CASE OF CRIME : FILE 86

2 0 0
                                    

Sebuah tempat pelatihan beladiri terlihat tengah berlatih sangat sibuk, ada beberapa beladiri disana, Muay Thai, Kickboxing, Kyokushin, Silat, Sambo dan masih banyak lagi. Seorang pria dengan badan tegap dan besar berjalan masuk ke tempat itu dengan seorang polisi bersamanya. Lalu mereka mendekati seorang pria yang tengah memukul samsak dengan snagat kencang sekali. Pria itu dicolek dari belakang. 

"Bang." ia segera menyalimi orang yang ia panggil bang itu. "Gw kesini sama polisi." ia langsung menyalimi polisi itu. "Ada apa bang kalo boleh tau." 

"Sini Ga, kita ngomong di luar." Rangga, pria yang tengah berlatih itu. Mereka duduk di bawah pohon di sebuah kursi rotan. "Maksud saya kesini adalah saya mendengar keluhan dari warga sekitar yaitu dimana mereka mengatakan ada seseorang atau mungkin kelompok yang melakukan kejahatan yang mengerikan, seperti geng."

"Benar pak, memang cukup sering pak, sangat rawan mulai dari jam sepuluh malem sampe pagi pak."

"Dengan itu saya meminta pertolongan dengan kepada mas Rangga. Karena mas Alit ini berkata, kamu salah satu pelatih terbaik yang ada di situ, mas Alit juga berkata kamu sangat ok dalam bertarung tangan kosong. Katanya kamu pernah lawan begal tiga orang ya ?"

"Iya pak, alhamdulilah saya selamat pak."

"Dengan itu, saya meminta pertolongan mas Rangga apa bersedia ?"

"Kalo takut nanti gw ajak Fransis buat nemenin."

"Gak usah bang. Saya bersedia pak." polisi itu mengeluarkan secariik kertas. "Nah kertas ini adalah lokasi dimana pelaku sering muncul di daerah sini. Tetapi yang tulisan dengan spidol merah itu, dimana pelaku sering sekali muncul di daerah situ."

"Kapan pak bisa dimulai ?"

"Malam ini sudah dimulai. Lebih cepat lebih baik."

"Baik pak, saya akan bersiap."

"Bawa senjata kecil bisa kalo taunya dia bawa temen kan." Rangga hanya mengangguk saja.


Malam telah tiba, Rangga sudah berkomunikasi dengan alat yang polisi berikan. "Bagaimana keadaan mas Rangga ?"

"Sepi pak, belum ada tanda." tak lama datang seorang pria sendirian, dengan wajah yang ssangar dan juga badan yang bertato, badannya cukup besar seperti preman pasar. "Pak, asaya liat ada orang yang badannya besar pak, kaya preman pasar, badannya tatoan pak."

"Nah itu ketuanya itu. Dia itu sering banget muncul di daerah yang kamu laig pantau. Eksekusi sekarang!"  Rangga berjalan pelan mengikuti pelaku dari belakang, ia mengeluarkan sebuah kabel dari saku jaketnya, lalu melilitkan pada korban, tetapi korban dengan usaha ia pun lolos. 

"Mau nangkep gw lu hah ?"

"Waktu lo nangis di depan warga udah tiba." 

"Tangkep gw kalo bisa anjing!" mereka berkelahi, rupanya pelaku seperti mepelajari bealdiri juga, terlihat dair posisinya bersiap dan melancarkan tendangan serta pukulan. Sebuah tendangan menuju kepala Rangga namun berhasil menghindar. "Tendangan lu kaya emak-emak emosi." Rangga dengan cepat memberikan pukulan beruntun keseluruh tubuh pelaku, walau pelaku sempat bertahan. 

Pelaku melancarkan pukulan ke perut Rangga dimana itu membuatnya terhenti sejenak. Di saat pelaku sibuk memukul Rangga berputar dengan cepat dan membantingnya dari belakang. Pelaku terkapar, ia pun terbaring lemas di jalan. "Sudah selesai pak. Korban sudah di lumpuhkan." 

Polisi datang tak lama dari itu, ia dibawa ke rumah sakit untuk perawatan dan setelah itu akan di tindak lanjuti.

Beberapa hari setelah malam itu. 

Rangga terlihat tengah melatih seorang anak remaja sendirian, lalu bang Alit datang. "Ga." 

"Kita istirahat dulu yah." ia berjalan mendekati bang Alit di depan. "Lu tau kan itu korban yang lu hajar ?"

"Tau lah bang."

"Mati dia."

"Sukur dah, emang udah ajal. Penyebabnya apa bang ?"

"Suster sama dokter bila dia suka pusing parah banget, sakit kepala sama muntah-muntah gitu. Padahal dokter udah periksa keseluruhan, ya tapi takdir berkata lain."

"Semoga aja dah mokadnya pelaku pada berenti mereka."

"Gw rasa nggak sih Ga."

"Sama bang,"

Case Of CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang