- 4 -

1K 45 0
                                    

"Kebanyakan orang tua tidak tahu cara yang dilakukannya salah atau benar, yang terpenting baginya adalah tujuannya yang benar. "

- Ezal Zulchair -

---

"Dari mana saja kamu?!"

Tanya Anwar saat baru saja melihat Ezal memasuki rumah tanpa mengucap salam terlebih dahulu. Dia terlihat bingung dengan Ezal yang memakai seragam Ar-raudha, ditambah lagi dua setel seragam ditangan kiri Ezal, yang entah seragam dari sekolah mana.

"Ooh abi? Assalamu'alaikum."

Disana Ezal terkejut karena Dia kira abinya sedang mengajar dijam-jam masih sekolah, karena pada saat itu jam masih menunjukkan pkul setengah 9. Tidak hanya ada Anwar disana, ada juga Alma yang kini sedang duduk di sofa berdampingan dengan Anwar.

"Waalaikum salam, abis kemana kamu?"

Anwar bertanya sekali lagi kepada Ezal, karena belum ada jawaban dari anak itu.

"Oohh, ini mmm... Ezal daftar sekolah di SMAN Cakrawala."

Jawab Ezal dengan suara yang sedikit bergetar. Entah kenapa nyalinya seketika menciut ketika dihadapan abinya. Padahal baru saja tadi pagi Dia penuh percaya diri daftar sekolah di Negri tanpa sepengetauhan abinya.

"Apa?!! Kamu daftar di sekolah itu tanpa ngasih tahu apa-apa ke abi?!! Maksud kamu apa Zal?!!"

Anwar seketika naik pitam setelah mendengar jawaban dari anaknya. Dia benar-benar tidak paham lagi dengan sikap anaknya yang selalu saja membuatnya marah.

"Abii, sabar..."

Ucap Alma seraya mengelus lembut lengan suaminya, berniat untuk menenangkan. Disisi lain, Alma sebenarnya juga menahan emosinya untuk tidak meledak seketika. Dia juga terkejut dengan anaknya yang daftar sekolah tanpa bilang ke orang tuanya terlebih dahulu.

"Sudahlah lupakan itu, sekarang abi minta kamu untuk mengisi formulir ini, dan segera cabut pendaftaran mu di sekolah itu."

Ucap Anwar seraya menyodorkan dua lembar kertas formulir ke Ezal. Disana Ezal yang penasaran dan bertanya-tanya formulir apa itu, Dia pun segera menghampiri abinya dan menerima kertas formulir itu.

Mata Ezal seketika membulat setelah membaca judul formulir di kertas yang kini ada digenggamannya. Disana tertera 'FORMULIR PENDAFTARAN SEKOLAH SMA INTERNASIONAL IMAM HATIP ANATOLIA FATIH SULTAN MEHMET TURKI' . Ia beralih memandang wajah abinya dengan perasaan campur aduk, antara marah, kesal dan kaget.

Sementara disana, Alma yang mengerti perubahan ekspresi anaknya pun langsung bangkit dari duduknya berjalan menghampiri Ezal.

"Abi secara tidak sadar juga melakukan hal sama kayak Ezal. "

Ucap Ezal, pandangannya lurus menatap mata abinya. Disana Anwar diam belum mengerti maksud perkataan Ezal.

"Abi mendaftarkan Ezal ke Turki tanpa ngomong apa-apa dulu ke Ezal."

Lanjut Ezal yang seketika membuat Anwar langsung berdiri dari duduknya.

"EZAL!!!"

"Ezal, sekolah itu lebih baik dari sekolah yang kamu pilih."

Sementara disana, Alma masih mencoba berbicara baik-baik dengan Ezal. Dan berharap anaknya mengerti maksud baik dari orang tuanya untuk mendaftarkannya ke sekolah Turki.

"Tapi mi, Ezal udah daftar di SMAN Cakrawala, malah udah bayar spp."

"Abi udah bilang tadi, cabut pendaftaran itu."

Tanya Anwar yang sekarang sudah berada tepat didepan anaknya.

"Maaf bi, Ezal nggak bisa sekolah di Turki."

EZAL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang