"Abi nyuruh gue sekolah di Turki."
"TURKI???"
Ucap Ben, Chandra dan Alwin secara bersmaan. Ketiga wajah temannya itu sama-sama menampilkan wajah terkejut yang luar biasa. Sementara disana Ezal sedikit tersentak dengan respon ketiga temannya yang menurutnya terlalu berlebihan.
"Fiks sii lo mau dibuang sama abi lo."
Cetus Chandra yang langsung membuat mereka bertiga menoleh bersamaan ke Chandra. Disana terlihat Ben yang berusaha menahan tawa saat mendengar ucapan frontal dari Chandra.
"Anjir nih anak."
Ucap Alwin merasa terlalu speechless dengan ucapan teman satunya itu. Sementara Ezal hanya bisa terdiam tidak merespon sepatah kata pun. Mungkin ucapan temannya itu ada benarnya juga.
"Lahh apalagi coba kalau nggak dibuang? Dia dikeluarkan dari sekolahannya sendiri, trus gaboleh sekolah di negri, ehh malah mau dikirim ke Turki."
"Yaa bahasanya nggak dibuang juga kali Chan."
Sahut Alwin kemudian kembali menyeruput minuman di depannya.
"Hmm gini Zal, alasan abi lo nggak ngebolehin sekolah di Cakrawala kenapa?"
Tanya Ben dengan kembali memasang wajah serius menatap wajah Ezal.
"Yaa lo tahu sendiri kan SMAN Cakrawala kek gimana, muridnya sering tawuran, akreditasinya B kan? Trus belum lagi reputasi dikalangan masyarakat sini juga jelek."
Mendengar jawaban Ezal yang sangatlah jujur itu membuat ketiga temannya menelan ludah.
"Oke oke udah cukup, jelek banget sekolah gue."
Ucap Ben seraya menggaruk lehernya yang tidak gatal. Sepertinya dirinya telah salah memberikan pertanyaan ke Ezal. Jatuhnya dirinya merasa jelek dimata Ezal karena bersekolah di SMA Negri Cakrawala.
"Trus nasib lo gimana sekarang?"
Tanya Alwin penasaran bagaimana jawaban Ezal mengenai suruhan abinya untuk sekolah di Turki.
"Nasib gue? Yaa gue tetep sekolah di Cakrawala lahh. Orang formulir pendaftaran gue robek depan mereka."
Lagi dan lagi ucapan Ezal yang terlalu jujur kembali membuat wajah ketiga temannya menganga terheran luar biasa.
"Anjir buset."
"Wahh gilak nih anak."
"Njir."
Begitulah kata-kata yang hanya keluar dari mulut mereka bertiga. Sementara Ezal hanya memasang wajah normal seperti tidak melakukan kesalahan apapun dalam kehidupannya.
---
"Eehh gimana Lid, udah dapet info apa belum dari anak kamar anti?"
Tanya Lista setelah dia, Lidya dan juga Dini turun dari masjid selepas sholat isya berjamaah.
Disini mereka bertiga masih mencari info tentang Ezal akan daftar sekolah dimana. Karena dari pengunguman Ezal dikeluarkan dari sekolah dan pondok sampai sekarang belum ada desas-desus info yang bertebaran di lingkungan santri putri. Padahal sesuatu hal apapun yang menyangkut anak Yai Anwar pasti akan selalu trending topik di kalangan santri putri. Mengingat Ezal adalah satu dari sekian banyaknya santri putra yang memiliki pengagum rahasia terbanyak di pondok Ar-raudha.
"Belum nih, mereka malah nanya ke ana."
"Keknya emang belum ada yang tau deh Lis."
Sahut Dini yang kini berjalan di samping Lista, yang memang posisinya Lista di apit antara dua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAL [TAMAT]
Teen FictionKetika anak pondok, apalagi anak dari pemilik pondok yang biasanya memiliki karakter alim dan mengerti agama, hal tersebut sangat berbeda jauh dengan Ezal. Karena didikan sang ayah yang terlalu keras dan ketat membuat Ezal menjadi anak yang keras k...