CASE OF CRIME : FILE 151

0 0 0
                                        

Sadat tengah membersihkan rongga mulutnnya di toilet, hanya seorang diri saja. Lalu datang seseorang. "Bang Jarot, kemana aja bang ?"

"Biasa lah Dat, banyak kerjaan. Mungkin gw lebih di perhatiin kali sama sipir."

"Mungkin di kasih potongan hukuman kali bang."

"Aminnn Dat, gw udah kangen banget sama keluarga. Pengen ketemu anak istri, terakhir gw liat anak gw yang kedua baru tiga bulan." Sadat berkumur. "Aminnn bang bisa ketemu secepetnya." Jarot mengoleskan pasta gigi di sikat giginya.

"Bang, temen-temennya Tarso mau datengin lu bang. Malem ini bang. Gw gak bercanda bang."

"Gw sebenarnya udah gak takut sama siapapun di lapas ini Dat. Gw mikirnya kalo gw harus berakhir di sini gw ikhlas. Gw udah pasrah. Kalo Tuhan menginginkan gw mati dengan terbaik, kaya gimana pun gw terima."

"Bang jangan gitu bang. Inget keluarga lu bang. Gw bantu lu bang siap gw, walau kita kalah jumlah bang."

"Jangan Dat, lu masih muda, jangan ikut campur masalah kaya gini. Perjalanan lu masih panjang banget."

"Seenggaknya lu punya senjata bang buat ngelawan mereka." Jarot mulai membersihkan giginya. "Ada."

"Katanya dulu lu jagoan Silat bang ?"

"Udah lama banget. Gw kan udah tua."

"Senjata lu mana bang ?"

"Apapun bisa jadi senjata Dat di lapas."

"Gw duluan bang." bang Jarot hanya mengangguk. Sadat meninggalkan toilet untuk kembali ke sell penjaranya. Dari jauh ia melihat bahwa anak buah bang Tarso sudah masuk ke dalam toilet, tak lama dari itu terdengar teriakan di dalam. "Gw tau lu bisa lawan mereka bang."

Case Of CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang