CASE OF CRIME : FILE 126

1 0 0
                                    

Beberapa pria tengah berkumpul bersama di ruang keluarga, seperitnya mereak sahabat. "Gila, pejabat korupnya makin jadi, udah gitu masih bisa senyum sama lambai tangan lagi. Kaya gak tau malu anjing. Kalo di Cina yang kaya gitu udah gak ada kabar lagi."

"Percuma Son, mau lo apain dia, mereka itu udah pada muka tembok. Kalo lau permalukan dia lewat sosmed yang ada malah melambung namanya. inget, ini Indonesia bung, dimana dari aib bisa jadi sumber penghasilan."

"Gw juga udah gondok anjir."

"Ok, kalo gitu caranya jangan permalukan mereka, gimana kalo yang membuat malu itu adalah keluarganya sendiri ? Terutama anak yang berulah ?"

"Nah ide bagus nih."

"IQ seribu Gimana tuh ?"

"Kalo pengen nyakitin seoorang ayah jangan bunuh dia, tapi bunuh anaknya. Begitu juga dia, kita buat dia malu melalui anaknya. Caranya gimana, gampang. Son lu masih ada gak temen lu yang ngedarin narkob ?"

"Masih Mal, ngapa ?"

"Lu pesen narkoba sama dia yang nanti gw kasih tau namanya. Nah Jak, lu ngasihin dia."

"Nah btw ini narkob efeknya apa hah ?"

"Entar lau liat. Yang penting barang ada dulu, nanti hasilnya lau liat gimana."

"Ok." Jaki dan Samson pamit dari rumah Akmal, malam setelah pertemuan itu Samson segera menemui temannya yang merupakan seorang pengedar narkoba. Ia berjalan di sebuah gang kecil yang begitu gelap, Cimot terlihat tengah asik merokok di ujung gang. "Mot."

"Weh, Son. Masih aja main sama gw, gak takut kena masalah Son ?"

"Gak, Gw mau mesen narkoba dong."

"Ah serius lu Son, yah ngeri banget gw kalo udah lau yang mesen, lu kan pengacara."

"Kaga, gw bayar lu sumpah." Samson menunjukkan nama narkoba itu kepada Cimot. "Seminggu paling baru ada."

"Sip santai aja."

"Bayarnya pas udah ada aja ya ?"

"Santai, gw cabut." Samson meninggalkan Cimot. Satu minggu kemudian barang itu sampai di tangan Samson, lalu segera memberikan itu kepada Jaki. 

Beberapa hari mereka kembali berkumpul di rumah Akmal. "Weh gimana nih boy ? Udah kelar ?" kata mereka saling berpelukan. 

"Weh udah lah, berjalan lancar boy."

"Itu nunggu seminggu dulu anjay."

"Emang bukan barang biasa di Indonesia itu." mereka duduk dan membuka televisi dan melihat berita. "Nah kan itu anak pejabat korup malah merkosa adenya sendiri." Akmal tertawa. "Jangan bilang kalo itu narkob buat ..."

"Lah iya."

"Wah anjir, sukur gw gak nyoba."

Case Of CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang