"WOE LIDYA!!! DICARIIN ALWIN!!!"
Teriak Chandra seraya mengalungkan lengannya di leher Alwin, menunjukkan ke cewe itu bahwa Alwin itu yang mana. Sementara Alwin hanya senyum-senyum tidak ada tindakan untuk memberontak dengan tindakan Chandra.
Disana terlihat ketiga cewe itu seketika menoleh secara bersamaan setelah mendengar teriakan keras dari Chandra. Tetapi selang dua detik, Lidya langsung membuang mukanya kembali, setelah tahu wujud seorang lelaki dengan nama Alwin.
"Cakep anjrit!!!"
Celetuk Lista seraya memalingkan wajahnya ke Lidya.
"Kek orang China yaa nggak sii?"
Tanya Dini menafsirkan wajah Alwin.
"Kata Varel juga gitu."
Sahut Lista, sementara Lidya hanya diam sibuk dengan pikirannya sendiri. Entah kenapa wajahnya tiba-tiba terasa memanas saat dua bola matanya bertemu dengan kedua mata lelaki bernama Alwin tadi.
"Langsung nge flay tuh anak lihat senyuman Alwin."
Ledek Ben karena tadi dia salah fokus dengan Alwin yang sengaja menebar pesona kepada Lidya, si cewe incarannya.
"Lahh trus mana Zal cewe lo? Belum lewat juga."
Tanya Chandra, setelah rasa penasarannya kepada Lidya terbayarkan kini dia kembali penasaran dengan bagaimana wujud dari cewe yang sampai bisa menarik perhatian temannya itu.
Saat Ezal menoleh ke arah belokan datangnya santri putri, saat itu juga cewe yang sedari tadi dia tunggu kehadirannya muncul juga. Senyumannya pun seketika terbit dengan sendirinya.
"Tuh dia."
Ucap Ezal seraya menunjuk cewe yang dia maksud dengan dagunya. Sementara ketiga temannya tidak mengerti cewe yang ditunjuk Ezal itu yang mana.
"Ebuset Hanaaa!!! Rezeki anak pondok emang nggak kemana, kemarin ketemu, sekarang juga."
Mia teriak tertahan dengan tangan yang meremas lengan Hana.
"Iya eh, kenapa jadi sering kesini yaa??"
Tanya Hana sedikit merasa heran. Sementara di sana, tepat di samping Hana, Syila dengan wajah memanas memeluk buku yang kini dia pegang dengan kedua tangannya. Dia menekuk pandangannya dalam-dalam karena dia merasa sepasang mata itu kini pasti tengah melihatnya. Tetapi dia bersyukur karena badannya yang kecil sedikit tertutupi dengan badan Hana yang agak lebih berisi.
"Yang mana Zal? Yang kecil itu??"
Tanya Chandra dengan menyipitkan pandangannya supaya bisa melihat dengan jelas wajah asli cewe yang Bernama Syila itu. Dikarenakan pencahayaan yang kurang membuat teman-temannya tidak bisa melihat wajah Syila dengan jelas, ditambah anak itu terlihat menyempil dan tertutupi dengan kedua temannya yang lain.
Disana Ezal hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Chandra. Dengan pandangan yang tidak lepas dari Syila. Meskipun tidak terlihat dengan jelas, tetapi dia sangat paham bahwa anak itu sengaja seperti itu agar tidak bisa terlihat olehnya.
"Lucu."
---
"Anti kenapa Syil??"
Tanya Mia merasa khwatir karena melihat Syila yang tiba-tiba mengeluarkan banyak keringat di dahinya, padahal suhu malam lumayan dingin.
"Ohh nggak papa."
Jawab Syila dengan menggelengkan kepalanya, sementara tangannya sibuk menyeka keringat.
"Beneran??"
"Iya kok, hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAL [TAMAT]
Teen FictionKetika anak pondok, apalagi anak dari pemilik pondok yang biasanya memiliki karakter alim dan mengerti agama, hal tersebut sangat berbeda jauh dengan Ezal. Karena didikan sang ayah yang terlalu keras dan ketat membuat Ezal menjadi anak yang keras k...