CASE OF CRIME : FILE 79

3 0 0
                                    

Aku tengah berlibur ke rumah orangtuaku, disana aku melihat adikku yang masih kecil ia akan berangkat sekolah bersama ayahku, setelah ia selesai ia segera berjalan menuju mobil ayah. "Dan, apa yang akan kau lakukan di rumah pada pagi ini ?"

"Aku akan pergi ke bank bu, kartuku terblokir secara tiba-tiba. Dimana antrian pada banka kan sangat panjang sekali, jadi aku harus pergi lebih awal, agar lebih cepat pulang."

"Oh ok, ibu akan pergi ke salon, mungkin tiga atau empat jam dari sekarang ibu akan kembali."

"Baik bu." aku kembali memeriksa kartu ini,  mengapa bisa terblokir begitu saja, seharusnya tak bisa terblokir tanpa ada hal yang jelas. "Bu aku akan pergi sekarang, karena aku sangat butuh sekali kartuku." 

"Baiklah." udara sangat segar, aku memutuskan untuk berjalan kaki dengan sedikit cepat agar bisa mendapatkan antrian pendek, walau jarak dari bank ke rumah orangtuaku cukup jauh. Tetapi tidak masalah, demi kesehatan dan umur panjang. 

Sesampai di bank aku mendapatkan nomor antrian sembilan, cukup lama juga untuk menunggu nomor ini. Sambil menunggu nomorku dipanggil aku mengambil sebuah koran, tetapi sepertinya tidak ada berita yang menarik, lagi juga aku tidak suka membaca koran, dan memang tidak pernah suka, mungkin membaca koran bila ada berita yang menarik saja. Aku mengambil sebuah buku teka-teki silang. Dimana ini adalah permainan paling asik sepanjang masa. 

Sebelum aku mulai mengisi permainan ini aku kembali melihat kartuku, apa mungkin karena kartu ini menjadi sangat tipis ? Karena aku pernah menggunakannya beberapa kali hingga ia menjadi tipis.

Di tengah senyapnya bank yang hanya ada sedikit suara di dalam ruangan, datang dua orang perampok dengan senjata pada mereka berdua, sebuah pistol dan shotgun. Aku segera menurutui perintahnya, aku berlutut dengan tanganku di atas kepala. 

"Kau, pria dengan baju biru dongker flanel putih hitam." sial mengapa ia menunjukku, aku berjalan mendekatinya. "Serahkan apa yang ada di dompetku." 

"Ok, akan kuberikan kau kartu, memiliki isi sekitar tujuh puluh ribu Dollar."

"Berikan itu cepat!" tidak akan semudah itu. Karena kartuku akan menjadi senjata untukku. Kusayat leher perampok itu dengan kartu itu, lalu kurebut pistol yang ia pegang dna kutembak kaki temannya. "Sekarang keadaan berbalik serahkan dirimu kepada pihak berjwajib." 

Kartu yang sangat berguna.


Case Of CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang