Dua orang polisi mengantarkan seorang pria ke dalam sebuah cell. Lalu menguncinya dari luar.
"Selamat datang di tempat perenungan. Mengapa kau bisa masuk ke tempat ini bung ?"
Pria itu diam, duduk di kasur susun bagian bawah. Sang penanya juga diam. "Namaku Cody Robert."
"Max. Max Bodreaux."
"Senang bertemu dengan mu Max. Di sini kau akan merenungi apa yang kau lakukan di luar sana. Aku akan membuatmu berpikir ulang hingga menyesal." Cody duduk bersandar meluruskan kakinya.
"Di penjara ini minimal seminggu tiga orang akan mati. Maksimum bisa sampai sepuluh orang. Waktu yang bervariasi. Bila kau tak bisa berkelahi kau akan mati pada malam pertamamu."
"Aku dulu petarung Kickboxer kelas berat dan juga petinju jalanan."
"Petarung jalanan adalah seorang praktisi bela diri yang tak terkalahkan. Lalu mengapa kau berada di sini ?"
"Membunuh anak dan istriku."
"Waw aku bertemu dengan manusia idiot lagi di sini, manusia yang terlahir tanpa otak."
"Jaga lisanmu, jangan sampai kubuat hari ini adalah terakhirmu bernafas!"
"Lucu sekali. Aku sudah membunuh dua puluh lima orang yang mengaku sebagai raja di penjara ini. Mereka orang kulit hitam dan putih juga. Tetapi orang kulit hitam lebih dominan. Aku tidak rasis, ith faktanya. Aku mempunyai foto mereka. Bunuh lah aku, kau takut ? Keparat pengecut!"
Max kembali terduduk setelah berdiri menggertak.
"Dulu aku adalah seorang polisi. Aku mulai resmi bertugas pada usiaku ke dua puluh tiga. Aku bekerja selama lima belas tahun dan di taruh di daerah yang keruh. Mereka berkata agar aku menjadi profesional secara cepat."
Mereka hening hanya saling menyimak. "Suatu hari ada seseorang yang balas dendam padaku. Seseorang yang pernah kutahan, sebelum menahannya aku sempat terlibat perkelahian satu lawan satu. Aku menang. Lalu kuseret dia ke jeruji besi."
"Dulu aku sudah sering satu lawan satu, aku lebih sering satu lawan sepuluh. Aku menang dengan knock out. Mereka semua kalah."
"Di suatu hari aku pulang kerumah dengan menyaksikan istri dan anak sulubgku... Di sandra. Tiga orang dengan topeng. Mereka menembak dua kali istriku, menembak anak sulungku di dada sekali. Aku mencoba menyelamatkan mereka, tetapi Tuhan lebih sayang anak dan istriku di bandingkan aku sendiri. Kukejar mereka lalu kucacah mereka dengan dua buah pisau kukri. Aku menyimpan kepala mereka sebagai karya seni merah. Lalu polisi datang dengan melihatku memegang kedua pisau itu. Begitu lah aku bisa sampai sini. Aku sudah lima tahun di hotel berbintang ini."
"Maaf. Istriku begitu menyebalkan, begitu juga anak sulungku."
"Aku akan memulai penyesalan mu mulai dari sini, apa saja kenangan indah kalian ?"
"Makan malam bersama, membuahinya dalam keadaan birahiku sedang tak terkontrol. Membelikannya sebuah dress yang ia inginkan sudah sangat lama. Ia pun cantik bagai bidadari." kata Max tanpa ada senyuman.
"Lalu ?"
"Menyaksikan anakku menjadi juara satu turnamen seni beladiri Kyokushin."
"Manis sekali bagaikan sebuah coklat blok."
"Memberikannya ciuman termanis yang ia pernah rasakan. Tetapi itu semua pudar ketika ia mulai terus meminta kepadaku. Begitu pula anakku."
"Sepertinya aku melihat sebuah rahasia besar yang istrimu sembunyikan."
"Ia pernah mencoba meminta kepadaku sebuah dress indah tetapi lebih mahal dari miliknya yang aku belikan. Tiga kali lebih mahal."
Cody mengangguk seperti merasa ada rahasia besar yang istrinya sembunyikan.
"Aku seperti merasakan bahwa istrimu menyembunyikan rahasia besar."
"Tutup mulutmu bedebah kau tak tahu bagaimana menyebalkannya ia!" kata Max hingga berdiri menunjuk.
"Memangnya aku tak boleh berpendapat ? Kau siapa hah memangnya ?" kata Cody menarik baju Max.
Mereka kembali terduduk semula. "Setelah itu ia meminta kepadaku sebuah cincin, kalung, liontin, dan juga gelang emas dengan karat tinggi."
"Aku dengan logis berkata bahwa aku tak mampu membelikannya. Namun ia tetap meminta."
Cody turun dari kasurnya lalu duduk di kursi dengan meja di depannya. Posisi ia duduk berbalik.
"Kau tahukah bila wanita meminta ia artinya ingin dimanja, ya begitulah wanita ingin di mengerti dan di manja."
"Kau bisa berkata semudah itu tanpa mengetahui betapa buruknya ekonomiku di saat itu dan istriku juga seperti tak peduli padaku!"
"Aku berkata sesuai dengan fakta bodoh! Memang wanita ingin diperlakukan demikian!" mereka berdua saling mengadu teriakan.
"Aku harus memanjakan hingga aku tak memiliki apapun ? Apa kau bodoh ?!"
"Mengapa kau tak penuhi saja ia perlahan ia juga akan merasa senang!"
"Ia memintaku untuk memenuhinya secara langsung bagaimana aku bisa ? Begitu juga anakku!"
"Mengapa kau tak penuhi saja mereka secara perlahan ?!"
"Kau tak mengertiku bedebah! Kau bukan lah siapa-siapaku. Kau hanyalah seorang tahanan sama denganku!"
"Jadi karena itu kau membunuh mereka ?"
"Ya aku membunuh mereka karena alasan itu."
"Dengan itu kau mendapatkan dirimu adalah seorang pembunuh keji, dan yang melakukannya adalah tanganmu. Tanganmu adalah tangan pembunuh keji! Sama saja seperti aku!"
"Ya ya aku pembunuh keji dan menang itu lah aku. Aku terlahir sebagai pembunuh keji!"
"Membunuh wanita adalah sebuah pengkhianatan terbesar yang pernah pria lakukan. Kau telah menyakitinya ketika ia berjuang melahirkan anakmu. Lalu kau mengkhianatinya hingga ia hilang!"
Mereka saling berteriak dalam keadaan berdiri. Setiap mereka tak ingin mengalah. Mereka sal8ng mengadu suara.
"Duduk kau bedebah!" kata Cody mendorong kasar. "Apa hal yang membuatmu sangat marah kepada istrimu ?"
"Ia memintaku untuk membelikannya dress yang sangat indah."
"Kuyakin ia menyimpan rahasia besar, kuingin kau gali memorimu sedalam samudera!"
Mereka terdiam. Max menggali samudera di dalam pikirannya. Tiba-tiba ia mulai terdiam lebih intens lagi. Lalu mulai sadar. Hingga ia tertegun sampai matanya berkaca-kaca.
Lalu ia menangis tersedu-sedu. Cody hanya menontonnya biasa saja. "Apa rahasia isitrimu ?"
"Ia tengah hamil anak keduaku." ia terus menangis intens tak berhenti.
"Sudah kubilang kau akan menyesal.
"Membunuh wanita adalah sebuah pengkhianatan terbesar yang pernah pria lakukan."
-----ME-----

KAMU SEDANG MEMBACA
Case Of Crime
Mystery / ThrillerSUDAH DITERBITKAN. Silahkan PO dengan langsung chat. Buku berisi 151 kasus dengan tebal 432 halaman ada kasus dan juga jawaban. Pre order selama tiga hari. Hi, back with me again, Forgionne 247. Do u miss with my riddle ? I'm back again with my rid...