsung acting." mereka memasang wajah sedih seketika dan mendekati target.

"Kami turut berduka bu atas kepergiannya."

"Kita dari temen bapak bu."

"Terima kasih mas, padahal sebentar lagi dia itu mau melanjutkan ke jenjang yang lebih jauh lagi. Tapi apa boleh buat, Tuhan jauh lebih sayang dari saya."

"Sabar bu, pasti ibu bisa ketemu lagi sama anak ibu di kehidupan yang selanjutnya." target hanya mengangguk. "Mantab."

"Bu, bagaimana keadaan orangtua bapak katanya sakit. Terutama kan cucunya telah tiada, apa kondisinya baik-baik saja ? Karena di khawatirkan bisa drop dan menjadi lebih buruk."

"Mertua saya baik-baik saja. Bahkan berita ini belum di ketahui beliau."  mereka mulai kembali melanjutkan acting seolah-olah bersedih dan kepergian ini sangat di sayangkan sekali.

Setelah beberapa lama mereka keluar dari rumah duka. "Ok kita langsung gas rumah sakit aja." mereka segera berjalan ke rumah sakit dengan pakaian yang biasa saja, kemeja hitam panjang dan celana jeans. Mereka segera berjalan ke ruangan di mana ibu dari sang koruptor di rawat. "Tanya suster boy."

Mereka mendekati meja perawat. "Susah permisi, apa ibu Marina di rawat di sini ya sus ?"

"Iya benar."

"Kami dari kerabat. Apakah biaya perawatan dari ibu Marian sudah lunas sus ?"

"Sudah buktinya ada."

"Boleh kami liat sus, buat di foto soalnya bapak suka lupa hal kecil kaya gini." suster mengambil kertas yang menunjukkan sebuah bukti bayar yang rinci. Mereka mengambil foto bukti bayar itu.

"Ok terima kasih sus." mereka meninggalkan ruangan itu. "Dapet boy." mereka segera kembali ke mobil dan mulai penggasakkan dan mengembalikan uang itu ke pada negara.

"Beuh, kelar. Seru gak boy ?"

"Seru lah masa nggak."

Bagaimana bisa mereka melakukan itu ?

Case Of CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang