CASE OF CRIME : FILE 125

1 0 0
                                    

Seorang pria dengan jas masuk ke dalam rumah yang cukup besar, sekitar tanah seratus lima puluh, ia masuk ke dalam dan menemukan seorang pria yang hampir paruh baya tengah menyapu lantai. Ia hanya tersenyum mematung. "Pak Arhan. Masuk pak." 

Mereka kini berada di dapur menikmati teh bersama, ditemani juga ubi rebus dengan tiga warna, tak juga singkong rebus. "Drajat, kamu tau bahwa kamu adalah salah satu pembunuh bayaran favorit saya."

"Saya sudah mau berhenti pak di umur saya yang tidak muda lagi. Rasanya Tuhan sudah memerintahkan saya untuk berhenti pak, kembali ke jalan yang lurus, bekerja dengan pekerjaan yang bersih."

"Saya tak memaksa kamu untuk terus bekerja dengan saya. Tetapi mugnkin pekerjaan ini akan menjadi pekerjaan yang terakhir buat kamu." ia mengeluarkan sebuah foto. "Rafael Agustinus."

"Dia juga yang menghilangkan nyawa abang saya pak."

"Jadi ini bisa membayarkan dendam kamu. Bayaran untuk ini cukup besar, mungkin tiga kali lebih besar dari biasanya."

"Dimana pak lokasinya ?"

"Berjarak delapn belas kilometer dari tempat kantor saya. Pastikan kamu membunuh dia tanpa terlacak, bahkan senjata tak bisa di identifikasi, lakukan dengan cepat, bersih dan jangan ceroboh."

"Baik pak."

"Setelah itu kamu bebas bisa pensiun dari pekerjaan kotor ini."

"Kapan bapak akan berhenti dari kerjaan ini pak ?

"Saya terlalu takut kehilangan harta saya. Saya masih memikirkan itu."

"Kita bisa buat bisnis bersama pak, bisnis yang bersih dan pastinya tak akan membahayakan orang banyak apalagi diri kita sendiri pak."

"Katakan kapan pak Drajat akan berhenti dan kembali ke jalan lurus ?"

"Besok pak, saya akan kerjakan pekerjaan terakhir ini lalu saya akan kembali ke jalan yang benar pak, untuk kembali ke pada Tuhan dengan menjadi manusia yang sebaik mungkin."

"Jangan lupa bawa saya besok."

"Pasti pak." mereka menikmati teh hingga akhir dan juga ubi rebus yang manis.

Case Of CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang