Case Of Crime

CASE OF CRIME: FILE 11

Aku berjalan di pinggir jalan yang banyak terdapat banyak restoran, kini aku tengah berada di Belanda, dekat sekali dnegan perbatasan Norwegia, kuberjalan menuju suatu meja yang di duduki pria paruh baya.

"Dari mana kau mengetahui file rahasia itu ?" kataku setelah duduk.

"Aku peretas."

"Kau tak mungkin melakukan itu sendirian. Siapa yang membantumu dalam melancarkan aksi itu ?"

"Aku mempunyai tim." 

"Siapa mereka ?"

"Itu rahasia."

"Kau harus memberitahuku siapa mereka, CIA memiliki pembunuh bayaran berjalan untuk membunuhmu kapan pun dan di manapun."

"Apa kau orang munafik yang mengabdi pada negara ? Atau kau orang jujur yang mengabdi pada negaramu sendiri ?"

"Aku orang jujur yang mengabdi pada negara."

"Dengan begitu biarkan timku melakukan aksinya."

"Aku harus mengetahui itu agar kau dan tim kerjamu aman."

"Tidak."

"Siapa mereka ?"

"Rahasia."

"Siapa mereka ?"

"Rahasia tetaplah rahasia bung."

"Bagaimana kau bisa meretas CIA sedangkan CIA dan FBI mencoba untuk membekukan komputer pentagon."

"Rahasia tetap lah rahasia. Kembali lah ke negaramu, dan kembalilah kepada pelukan istrimu, biarkan timku beraksi tanpa batas."

"Aku di sini menawarkan sbeuah perlindungan mutlak, aku mempunyai tim yang bekerja secara underground, kemampuan bisa menyaingi para FBI dan juga CIA."

"Tidak." lalu seorang pria menjatuhkan sebuah botol beer kosong namun tak pecah.

"Marcus. Demi Tuhan aku akan melindungimu secara utuh."

"Kembalilah keranjang nyamanmu Dev. Perlidunganmu tak akan membuatku aman. Aku mempunyai tangan Tuhan untuk melindungi diriku." 

"Sekarang mungkin mereka tengah---" mataku berair, tak biasanya mataku berair seperti ini. "Munkin mereka tengah merencanakan pembunuhanmu." sial dadaku terasa sesak. Perutku juga mual.

"Temui aku di hotelku jika kau memiliki waktu." kataku sambil bangkit meninggalkan Marcus. 

"Tidak aku sibuk. Terima kasih."

Selang beberapa lama, ia bangkit dari mejanya dan berjalan secara lemah. Ia mencoba untuk tetap berjalan, hingga pada saatnya ia terjatuh di tengah keramaian.